Obituari Benny Dollo: Galak, Tegas, tetapi Cerdas

Benny Dollo dinilai sebagai pelatih legendaris Indonesia

Jakarta, IDN Times - Jarang sekali kita melihat sosok Benny Dollo tersenyum. Setiap kali memimpin tim dari bangku cadangan, selalu muka serius yang dia tampakkan. Namun, muka serius ini sudah tak akan bisa kita lihat lagi.

Pada Rabu (1/2/2023) malam, Benny dikabarkan meninggal dunia. Dia pulang keharibaan Sang Maha Kuasa setelah lama melawan penyakit komplikasi berupa pendarahan pada lambung serta penurunan fungsi ginjal dan hati.

Kenangan akan sosok almarhum selalu tentang ketegasannya. Memulai karier kepelatihan sejak 1983, Benny sudah makan asam garam sepak bola Indonesia.

1. Banyak klub yang dilatih Benny Dollo

Obituari Benny Dollo: Galak, Tegas, tetapi CerdasFirman Utina saat membela Arema musim 2005-2006. Instagram/

Pada 1983, Benny memulai karier kepelatihannya dengan menangani klub UMS 80. Dari UMS 80 inilah, dia menebarkan bakatnya sebagai pelatih kenamaan, kendati gagal membawa klub tersebut juara Galatama.

Dari situ, peluangnya melatih tim-tim yang lebih besar terbuka. Dua kali membawa Pelita Jaya menjadi runner-up Galatama, dia berkesempatan melatih Persita usai kompetisi Indonesia melebur menjadi Liga Indonesia pada 1994.

Selepas itu, karier kepelatihan Benny terus berlanjut. Persma Manado, Arema Malang, Persija Jakarta, Mitra Kukar, Sriwijaya FC, hingga Persitara Jakarta Utara sempat merasakan tangan dingin dari pria kelahiran Manado tersebut.

Benny juga berkesempatan melatih Timnas Indonesia dalam dua kesempatan, yakni pada 2000-2001 dan 2008-2010. Dia memang sempat membawa Timnas juara Piala Kemerdekaan, tetapi itu terjadi setelah Libya memutuskan Walk Out (WO).

Baca Juga: Kabar Duka, Pelatih Legendaris Benny Dollo Meninggal Dunia

2. Kecerdasan taktik dan lihai memotivasi di balik ketegasan

Obituari Benny Dollo: Galak, Tegas, tetapi CerdasPelatih legendaris Indonesia, Benny Dollo. (IDN Times/Herka Yanis).

Saat jadi pelatih Timnas pada 2010, Benny pernah mengeluarkan anekdot mengenai performa Bambang Pamungkas. Anekdot ini bernada sindiran, sekaligus mencerminkan kecerdasan taktik dari Benny.

Selepas laga Kualifikasi Piala Asia 2011 lawan Oman, Benny sempat berujar bahwa dia ingin Indonesia main dengan skema serangan balik. Namun, minimnya koordinasi membuat Bepe, sapaan akrab Bambang, seperti terisolasi.

Alhasil, Benny mengibaratkan Bepe seperti layangan putus. Dia menyindir para pemainnya yang tak mampu tampil secara tim, sehingga membuat Bepe kesulitan mencetak gol.

"Dengan sembilan pemain yang menjaga area gawang, otomatis Bambang sendirian di garis depan, sehingga waktu kami dapat bola, Bambang tidak dapat support yang bagus dari pemain tengah,” ujar Benny kala itu.

Anekdot ini jadi cermin kecerdasan taktik dari Benny. Dia paham, melawan Oman yang superior, cara main macam ini bisa membuat Indonesia menyengat balik. Sayang, itu urung terjadi.

Selain itu, Benny juga adalah sosok yang pandai memotivasi tim. Legenda Timnas Indonesia, Firman Utina, mengenang kata-kata Benny ketika laga final Copa Indonesia antara Persija lawan Arema, yang berkesudahan dengan kemenangan Arema.

"Om Benny bilang ke pemain, silakan kalian lihat di tribune. Pasti istri atau keluarga kalian tidak akan terlihat karena tenggelam oleh puluhan ribu penonton. Tapi, mereka tentu berdoa dan berharap kita menang. Buat mereka bangga dan bahagia," ujar Firman menengan Benny Dollo.

Para pemain Arema pun tampil menggila di laga itu. Firman mencetak hat-trick, yang salah satunya dicetak lewat aksi solo run yang sempat disamakan dengan gol solo run Ryan Giggs untuk Manchester United.

3. Deretan prestasi yang menjadi kenangan

Sepanjang karier kepelatihannya, Benny banyak mengantarkan klub pada prestasi. Pada musim 1989/89, 1990, dan 1993/94, dia membawa Pelita Jaya menjuarai Galatama. Dia juga membawa Persita menjadi runner-up Liga Indonesia pada 2002.

Berlanjut bersama Arema, dia membawa klub asal Malang itu menjuarai Divisi Satu Liga Indonesia pada 2004. Berlanjut pada 2005 dan 2006, Benny membawa 'Singo Edan' menjuarai gelaran Copa Indonesia selama dua tahun berturut-turut.

Kini, deretan prestasi itu tinggal menjadi kenangan. Benny Dollo sudah pulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa, usai berjuang melawan penyakit yang dia derita. Selamat jalan, Om Benny. Ketegasanmu akan kami rindukan.

Baca Juga: Benny Dollo Meninggal Dunia, Persebaya Ikut Berduka

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya