Everton Vs Liverpool: Derby Paling Brutal di Premier League

Derby Merseyside sudah menghasilkan 22 kartu merah di EPL

Jakarta, IDN Times - Everton versus Liverpool akan memanaskan Premier League di tengah pekan ini. Derby Merseyside edisi 239 ini, pastinya akan menyajikan drama dari atas lapangan.

Ya, derby Merseyside selalu berlangsung panas. Jalannya pertandingan umumnya diwarnai bentrok yang intens antar pemain di antara kedua tim.

Masih ingat dalam ingatan, bagaimana pada musim lalu, para pemain Liverpool dibuat kesal oleh kelakuan kiper Everton, Jordan Pickford. Dalam edisi pertama derby Merseyside musim lalu, Pickford melepaskan tekel gunting yang membuat Virgil van Dijk tumbang dan absen selama satu musim penuh.

Karena tekel itu pula, musim Liverpool berantakan. Mereka terseok-seok karena lini belakangnya hancur lebur. Everton pun dianggap jadi biang kerok dari kegagalan The Reds mempertahankan gelar juara Premier League. Untungnya, Liverpool memastikan diri lolos ke Liga Champions dengan finis di posisi empat besar pada akhir musim.

Itu cuma sedikit cerita dari derby Merseyside. Sejatinya, masih banyak insiden yang bikin derby ini menyandang label terbrutal di Premier League.

1. Derby terbrutal di Premier League

Everton Vs Liverpool: Derby Paling Brutal di Premier LeagueTwitter.com/goal

Statistik jadi buktinya. Derby Merseyside telah menghasilkan 22 kartu merah sepanjang sejarah Premier League. Jika ditotal, termasuk kompetisi kasta tertinggi sebelum era Premier League, derby Merseyside menghasilkan 26 kartu merah sepanjang sejarahnya.

Pemain legendaris seperti Steven Gerrard saja sempat menerima kartu merah saat berlaga di derby Merseyside. Gerrard tercatat dua kali menerima kartu merah di derby Merseyside.

Manajer Arsenal yang dulu main buat Everton, Mikel Arteta, juga pernah menerima kartu merah sekali di derby Merseyside.

Baca Juga: Jadwal Premier League Hari Ini: Derby Merseyside Membara

2. Berawal dari Anfield

Everton Vs Liverpool: Derby Paling Brutal di Premier Leaguetwitter.com/LFC

Wajar kalau tensi derby Merseyside begitu tinggi. Sebab, dalam prosesnya, pendirian Everton dan Liverpool didasari atas alasan friksi antara bisnis kontra politik.

Everton sebenarnya dibentuk lebih dulu, yakni pada 1878. Mereka awalnya bermain di Anfield, sejak 1884. Kala itu, Everton dipimpin oleh sejumlah anggota Partai Liberal, termasuk John Houlding, seorang pebisnis lokal Liverpool.

Awalnya, Houlding menjadi salah satu anggota direksi Everton. Karena punya kedekatan dengan pemilik Anfield kala itu, John Orell, Everton bisa main di sana.

Kemudian, Houlding mengakuisisi Anfield dari Orell pada 1885. Ketika dibeli oleh Houlding, harga sewa Anfield perlahan naik. Direksi Everton menolak permintaan Houlding.

Mereka menilai permintaan Houlding telah membuat keuangan Everton goyang dan akhirnya memilih angkat kaki dari Anfield yang sudah dihuni selama tujuh tahun. Direksi Everton melirik sebidang tanah di seberang Stanley Park, markas mereka yang dulu, dan hanya berjarak beberapa meter saja dari Anfield.

Houlding melihat Anfield telah menarik minat warga lokal buat menyaksikan pertandingan. Maka dari itu, dia akhirnya mendirikan Liverpool, pada 3 Juni 1892.

Liverpool ternyata mampu menarik animo masyarakat lokal. Mereka mulai menggemari The Reds dan dalam waktu singkat sudah mendapatkan fans dengan jumlah yang masif.

Dalam perkembangannya, Everton dan Liverpool bersaing dalam urusan prestasi. Meski masih hijau, Liverpool nyatanya bisa melesat dan langsung menarik perhatian dengan memenangkan sejumlah trofi domestik.

Para era 1980-an, persaingan keduanya mulai panas. Persaingan di atas lapangan makin runcing dan menyajikan persaingan antar pemain dalam tensi yang begitu intens.

Hingga pada akhirnya, Liverpool yang berhasil menyabet prestasi lebih mentereng, mulai dari juara kompetisi kasta tertinggi Inggris sebanyak 19 kali, Liga Champions enam kali, Europea League tiga kali, Piala FA tujuh kali, Piala Liga delapan kali, dan lainnya.

3. Fans Everton dan Liverpool malah berdampingan

Everton Vs Liverpool: Derby Paling Brutal di Premier Leagueibtimes.co.uk

Meski persaingan Everton dan Liverpool begitu ketat di lapangan, hubungan fans kedua klub nyatanya baik-baik saja. Bahkan, mereka terlihat bersahabat.

Hubungan antara fans Everton dan Liverpool bahkan bisa berbuah pada solidaritas. Seperti yang terjadi pasca tragedi Hillsborough. Kedua fans sepakat memboikot surat kabar The Sun karena dianggap mengeluarkan berita yang terlalu menyudutkan.

Kemudian, hubungan mereka makin manis ketika ada seorang Evertonian muda, Rhys Jones, yang dibunuh pada 2007 lalu. Liverpool mengundang orang tua Jones dan kakaknya untuk hadir di laga Liga Champions.

Anthem Everton pun diputar. Keluarga Jones diberi penghormatan di sana. Barulah lagu You'll Never Walk Alone diputar dan momen ini yang bikin fans Everton dan Liverpool bisa berdampingan.

Baca Juga: Mohamed Salah Bukan Jagoan Tendangan Jarak Jauh Liverpool

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya