FA Australia Tegas Sikapi Tragedi di Stadion, PSSI soal Kanjuruhan?

Hukuman FA Australia begitu keras

Jakarta, IDN Times - Federasi Sepak Bola Australia (FA Australia) mengambil sikap tegas dalam menanggapi kericuhan yang muncul dalam derbi Melbourne, Desember 2022 lalu. Mereka menjatuhkan sanksi yang begitu berat dalam insiden tersebut.

Kericuhan terjadi saat duel antara Melbourne City FC kontra Melbourne Victory. Kala itu, saat laga memasuki menit 22, suporter Victory merangsek masuk ke lapangan.

Mereka protes atas pemindahan hak tuan rumah Grand Final A-League kepada Sydney selama tiga tahun ke depan. Ditambah, dalam derbi itu, tensi begitu tinggi dan memancing emosi fans.

Jadilah, mereka merangsek masuk, melempar benda-benda keras ke lapangan, hingga meledakkan mercon. Tribune Melbourne Rectangular Stadium juga dirusak, membuat Melbourne City rugi besar.

1. Pemain Melbourne City luka-luka akibat fans lawan

Tak cuma kerusakan secara material, sejumlah pemain Melbourne City juga cedera. Kiper Melbourne City, Tom Glover, dihantam kepalanya dengan tong sampah saat insiden itu.

Akibatnya, dia mengalami luka-luka. Glover juga sempat dijahit dan sempat pingsan kala itu. Wasit yang memimpin jalannya laga, Alex King, juga cedera.

Atas tindakan ini, fans Melbourne Victory mendapatkan sanksi yang berat. Mereka tak boleh datang ke setiap laga tandang yang melibatkan Melbourne Victory.

Selain itu, suporter juga dilarang menggunakan megaphones, drum, dan bendera berbau Melbourne Victory. Kemudian, 17 fans yang menjadi provokator disanksi seumur hidup.

Baca Juga: Aremania Tak Diizinkan Kawal Sidang Kanjuruhan di PN Surabaya

2. Sanksi berat buat klub dijatuhkan pula

FA Australia Tegas Sikapi Tragedi di Stadion, PSSI soal Kanjuruhan?foxsports.com.au

Sanksi secara klub juga diterapkan dengan tegas. Melbourne Victory mendapatkan pengurangan 10 poin dan pelanggaran berulang bisa diterapkan sanksi lebih berat.

Komisi Disiplin FA Australia juga menjatuhkan sanksi denda dengan total 450 ribu dolar Australia atau setara Rp4,8 miliar. Denda ini dibagi dalam beberapa struktur.

Sebanyak 150 ribu dolar Australia dibayar kepada Melbourne City atas ganti rugi kerusakan stadion. Lalu, 150 ribu dolar Australia lainnya harus dibayarkan kepada FA Australia.

Sebesar 50 ribu dolar Australia digunakan sebagai operasional laga tunda dan sisanya diberikan sebagai deposit terkait potensi pelanggaran yang berulang.

3. PSSI masih terlalu lembek

FA Australia Tegas Sikapi Tragedi di Stadion, PSSI soal Kanjuruhan?Stadion Kanjuruhan masih dipenuhi peziarah yang datang untuk berdoa di hari kelima pasca kejadian. (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Menilik sanksi macam ini, tentu begitu berat. Apalagi, dalam insiden ini, tak ada korban jiwa, hanya luka-luka.

Ironis jika membandingkan sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada Arema FC dalam Tragedi Kanjuruhan. Sebab, denda yang dijatuhkan cuma Rp250 juta.

Kemudian, PSSI melarang Arema jadi tuan rumah selama sisa musim 2022/23. Pun, hingga sekarang kepastian hukum atas 135 korban meninggal, belum juga didapat.

Sanksi terberat yang dialami Arema sejauh ini datang dari lingkungan. Sejumlah elemen menolak mereka menumpang di stadionnya, karena Tragedi Kanjuruhan. Baik elemen pemerintah setempat hingga suporter, tak mau menerima Arema sampai kepastian hukum dan keadilan ditegakkan untuk korban jiwa.

Baca Juga: Run for Justice, Sindiran Aremania untuk Kasus Kanjuruhan 

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya