Waktunya Jimat Trofi Brasil Bayar Utang di Olimpiade Tokyo

Dani Alves punya utang ke Brasil

Jakarta, IDN Times - Kecewa yang tak terperi. Itulah perasaan yang muncul dalam benak Dani Alves ketika tidak masuk dalam skuad Brasil untuk Piala Dunia 2018. Kekecewaan yang mungkin baru bisa dia bayar di Olimpiade Tokyo 2020.

Alves begitu ingin tampil di Piala Dunia. Sebagai seorang bocah yang berasal dari desa di Juazeiro, bermain di Piala Dunia jadi impiannya. Dia menyaksikan sendiri, bagaimana satu negara, terlepas dari dari mana kelas mereka, berbaur menjadi satu saat Piala Dunia berlangsung.

"Piala Dunia memang sesuatu yang berbeda. Semuanya seolah berhenti. Kami menyatu, saling mendukung satu sama lain. Perbedaan kelas memang ada di Brasil. Tetapi, ketika Piala Dunia, perbedaan itu hilang, walau hanya dalam satu bulan saja," tutur Alves dalam laman The Player's'Tribune.

1. Kisah Alves ketika kecil

Waktunya Jimat Trofi Brasil Bayar Utang di Olimpiade Tokyopotret Dani Alves bersama Timnas Brasil (foottheball.com)

Alves kecil tidak tumbuh di wilayah perkotaan Brasil. Dia tinggal di pedesaan, bersama orang tuanya yang memiliki peternakan plus bar di samping rumah. Bar inilah yang jadi tempatnya menyaksikan bintang-bintang sepak bola dunia berlaga ketika itu.

Hidup Alves cukup keras ketika kecil. Setiap pukul lima pagi, dia sudah harus bangun, membantu ayahnya menyirami tanaman di peternakan. Selepas itu, dia mesti bersepeda sejauh 10 kilometer menuju sekolah. Meski begitu, dia tetap merasa beruntung karena memiliki televisi di rumahnya.

Nah, televisi inilah yang jadi media bagi tetangga dan warga sekitar rumah Alves menyaksikan sepak bola. Tak heran, ketika gelaran Piala Dunia 1994 silam, bar milik keluarga Alves disulap sedemikian rupa menjadi salah satu tempat nobar (nonton bareng) yang ramai.

"Saya ingat ketika Piala Dunia 1994, rumah kami seperti pusat dunia. Banyak orang datang menonton. Seluruh negari, selama satu bulan, seolah berhenti beraktivitas hanya untuk menonton Brasil berlaga di Piala Dunia. Rumahku rasanya seperti stadion sepak bola mini," kenang Alves.

Atmosfer inilah yang membuat Alves bergetar. Menonton pemain seperti Romario, Ronaldo, dan Rivaldo, beraksi di layar kaca, terbesit keinginan suatu saat, dia harus seperti mereka, mengenakan jersey biru kuning, bertarung di atas lapangan membawa nama Brasil.

"Jika ingat momen 1994 lalu, saya berkata pada diri sendiri. Saya ingin menjalani hidup macam Romario. Saya ingin ada di TV, ditonton orang-orang, memakai jersey biru kuning Brasil, bertarung demi kehormatan negara," ujar Alves.

Baca Juga: Brasil Lolos ke Final Sepak Bola Olimpiade Tokyo 2020

2. Alves sejatinya pernah main di Piala Dunia

Waktunya Jimat Trofi Brasil Bayar Utang di Olimpiade TokyoDani Alves. (skysports.com)

Kendati gagal ke Piala Dunia 2018, Alves sejatinya sudah merasakan atmosfer Piala Dunia sebanyak dua kali. Pada Piala Dunia 2010, dia jadi bagian dari tim Brasil yang sukses menembus perempat final. Dia menorehkan lima penampilan, hingga akhirnya Brasil kalah dari Belanda.

Di Piala Dunia 2014, Alves kembali masuk tim Brasil yang mentas sebagai tuan rumah. Hingga babak 16 besar, Alves selalu bermain. Namun, memasuki perempat final hingga perebutan tempat ketiga, dia tidak bermain. Dia tidak turun ketika Brasil dipermak Jerman 1-7 di semifinal.

Meski begitu, kegagalan tampil di Piala Dunia 2018 memang cukup menyesakkan hati Alves. Dia kehilangan kesempatan untuk unjuk gigi lagi di Piala Dunia. Alhasil, akibat kegagalan ini, Alves sampai berjanji untuk bisa tampil lagi di Piala Dunia 2022 mendatang.

"Saya ini bukan veteran. Sebagaimana kamu lihat, jiwa saya masih muda. Siapa tahu, di Piala Dunia 2022 nanti, saya masih akan memperebutkan satu tempat di tim Brasil. Usia boleh saja 39 nanti, tetapi jiwa saya tetap bergelora seperti remaja berusia 17 tahun," ujar Alves.

3. Kesempatan Alves membawa harum Brasil di Olimpiade

Waktunya Jimat Trofi Brasil Bayar Utang di Olimpiade Tokyoambisi Dani Alves di Olimpiade (theathletic.com)

Semenjak memulai karier sebagai pesepak bola di Bahia pada 2001, sudah banyak gelar yang didapat Alves. Di manapun dia bermain, entah itu Sevilla, Barcelona, Juventus, Paris Saint-Germain (PSG), hingga mudik lagi ke Brasil membela Sao Paulo, Alves bergelimang prestasi.

Dari mulai trofi Liga Brasil, sampai mahkota LaLiga, Serie A, Ligue 1, Coppa Italia, Copa del Rey, sampai gelar Liga Champions, semua sudah didapatkan Alves. Ada sebuah stigma yang melekat kalau Alves adalah magnet trofi buat klub. Namun, ada satu hal yang belum dia lakukan, yaitu membawa Brasil menuju puncak dunia.

Memang, dia pernah membawa Brasil menjuarai Copa America 2007 dan 2019, plus Piala Konfederasi 2009 serta 2013. Namun, Alves belum mampu membawa Brasil juara di turnamen dengan skala yang lebih besar, selevel Piala Dunia.

Nah, di Olimpiade Tokyo 2020 ini, Alves punya kesempatan untuk membawa Brasil ke puncak dunia. Mereka akan main di partai final menghadapi Spanyol pada Sabtu (7/8/2021) kelak. Emas Olimpiade setidaknya bisa jadi penawar kekecewaan Alves yang gagal main di Piala Dunia 2018.

Baca Juga: Gila! Perenang AS Sabet 5 Emas dalam Olimpiade Tokyo

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya