Ternyata, Lini Pertahanan Persib Masih Banyak Lubang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Persib Bandung memang meraih kemenangan dalam laga perempat final Piala Menpora 2021 atas Persebaya Surabaya. Meski begitu, kemenangan ini tidak didapat dengan cara yang gampang.
Pada babak pertama, Persib sejatinya sempat unggul 3-0 lewat aksi Ezra Walian, Wander Luiz, dan Nick Kuipers. Apalagi, Persib sempat diuntungkan dengan unggul jumlah pemain setelah Satria Tama mendapatkan kartu merah dari wasit.
Namun, nyatanya Persebaya tidak patah arang. Mereka tetap berusaha mengejar ketertinggalan di babak kedua. Persebaya hampir saja sukses melakukan hal tersebut. Ditopang oleh kartu merah Wander Luiz, mereka mengejar ketertinggalan dua kali lewat Arif Satria dan Syaifuddin.
Meski akhirnya kalah, semangat Persebaya patut diacungi jempol. Di sisi lain, dari kekalahan ini, terlihat bahwa ternyata masih ada masalah di lini pertahanan Persib.
1. Ketiadaan gelandang petarung
Begitu babak kedua dimulai, salah satu kelemahan Persib di lini pertahanan mulai terlihat. Mereka kesulitan karena tidak memiliki gelandang petarung untuk menyaring serangan para pemain Persebaya.
Sejatinya, mereka punya sosok Dedi Kusnandar sebagai gelandang bertahan di laga ini. Namun, peran Dedi lebih fokus sebagai distributor bola. Dia bukan seorang breaker layaknya Hariono dan begitu sulit memenangkan duel di lini tengah, terutama setelah Farshad Noor keluar.
Masalah gelandang petarung ini bisa jadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Robert Rene Alberts, pelatih Persib. Dia tentunya harus punya pelapis Farshad, minimal dengan tipe box-to-box atau yang lihai melakukan potongan, agar lini belakang Persib terbantu dalam menahan gempuran lawan.
Editor’s picks
Baca Juga: [BREAKING] Drama 10 Vs 10, Persib ke Semifinal Usai Bekuk Persebaya
2. Tekanan yang tidak konsisten
Sepanjang babak pertama, para pemain Persib menekan lawan dengan begitu intens. Tekanan inilah yang membuat Persebaya kesulitan dalam mengembangkan permainan. Bahkan, saat Persebaya main dengan 10 orang, tekanan tetap intens diberikan.
Namun, di babak kedua, tekanan melemah. Terlepas dari kondisi Persib yang juga harus bermain dengan 10 pemain, tekanan mereka memang tidak lagi sekuat babak pertama. Hal itulah yang membuat Persebaya mampu mengembangkan permainan, dan mencetak dua gol ke gawang Maung Bandung.
3. Kelemahan dalam antisipasi bola mati
Kelemahan terakhir dari lini pertahanan Persib di laga ini adalah antisipasi bola mati. Kegagalan para pemain bertahan Persib mengawal Arif Satria dan Syaifuddin dalam situasi bola mati, yang berujung gol Persebaya, perlu jadi perhatian tersendiri bagi Robert.
Ke depan, Persib tentu akan kembali bertemu lawan-lawan dengan postur jangkung, pandai mencari ruang, atau lihai dalam melakukan lompatan. Jika kelemahan ini tidak dibenahi, gawang mereka akan jadi bulan-bulanan lawan yang andal mengeksekusi bola mati.
Baca Juga: Persib vs Persebaya: Aji Dihantui Dominasi Robert Alberts