Kualifikasi Piala Asia U-17 Tanpa Penonton Usai Tragedi Kanjuruhan

Aksi Timnas U-17 hanya bisa disaksikan lewat layar kaca

Jakarta, IDN Times - Aksi Timnas Indonesia U-17 dipastikan hanya bisa disaksikan lewat layar kaca. PSSI menyatakan jika duel yang digelar di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, mulai Senin (3/10/2022), digelar tanpa penonton.

Kebijakan ini diterapkan demi menghargai dan menghormati korban tragedi Kanjuruhan. Pun, dalam laga nanti, akan digelar one minute silence untuk menghormati korban yang jatuh di Kanjuruhan.

"Demi keamanan dan kenyamanan bersama serta menghargai dan menghormati saudara/i kita yang sedang berduka akibat kejadian yang menimpa di Stadion Kanjuruhan, Malang. Dengan ini, Kualifikasi Piala Asia U17 2023 resmi dilaksanakan tanpa penonton," begitu pernyataan resmi PSSI.

1. Tiket bisa refund

Kualifikasi Piala Asia U-17 Tanpa Penonton Usai Tragedi KanjuruhanMenteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy berkunjung ke Stadion Kanjuruhan, Malang usai tragedi yang menelan lebih dari 130 korban jiwa. (dok. Kemenko PMK)

Bagi yang sudah membeli tiket, PSSI memastikan akan mengembalikan uang para penonton. Sistem refund nantinya bakal dikoordinasikan dengan vendor tiket yang bekerja sama dengan PSSI.

"Sistem refund diberlakukan bagi kamu yang sudah membeli tiket. Mari tetap dukung Tim U-17 dari layar TV," lanjut PSSI.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan yang Mengulang Insiden Pilu di Peru

2. Tuai pujian dari warganet

Keputusan PSSI menuai reaksi dari warganet. Mereka membanjiri kolom komentar PSSI dengan nada positif.

Mayoritas warganet mendukung tindakan PSSI yang meniadakan penjualan tiket untuk Kualifikasi Piala Asia U-17.

"Keputusan bijaksana dan terbaik," begitu komentar @imam_sujati

"Gpp, tetap mendukung," timpal @dtt.ml

3. Memakan ratusan korban jiwa

Kualifikasi Piala Asia U-17 Tanpa Penonton Usai Tragedi KanjuruhanEvakuasi para korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Tragedi Kanjuruhan memang begitu memilukan. Tercatat, lebih dari 100 korban jiwa yang muncul dari insiden ini.

Data yang beredar terkait korban jiwa memang belum sinkron. Pemerintah pusat menyatakan korban jiwa mencapai 127 orang. Namun, Dinas Kesehatan Malang berujar kalau korban sudah mencapai 189 jiwa.

Baca Juga: Kisah Menegangkan Tragedi Kanjuruhan, Berawal dari Invasi Satu Orang

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya