Presiden AFC: Saya Terkejut dengan Tragedi Kanjuruhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, mengaku terkejut dengan adanya tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam.
"Saya sangat terkejut dan sedih mendengar berita tragis seperti itu datang dari Indonesia yang mencintai sepak bola. Atas nama AFC dan sepak bola Asia, saya menyampaikan belasungkawa," ujar Salman dalam keterangan resmi AFC.
Baca Juga: Kerusuhan Kanjuruhan, Panpel Sampaikan Maaf
1. AFC sampaikan dukungan untuk PSSI dan klub Indonesia
Lebih lanjut, Salman mengungkapkan bahwa AFC memberikan dukungan kepada keluarga dan rekan-rekan dari para korban di Kanjuruhan. AFC juga siap memberikan dukungan kepada PSSI dan klub-klub Indonesia.
"Kami terus mendoakan pemulihan yang cepat bagi korban, keluarga korban, dan teman-teman para korban. Kami juga ingin mengucapkan dukungan bagi PSSI dan klub-klub di Indonesia atas situasi ini," ujar Salman.
Baca Juga: Daftar Rumah Sakit yang Tampung Korban Tragedi Kanjuruhan
2. Dukungan juga diberikan FAM
Editor’s picks
Selain AFC, FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia) juga turut memberikan belasungkawa kepada keluarga korban yang tewas dalam tragedi di Kanjuruhan. Tindakan dari FAM ini pun menuai pujian dari warganet Indonesia.
"FAM menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang tewas dalam tragedi kerusuhan penonton usai pertandingan Liga 1 2022/23 antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang," tulis FAM dalam akun Instagram resmi mereka.
Baca Juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, KPAI: Sepak Bola Harus Ramah Anak
3. Ada regulasi FIFA yang dilanggar di Kanjuruhan
Tragedi yang terjadi di Kanjuruhan diketahui melanggar salah satu aturan FIFA. Dalam pasal 19 ayat b FIFA Stadium Safety and Security Regulations, dijabarkan penggunaan gas air mata dan senjata api untuk pengendalian massa merupakan sesuatu yang dilarang.
Berdasarkan keterangan resmi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Indonesia, disebutkan adanya dugaan penggunaan kekuatan berlebihan melalui penggunaan gas air mata yang membuat para penonton berdesak-desakan keluar stadion.
"Gas air mata yang tidak sesuai dengan prosedur pengendalian massa mengakibatkan suporter di tribun Kanjuruhan berdesak-desakan mencari pintu keluar, sesak napas, pingsan dan saling bertabrakan," tulis keterangan resmi YLBH.
Baca Juga: Arema FC Terancam Sanksi Terusir dari Kanjuruhan Imbas Ricuh