Transfer-transfer Musim Dingin di Eropa yang Gagal

Transfer musim dingin yang gagal beri impak positif

Jakarta, IDN Times - Ada dua masa yang bisa dimanfaatkan oleh klub di Eropa untuk memperkuat atau merampingkan skuat yang mereka miliki. Dua masa itu adalah bursa transfer musim dingin dan transfer musim panas.

Transfer musim panas jadi yang paling banyak disorot. Transfer ini biasanya berjalan seiring dengan libur kompetisi Eropa di musim panas, biasanya dibuka pada Mei hingga Agustus. Banyak perpindahan pemain besar terjadi di masa ini.

Namun, ada satu masa transfer lagi yang kerap jarang dibicarakan. Masa itu adalah transfer musim dingin. Biasanya, masa transfer ini berjalan sejak Januari hingga Februari, dan berbarengan dengan berlangsungnya kompetisi.

Di masa transfer musim dingin ini, jarang ada perpindahan besar terjadi. Biasanya, klub memanfaatkan masa ini untuk memperpanjang kontrak pemain yang akan habis di akhir musim, atau malah mendepak pemain yang memang tidak menunjukkan performa apik selama paruh musim pertama.

Ada beberapa transfer musim dingin yang berhasil. Salah satunya adalah transfer Bruno Fernandes ke Manchester United pada Januari 2020. Sosok asal Portugal itu mampu mengangkat performa 'Iblis Merah' secara instan, lewat kemampuan individunya.

Akan tetapi, transfer musim dingin lazimnya tidak berjalan dengan mulus. Berbeda dengan para pemain yang datang di musim panas, pemain yang datang di musim dingin tidak punya waktu adaptasi yang mumpuni. Alhasil, banyak transfer musim dingin yang gagal.

Dilansir Sportskeeda, berikut adalah lima transfer musim dingin yang gagal di Eropa.

1. Wilfried Bony: Swansea City ke Manchester City

Transfer-transfer Musim Dingin di Eropa yang Gagalgoal.com

Pada musim 2013/14, Wilfried Bony adalah bintang di Swansea City. Ia mampu menorehkan 34 gol dan sukses meraih gelar pencetak gol terbanyak di musim tersebut. Catatannya ini membuat namanya harum di Inggris. Manchester City kepincut mendatangkannya.

Pada Januari 2015, City resmi merekrut Bony dengan mahar sebesar 28 juta poundsterling (sekitar Rp531,7 miliar). Sayang, Bony gagal memberikan dampak positif buat City. Ia cuma mencetak 6 gol dari 36 laga bersama City di Premier League.

Alhasil, Bony sempat dipinjamkan ke Stoke City pada musim 2016/17. Lalu, pada 2017, Stoke pun mempermanenkan Bony dengan mahar sebesar 12 juta poundsterling (sekitar Rp227,7 miliar) dan kontrak selama dua musim lamanya.

Baca Juga: Dibantai Leicester City, Manchester City Catat Rekor Memalukan

2. Fernando Torres: Liverpool ke Chelsea

Transfer-transfer Musim Dingin di Eropa yang Gagalpixabay.com/Wilhk

Fernando Torres datang ke Chelsea pada Januari 2011 dengan status pemain mahal. Bayangkan, Chelsea harus merogoh kocek sebesar 50 juta poundsterling (sekitar Rp949 miliar) untuk mendaratkannya ke Stamford Bridge. Namun, apa yang Torres tunjukkan di atas lapangan jauh dari kata mengesankan.

Bersama Chelsea, ia melempem. Memang, Torres sanggup mengantarkan Chelsea juara Liga Champions dan Liga Europa. Namun, catatan golnya bersama Chelsea minim. Dari 172 laga, ia hanya mampu mencetak 45 gol. Alhasil, pada 2015, ia dipinjamkan ke AC Milan dan akhirnya pensiun di Atletico Madrid.

3. Juan Cuadrado: Fiorentina ke Chelsea

Transfer-transfer Musim Dingin di Eropa yang Gagalbeinsports.com

Saat masih membela Fiorentina, Juan Cuadrado sukses menarik perhatian klub-klub besar lewat kemampuan olah bola dan kecepatannya. Pada Januari 2015, Chelsea sukses menggaet sosok asal Kolombia itu dengan mahar 23,3 juta poundsterling (sekitar Rp442,4 miliar).

Nyatanya, bersama Chelsea, Cuadrado melempem. Ia cuma tampil sebanyak 15 kali bersama Chelsea dan gagal menggaet kepercayaan Jose Mourinho. Ia juga gagal mencetak gol selama berseragam ke Chelsea. Akhirnya, ia dipinjamkan ke Juventus dan pada 2017, Juventus mempermanenkan Cuadrado.

4. Andy Carroll: Newcastle United ke Liverpool

Transfer-transfer Musim Dingin di Eropa yang Gagalbleacherreport.com

Berbarengan dengan hengkangnya Torres ke Chelsea, Liverpool mendatangkan penyerang baru untuk menggantikan posisinya pada Januari 2011. Dipilihlah nama Andy Carroll yang memang sedang moncer bersama Newcastle United saat itu.

Carroll sendiri datang bersamaan dengan hadirnya Luis Suarez. Carroll diangkut dari Newcastle saat itu dengan biaya 35 juta poundsterling (sekitar Rp664,6 miliar). Namun, berbeda dengan Suarez yang jadi legenda, Carroll malah jadi pesakitan.

Dari 44 laga bersama Liverpool di Premier League, Carroll hanya membukukan dua gol saja. Ia dianggap tidak cocok dengan gaya main Liverpool. Alhasil, ia dipinjamkan ke West Ham United dan pada Juni 2013, West Ham memanenkannya.

5. Philippe Coutinho: Liverpool ke Barcelona

Transfer-transfer Musim Dingin di Eropa yang Gagalskysports.com

Salah satu transfer terburuk yang pernah dilakukan Barcelona. Pada Januari 2018, mereka mendaratkan Philippe Coutinho dari Liverpool dengan biaya 142 juta poundsterling (sekitar Rp2,7 triliun). Ia diharapkan dapat menambah kekuatan lini serang Barcelona.

Nyatanya, Coutinho sulit beradaptasi, ia justru banyak berkutat dengan cedera di awal kedatangannya. Ia juga kesulitan bersaing dengan Ivan Rakitic, Sergio Busquets, dan Arthur Melo. Ia juga kesulitan menyesuaikan diri dengan Lionel Messi.

Selama musim 2019/20, Coutinho pun dipinjamkan ke Bayern Muenchen. Kini, ia kembali Barcelona dan diberikan kesempatan untuk membuktikan diri. Mampukah Coutinho melakukannya?

Baca Juga: 5 Pemain Barcelona yang Catatkan Pertandingan Terbanyak Saat Ini

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya