Roberto Mancini, Juru Selamat Italia dari Kiamat

Berkat Mancini, Italia berjaya lagi

Jakarta, IDN Times - Italia pernah berada dalam masa yang gelap. Itu terjadi pada 2017 silam. Saat itu, mereka kesulitan bersaing dengan tim-tim lain, sampai gagal masuk ke putaran final Piala Dunia 2018. Namun, semua berubah setelah Roberto Mancini datang.

Apocalypse atau kiamat jadi kata yang digunakan oleh harian La Gazzetta dello Sport setelah Italia dipastikan gagal tampil di Piala Dunia 2018. Kendati memiliki pemain-pemain bertalenta, semua seakan suram bagi Italia kala itu. Mereka tampil tanpa filosofi yang jelas.

FIGC selaku Federasi Sepak Bola Italia tidak tinggal diam melihat situasi ini. Mancini, yang kebetulan sedang berada di Zenit St Petersburg saat itu, dipanggil untuk menukangi Tim Nasional. Sebuah panggilan negara yang jadi awal dari kebangkitan Italia di kancah sepak bola dunia, pasca Gian Piero Ventura gagal total.

1. Mancini bangun ulang Italia yang kacau balau

Roberto Mancini, Juru Selamat Italia dari KiamatRoberto Mancini (Instagram.com/mrmancini10)

Mancini datang ketika Italia tengah kacau balau. Ventura dan Luigi Di Biagio, selaku pendahulu Mancini, meninggalkan warisan skuad yang bisa dibilang amburadul. Belum lagi mental yang terkikis karena kegagalan melaju ke Piala Dunia 2018.

Namun, Mancini bergeming. Dengan imajinasi sekaligus kegigihannya, dia merombak Gli Azzurri. Dia mulai mencari pemain-pemain yang cocok dengan skema yang coba dia terapkan. Dia tidak terpaku pada pemain-pemain dari Milan, Turin, atau Roma saja.

Mancini memperluas pandangannya. Ketika Mancini menduduki kursi Timnas, Serie A tengah dalam kondisi bergelora. Beberapa pemain yang main di klub medioker banyak mencuri perhatian. Taktik yang diterapkan di Serie A juga kian beragam, salah satunya perkara pressing.

Dibantu dengan kondisi ini, Mancini pun mengumpulkan dan mencoba para pemain yang dia panggil ke Timnas. Sempat menderita lima laga tanpa kemenangan di awal masa kepelatihannya, perlahan mulai tercipta sebuah koneksi menjanjikan buat Italia berjaya.

Baca Juga: Gianluigi Donnarumma, Malaikat Penjaga Italia

2. Mancini membuat Italia jadi lebih atraktif

Roberto Mancini, Juru Selamat Italia dari KiamatItalia vs Swiss. (twitter.com/azzurri)

Di bawah Mancini, Italia tampil lebih atraktif. Mereka tidak lagi dikenal sebagai tim yang berlandaskan pertahanan gerendel saja. Eks pelatih Inter Milan dan Manchester City itu membuat Italia tampil lebih agresif. Jika bertahan, skema pertahanan yang diterapkan sedikit berbeda.

Sejak babak kualifikasi, permainan atraktif Italia ini sudah terlihat. Italia mulai berani memainkan garis pertahanan tinggi, diiringi oleh pressing agresif. Tidak cuma itu, Italia juga kerap melepaskan counter-press ketika mereka kehilangan bola di area mana saja.

Pergantian skema dasar dari 4-3-3 saat bertahan dan 3-4-2-1 saat menyerang jadi hal yang lumrah dipertontonkan Italia. Semua makin lengkap tatkala Italia mampu bermain pragmatis. Mereka dibekali banyak distributor bola andal macam Leonardo Bonucci dan Jorginho.

Jadi, Italia di bawah Mancini ini adalah tim yang sudah mengubah skema Catenaccio ke arah yang lebih radikal, dipadukan dengan gaya pressing yang memang rutin diterapkan di Serie A. Hal ini membuat Italia jadi tim yang menakutkan sekaligus menghibur.

Skema ini semakin matang tatkala Italia lolos ke putaran final Piala Eropa 2020. Mereka sukses melahap tim-tim macam Turki, Swiss, dan Wales di fase grup. Mereka kuat dari segi pertahanan, ditambah lagi tajam saat menyerang.

3. Italia tetap mampu melakukan penyesuaian

Roberto Mancini, Juru Selamat Italia dari KiamatInggris vs Italia. (twitter.com/EURO2020)

Memasuki fase gugur, Italia versi Mancini mulai lebih adaptif. Mereka memang tetap menekan dan menerapkan garis pertahanan tinggi. Gaya main seperti inilah pada akhirnya membuat Inggris dan Belgia, yang coba menerapkan skema serangan balik, mati kutu.

Namun, di laga lawan Spanyol, Italia bermain sedikit berbeda. Sadar lawan punya kemampuan dalam hal penguasaan bola, Italia beradaptasi. Tekanan ketat tetap mereka lepaskan, tetapi hanya di area-area tertentu. Alhasil, tak heran Spanyol menguasai pertandingan.

Akan tetapi, Spanyol kesusahan membobol gawang Italia. Sebab, pada akhirnya Italia menerapkan lagi Catenaccio yang sudah jadi identitasnya. Italia sukses memenangkan laga di adu penalti setelah menahan Spanyol sepanjang waktu normal hingga perpanjangan waktu.

4. Mancini sukses bawa Italia juara

Roberto Mancini, Juru Selamat Italia dari KiamatInggris vs Italia. (antaranews.com/foto)

Segala penyesuaian, adaptasi, dan evolusi yang dilakukan Mancini akhirnya membuahkan hasil. Italia pun sukses menjadi juara Piala Eropa 2020 selepas menundukkan Inggris dalam laga final yang dihelat di Wembley Stadium, Senin (12/7/2021) dini hari.

Italia larut dalam suka cita. Mereka berhasil meraih trofi Piala Eropa kedua mereka setelah 1968 silam. Namun, yang mesti diingat, penghargaan perlu diberikan kepada Roberto Mancini yang sukses membawa Italia keluar dari lorong gelap menuju cahaya.

Baca Juga: Senjata Rahasia Donnarumma Antar Italia Juara: Kulit Setan

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya