Nasib Nahas Dele Alli, dari Wonderkid Kini Jadi Pesakitan

Dele Alli kini harus terima nasib turun kasta

Dunia kini terbalik buat Dele Alli. Sempat jadi salah satu pemain muda paling prospektif, Alli malah jadi pesakitan dan kariernya terancam.

Karier Alli menurun drastis. Sekarang, dia harus main bersama Besiktas dengan status pinjaman, berlaga di kompetisi sekelas Turkish Sueper Lig. Tentu, ini bukan hal yang bagus buat Alli, mengingat statusnya di masa lalu sebagai seorang wonderkid.

Sempat ingin dibangkitkan kemampuannya oleh manajer Everton, Frank Lampard, Alli tak kunjung bangkit. Malahan, dia terus jadi penghangat bangku cadangan lantaran tak mampu bersaing dengan pemain lain di Everton.

Baca Juga: Dele Alli, Si Pangeran Nigeria yang Sukses Jadi Pesepak Bola

1. Ironi seorang wonderkid

Nasib Nahas Dele Alli, dari Wonderkid Kini Jadi PesakitanStandard.co.uk

Ironis, karena sebenarnya lima tahun lalu Alli meraih gelar PFA Young Player of The Year keduanya. Tapi, kini dia malah terlempar ke kompetisi yang kurang bergengsi seperti Sueper Lig, saat masih 26 tahun!

Sueper Lig sebenarnya lebih lekat dengan surganya bintang tua. Sejumlah pemain uzur seperti Mesut Oezil dan lainnya, bahkan mencari peruntungan di kompetisi ini.

Namun, Alli malah terlempar lebih dini. Padahal, di usia itu, seharusnya menjadi masa keemasan Alli.

2. Ramalan emas Pochettino

Nasib Nahas Dele Alli, dari Wonderkid Kini Jadi Pesakitanskysports.com

Apa yang menimpa Alli sebenarnya bertolak belakang dengan ramalan dari mantan mentornya, Mauricio Pochettino. Ketika mempromosikan Alli ke tim utama, Pochettino tak ragu menyebutnya sebagai pemain spesial.

"Dia bertipe box-to-box, tapi memiliki kemampuan olah bola luar biasa. Ketika main sebagai nomor 10, pergerakannya seperti striker. Saat dimainkan sebagai nomor 8 atau 6, dia bisa menjadi gelandang jangkar," puji Pochettino di 2016 silam seperti dilansir Daily Mirror.

3. Mendadak merosot

Nasib Nahas Dele Alli, dari Wonderkid Kini Jadi Pesakitantalksport.com

Memang, ketika ditangani Pochettino, Alli menikmati masa-masa keemasannya. Bermain di dekat Harry Kane, Alli bisa meningkatkan kemampuannya sebagai penyuplai bola, bahkan mesin gol.

Peran ini dijalani Alli sejak 2015 hingga 2017 silam. Pun, bersama Timnas Inggris, Alli terus dipakai oleh manajer Gareth Southgate kala itu dan mendapat garansi main di Piala dunia 2018.

"Tak ada alasan untuk meninggalkannya dan tak dibawa ke Rusia. Perannya akan sangat berarti besar buat tim. Kemampuan dan talentanya, terus saya amati dan tak sabar buat memanfaatkan di tim," kata Southgate jelang Piala Dunia 2018.

Alli sempat menjawab harapan dari Southgate. Golnya ke gawang Swedia di perempat final, melambungkan harapan publik Negeri Ratu Elizabeth akan berbagai hal, termasuk peluang Inggris juara.

Tapi, itu ternyata menjadi gol terakhir Alli buat Inggris. Kariernya bersama The Three Lions pun langsung redup. Dia tak dipanggil pula buat memperkuat Inggris di Piala Eropa 2020.

Southgate kala itu menyatakan kalau Alli tak masuk dalam tiga kategori yang dibutuhkan. Membuatnya semakin terjerembab dalam titik terendah kariernya.

4. Makin terpuruk di era Mourinho

Nasib Nahas Dele Alli, dari Wonderkid Kini Jadi Pesakitanpotret Jose Mourinho (premierleague.com)

Keterpurukan Alli dimulai ketika Jose Mourinho datang ke Tottenham Hotspur pada 2019 silam. Alli tak mampu beradaptasi dengan skema yang diterapkan Mourinho.

Ditambah, Alli tak mampu menampilkan konsistensi permainan di bawah Mourinho. Pun, sikap Alli kurang baik kala itu.

Sebenarnya, Mourinho sudah memperingatkan Alli dan memberinya masukan. Namun, Alli tak mampu memenuhinya.

"Saya tak pernah ragu akan potensinya. Saya melihat dia memiliki kemampuan luar biasa. Tapi, dia masih memiliki masa naik dan turun. Ada perbedaan besar antara pemain yang memiliki konsistensi dan momen. Itulah perbedaan antara pemain top dan cuma berpotensi," ujar Mourinho dikutip dokumenter Amazon Prime.

Baca Juga: Rumah Dibobol Maling, Dele Alli Ditodong Senjata Tajam dan Dipukul

5. Kini, dia terlempar di kompetisi semenjana

Mourinho juga sering mengingatkan Alli agar bisa berkompetisi dan memacu diri. Tapi, pada akhirnya eks MK Dons itu malah bermalas-malasan dan tak mendengarkan nasihat Mourinho.

Jadilah, Alli terbuang dari tim utama Spurs. Dia akhirnya bertualang ke Everton. Nasibnya tak kunjung berubah, karena Alli ternyata gagal memperbaiki diri. Kini, dia harus menerima kenyataan, kariernya anjlok drastis dan harus main di kompetisi Sueper Lig.

Men Sana En Corpore Sano Photo Verified Writer Men Sana En Corpore Sano

Men Sana En Corpo re Sano, main ke sana, nyangkut ke sono

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya