Operasi Senyap Duo Manchester di Premier League 

Tahu-tahu, City dan United sudah mejeng di papan atas

Jakarta, IDN Times - Sekitar November 2020 lalu, tak akan ada yang menyangka Manchester City dan Manchester United bisa menggebrak di ajang Premier League 2020/21. Saat itu, keduanya masih berkutat di papan tengah klasemen sementara.

Belum lagi, duo Manchester ini sempat dihinggapi penyakit inkonsistensi. Hari ini menang, besoknya mereka acap kali kalah atau imbang. Mereka belum bisa se-konsisten tim-tim macam Tottenham Hotspur dan Chelsea kala itu.

Namun, dunia memang terus berputar. Tanpa disadari, dalam senyap duo Manchester melancarkan operasi. Tahu-tahu, keduanya sudah bertengger di papan atas klasemen Premier League. United di posisi pertama dengan raihan 40 poin, City di posisi kedua dengan torehan 38 poin.

Sebenarnya, operasi senyap macam apa yang mereka lancarkan, sampai-sampai mampu mengangkangi Liverpool untuk sementara ini?

1. Kebangkitan para pemain kunci

Operasi Senyap Duo Manchester di Premier League Twitter.com/Squawka

Bangkitnya United dan City ini, salah satunya karena mulai ciamiknya performa para pemain kunci dalam beberapa laga terakhir. Di kubu City, kebangkitan John Stones dan Ilkay Gundogan membuat permainan mereka lebih bertenaga.

Kehadiran Stones di lini belakang membuat distribusi bola The Citizens jadi lebih mengalir. Dalam laga lawan Aston Villa saja, Stones mampu mengalirkan bola sebanyak 67 kali, dengan persentase kesuksesan 92,5 persen. Apiknya Stones ini membuat tugas Rodri sebagai distributor di lini tengah City terbantu.

Selain Stones, Gundogan juga jadi pemain yang patut disorot. Permainannya yang apik saat berperan sebagai box-to-box membuat lini tengah City lebih bertenaga. Ia juga tidak segan menerobos kotak penalti lawan, sehingga dalam laga lawan Villa dan Crystal Palace mampu mencetak gol.

Sedangkan dari sisi United, pemain yang kini tengah menonjol penampilannya adalah Paul Pogba. Sempat angin-anginan, perlahan pemain asal Prancis mulai menunjukkan diri jadi sosok penting di lini tengah United.

Pergerakannya yang dinamis di lini tengah, berpadu dengan pergerakan Fred, menciptakan ruang kreasi bagi Bruno Fernandes di area sepertiga akhir lawan. Tidak hanya itu, Pogba juga sudah mulai berani lagi melepas tembakan dari luar kotak penalti. Salah satunya sukses berbuah gol saat United menang atas Fulham.

Kebangkitan para pemain kunci inilah yang pada akhirnya mendorong juga kebangkitan United dan City di Premier League.

2. Strategi Pep Guardiola dan Ole Gunnar Solskjaer yang mumpuni

Operasi Senyap Duo Manchester di Premier League twitter/Manutd

Perlu diakui, racikan Pep Guardiola selaku manajer City dan Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih United berperan penting juga dalam operasi senyap kebangkitan duo Manchester ini. Berkat tangan dingin mereka, United dan City mampu tampil solid.

Penyesuaian yang kerap mereka lakukan dengan lawan, terutama saat menghadapi sesama tim besar Premier League, kerap membuahkan hasil. Contohnya, saat City menghadapi Chelsea, Guardiola menerapkan strategi counter pressing yang akhirnya menyulitkan para pemain Chelsea.

Sedangkan menghadapi tim-tim yang notabene lebih kecil, macam Palace dan Brighton and Hove Albion, mereka menerapkan pressing ketat. Penyesuaian inilah yang membawa City pada hasil-hasil ciamik.

Begitu juga United. Solskjaer sekarang mulai paham bagaimana cara memanfaatkan kemampuan para pemain. Moncernya penampilan Pogba, perlu diakui, juga merupakan buah dari kecerdikan Solskjaer dalam menempatkan gelandang asal Prancis tersebut.

Tidak cuma itu, Solskjaer juga mampu membenahi organisasi pertahanan United yang kerap kecolongan. Pemanfaatan Scott McTominay di posisi gelandang bertahan membantu kinerja Harry Maguire, Eric Bailly/Victor Lindeloef di jantung pertahanan.

Baca Juga: Manchester United Gemilang, Apa yang Bikin Mereka Seperti Itu? 

3. United dan City mengobati inkonsistensi

Operasi Senyap Duo Manchester di Premier League Manchester City. (Twitter.com/EFL)

Perubahan yang dilakukan ini pun mengobati penyakit inkonsistensi yang sempat diderita City dan United. Kekalahan mulai jadi sesuatu yang tidak pernah lagi mereka dapatkan. Kemenangan dan hasil imbang sesekali, adalah capaian yang mulai lazim mereka raih.

Tercatat, sejak kalah dari Arsenal pada 1 November 2020, United tidak pernah lagi mengenyam kekalahan di Premier League. Rinciannya, dari 13 laga, United menang 10 kali dan imbang tiga kali. Mereka mengemas 33 poin dari 13 laga itu.

Sedangkan City, selepas tumbang di tangan Tottenham Hotspur pada akhir November 2020, tidak pernah lagi tersentuh kekalahan. Dari 10 laga, City mampu meraih delapan kemenangan dan dua hasil imbang. Mereka sukses mendulang 26 poin dari 10 laga.

4. Rintangan ke depan buat City dan United

Operasi Senyap Duo Manchester di Premier League squawka.com

Terlepas dari konsistensi yang mulai bisa dijaga, bukan berarti tak ada lagi rintangan yang bakal menghalangi United dan City ke depan. Khusus buat City, mereka bakal kehilangan raja assist Kevin De Bruyne akibat cedera hamstring, maksimal enam minggu ke depan.

Akibat cedera ini, De Bruyne diprediksi bakal melewatkan laga-laga besar City ke depannya, seperti menghadapi Liverpool di Premier League serta leg pertama 16 besar Liga Champions lawan Borussia Moenchengladbach. Situasi ini perlu dipikirkan masak-masak oleh Guardiola.

Sedangkan United, lawan-lawan berat sudah menanti mereka dalam pekan-pekan Premier League selanjutnya. Ada Arsenal yang tengah bangkit, plus Southampton dan Everton yang tentunya bisa saja merepotkan. Tiga laga ini berlangsung secara beruntun dalam tiga pekan.

Sebagai tim besar, ujian-ujian ini jadi sebuah tantangan tersendiri bagi Manchester United dan Manchester City. Apakah duo Manchester kembali menguasai sepak bola Inggrislaiknya yang terjadi pada musim 2010/11? Kita tunggu memori indah keduanya bisa meraih trofi Premier League dan Piala FA secara bersamaan.

Baca Juga: 5 Transfer Terburuk Manchester City Era Guardiola, Ada John Stones

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya