Suramnya Manchester United dan Masa Depan Solskjaer

Manchester United masih dirundung kemuraman

Jakarta, IDN Times - Ada masa ketika Manchester United begitu menakutkan. Kala itu, konsistensi masih menjadi bagian dari keseharian mereka di bawah asuhan Sir Alex Ferguson. Karena konsisten, MU akrab dengan gelar-gelar mayor macam Premier League, Piala FA, atau Liga Champions.

Namun, seiring dengan pensiunnya Ferguson dari kursi manajerial, magis itu hilang dari MU. David Moyes, Louis van Gaal, dan Jose Mourinho, yang didapuk sebagai penerus Ferguson, tidak mampu berbuat banyak. Gelar Premier League dan Liga Champions menjauh dari mereka.

Harapan sempat muncul dengan dipilihnya Ole Gunnar Solskjaer sebagai manajer baru MU. Dengan pengalamannya bermain bersama Ferguson, serta pemahamannya akan kultur dan budaya internal, dia diharapkan membawa Setan Merah kembali pada kejayaan.

Tidak cuma itu, di awal musim 2021/22, MU bahkan sukses memulangkan Cristiano Ronaldo ke Old Trafford. Harapan akan kebangkitan makin membubung tinggi. Namun, yang terjadi justru di luar harapan. MU, nyatanya, tetap saja suram.

1. Start bagus, langsung melempem

Suramnya Manchester United dan Masa Depan SolskjaerPemain Manchester United Harry Maguire mengusap wajahnya saat pertandingan melawan Sheffield United dalam laga lanjutan Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, Inggris, Rabu (27/1/2021). Sheffield berhasil mengalahkan MU dengan skor 2-1. ANTARA FOTO/Pool via REUTERS/Laurence Griffiths

Sejauh ini, sudah 15 laga dilakoni MU di semua kompetisi, termasuk uji coba. Dari 15 laga itu, MU hanya mampu meraih tujuh kemenangan. Delapan laga sisa berakhir dengan hasil yang beragam.

Rinciannya, dari delapan laga itu, MU kalah lima kali dan imbang dalam tiga kesempatan. Bisa dibilang, MU masih tidak meyakinkan, terutama di Premier League dan Liga Champions.

Di ajang Premier League, MU cuma bertengger di peringkat enam dengan torehan 14 poin. Sedangkan di Liga Champions, MU berada di peringkat ketiga grup, kalah dari Atalanta dan Young Boys. Belum ada hasil memuaskan yang mampu mereka dapat.

Baca Juga: Solskjaer Akui Buat Kesalahan Saat MU Dipermalukan Leicester

2. Sia-siakan potensi

Suramnya Manchester United dan Masa Depan SolskjaerInfografis Manchester United (IDN Times/Aditya Pratama)

Inkonsistensi yang diderita MU sedikit aneh. Terang saja, musim ini mereka diperkuat pemain-pemain yang lebih mumpuni. Ada Raphael Varane, Jadon Sancho, hingga Ronaldo yang sukses didaratkan ke Old Trafford. Namun, penampilan mereka masih begitu-begitu saja.

Salah satu penyebab utama inkonsistennya performa MU musim ini adalah karena Solskjaer tidak mampu mengolah pemain-pemain yang ada. Cukup banyak bongkar pasang skuad yang dilakukan pria asal Norwegia tersebut, berimbas tidak stabilnya performa tim.

Namun, dari sekian banyak posisi, salah satu posisi yang mendapat sorotan adalah lini tengah. Manchester Evening News menyebut, ada tujuh kombinasi gelandang tengah berbeda yang diterapkan oleh Solskjaer sepanjang awal musim 2021/22.

Dari sekian banyak kombinasi yang ada, kombinasi Fred dan Scott McTominay yang banyak digunakan oleh Solskjaer. Akan tetapi, kombinasi ini juga tidak menghadirkan efek positif. Kritik keras meluncur kepada Fred, yang dianggap tampil tidak stabil.

MU pun disebut harus segera membeli gelandang tengah baru, untuk mendampingi Paul Pogba atau McTominay. Namun, dengan direkrutnya Ronaldo dan Sancho, MU kudu menunggu minimal sampai musim dingin 2022, sebelum bisa merekrut gelandang tengah baru.

3. Masa depan Solskjaer suram

Suramnya Manchester United dan Masa Depan Solskjaertwitter/Manutd

Dengan performa MU yang inkonsisten, hal itu juga berpengaruh kepada masa depan dari Solskjaer. Marca melansir, sekarang Solskjaer tengah berada dalam tekanan berat. Dia mendapatkan kritik keras dari fans karena tidak bisa memanfaatkan pemain yang ada.

Namun, Gary Neville selaku eks rekan setimnya di MU membelanya. Menurut Neville, Solskjaer hanya butuh waktu untuk merombak MU, mirip seperti Ferguson dahulu. Bersakit-sakit dahulu dalam waktu lama, sampai akhirnya jadi legenda kemudian.

"Saya rasa, mungkin Solskjaer harus tetap dipertahankan. Toh, berganti-ganti manajer juga bukan hal baik untuk MU. Ada uang yang harus dikorbankan untuk perubahan yang tidak memberikan efek pasti," ujar Neville.

Kini, bom waktu tengah berada dalam tubuh Manchester United. Masa depan tim dan Solskjaer yang suram harus jadi sesuatu yang diselesaikan oleh manajemen klub.

Baca Juga: Antonio Conte Ancam Posisi Solskjaer di Manchester United

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya