[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi Indonesia

Aditya merasa tertolong oleh sepak bola amputasi

Jakarta, IDN Times - Timnas Amputasi Indonesia mulai menggeliat. Sejak hadir di Indonesia pada 2018, via terbentuknya Persatuan Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI), sepak bola amputasi Indonesia perlahan-lahan mulai menemukan jalan.

Pada 2022, sepak bola amputasi Indonesia mulai dikenal di mata dunia. Apalagi, setelah Timnas Amputasi Indonesia memastikan satu tempat di Piala Dunia 2022, Turki. Kepastian ini didapat setelah Indonesia tampil apik di laga kualifikasi.

Perhatian pun mulai didapatkan sepak bola amputasi Indonesia. Bantuan dari Kemenpora mulai hadir, seiring menggeliatnya sepak bola amputasi di Indonesia. Sponsor-sponsor pun hadir, membantu mereka.

Namun, terlepas dari itu, sepak bola amputasi sejatinya sudah menolong banyak orang di Indonesia. Salah satunya adalah Aditya. Dia bersyukur, setelah sempat terpuruk karena amputasi di kaki kanan, dia menemukan sepak bola amputasi.

Pada Kamis (8/9/2022), tim IDN Times berkesempatan untuk mewawancarai langsung Aditya di Lebak Bulus, tempat latihan mereka sehari-hari. Dia bercerita tentang bagaimana sepak bola amputasi, pada akhirnya, menolongnya untuk bangkit.

Apa kabar bang, sehat? Sehari-hari selain main bola kegiatannya apa saja?

[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi IndonesiaAditya, pemain Timnas Amputasi Indonesia. (IDN Times/Athif Aiman)

Sehat, Alhamdulillah. Untuk sehari-hari, karena ada jadwal dari tim pelatih, latihan yang biasanya sehari dua kali, karena sekarang sudah dua bulan, sekarang berkurang lah, jadi lebih taktikal begitu.

Selain main sepak bola, saya juga dulu sempat kuliah di UIN (Universitas Islam Negeri) Bandung.

Mulai bergabung ke Timnas Amputasi tahun berapa?

[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi IndonesiaAditya, pemain Timnas Amputasi Indonesia. (IDN Times/Athif Aiman)

Tahun 2019 (saya bergabung ke Timnas Amputasi). Jadi masih ibaratnya, karena 2018 baru berdiri, saya amputasi 2019, ya bareng-bareng merintis, lah (dengan yang lain). Karena memang, tidak ada niatan main sepak bola awalnya.

Tetapi makin ke sini, makin ke arah serius, karena memang melihat ke depannya banyak event.

Teman itu (yang mengajak). Jadi, teman sempat bercerita tentang sepak bola amputasi, saya lihat, menarik juga. Walaupun menggunakan tongkat, saya mencoba, ya, adaptasi memang sulit, setahun lebih.

Baca Juga: Masuk Grup Neraka, Pelatih Timnas Amputee Indonesia Sebut Target Juara

Tetapi dulu sempat tergabung di klub atau akademi juga? Terus yang soal cedera bagaimana itu?

[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi IndonesiaAditya, pemain Timnas Amputasi Indonesia. (IDN Times/Athif Aiman)

Sempat, saya sempat tergabung di Diklat Persib waktu 2014 sampai 2015. Saya itu barengan Hanif Sjahbandi, Gian Zola, Febri Hariyadi. Jadi waktu itu belum ada regulasi usia, jadi latihan itu dibarengin.

Kalau soal cedera, awalnya memang salah penanganan sih, fatal. Jadi cedera, luka dalam, tidak ada luar, karena memang tidak rontgen, fatalnya di situ.

Jadi ada salah penanganan ketika ditindak di ahli patah tulang, akhirnya banyak jaringan yang rusak. Akhirnya infeksi. Itu kejadiannya pas saya di Bandung.

Lalu, memutuskan untuk diamputasi? Adaptasinya bagaimana?

[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi IndonesiaAditya, pemain Timnas Amputasi Indonesia. (IDN Times/Athif Aiman)

Saya memutuskan diamputasi pas 2019. Saya sempat pikir-pikir dulu itu setahun sebelum amputasi, karena memang kalau misalkan ya, saya menerima tidak kalau misalkan diamputasi, begitu.

Kalau untuk adaptasi, ada teman-teman saya yang, ibaratnya di sepak bola ya, jadi ikut iseng-iseng sih, sambil keringat bareng-bareng. Makin ke sini penasaran, seperti dribel dan menembak pakai tongkat bagaimana. Ya dicoba lah,

Jadi dari situ, saya coba. Saya sering juga latihan sendiri di rumah (selama proses mengulik sepak bola amputasi).

Tapi sekarang bagaimana bang main di sepak bola amputasi, kan sudah tiga tahun itu dari 2019?

[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi IndonesiaAditya, pemain Timnas Amputasi Indonesia. (IDN Times/Athif Aiman)

Saya merasa sekarang ya sudah main sepak bola normal saja. Walaupun memiliki kekurangan, dan sekarang harus dibarengi tongkat. Tapi, secara psikis saya sudah biasa-biasa saja.

Saya pun merasakan turnamen internasional pertama di Kualifikasi Piala Dunia 2022 kemarin. Sebenarnya gak nyangka ya, bisa mengikuti pertandingan resmi lagi. Saya kan gak ada niatan untuk ke serius, tetapi dikasih kesempatan, ya maksimalkan.

Sudah tiga tahun main sepak bola amputasi, di mata mas Adit sepak bola amputasi gimana?

[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi IndonesiaAditya, pemain Timnas Amputasi Indonesia. (IDN Times/Athif Aiman)

Ya apa ya, unik sih. Terus apalagi ya, kalau perbedaannya sih paling di tumpuan, sekarang ke tongkat. Pokoknya bahagia intinya, saya bisa main sepak bola lagi. Karena jiwa saya ada di sini.

Terus juga yang bikin unik ada ada tongkat. Ini kan untuk keseimbangan badan yang menggantikan kaki. Tapi kalau tongkat ini dijadikan untuk kontrol bola, karena peraturannya gak boleh, nanti dianggap handsball.

Untuk peraturannya juga, ada beberapa sih yang beda. Terus dari kiper juga, seperti out, kami lebih ke semi lapangan besar dan futsal.

Harapan ke depan untuk sepak bola amputasi di Indonesia?

[WANSUS] Perjuangan dan Kebangkitan Lewat Timnas Amputasi IndonesiaLatihan Timnas Indonesia Amputee, Senin (27/6/2022). (IDN Times/Tino Satrio)

Mudah-mudahan sepak bola amputasi ini maju, lebih baik lagi. Saya merasakan bagaimana sepak bola amputasi ini di titik terendah, dan Alhamdulillah sampai ke titik ini, banyak perhatian, entah itu dari pemerintah atau teman media.

Terus kan kemungkinan tahun depan setelah Piala Dunia akan ada liga. Sebenarnya buat peluang juga gitu buat teman-teman yang punya mimpi bermain sepak bola, khususnya para disabilitas, ya jadi ladang untuk mereka.

Baca Juga: Timnas Amputee Yakin Lolos Grup Maut di Piala Dunia 2022

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya