Serangan Rasial ke Trio Inggris Terus Berlangsung

Serangan ke Rashford, Sancho, dan Saka, masih kencang

Jakarta, IDN Times - Meski mendulang dukungan usai menerima pasca gagal eksekusi penalti di final Piala Eropa 2020, 11 Juli 2021 lalu, serangan rasial terhadap trio Inggris, Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, masih berlangsung. Terbaru, mural yang melayangkan dukungan kepada ketiganya dirusak oleh para pelaku vandalisme.

Parahnya, para pelaku menuliskan kalimat berbau rasial di mural tersebut. Kalimat itu jelas-telas telah menyakiti perasaan Rashford, Sancho, dan Saka.

1. Kalimatnya kasar

Serangan Rasial ke Trio Inggris Terus BerlangsungTiga pemain Inggris, yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka jadi korban rasisme usai Inggris gagal menjadi juara Piala Eropa 2020. (Twitter/@EURO2020).

Mural tersebut terletak di Darlington, kawasan dekat Yorkshire, Inggris. Ada tiga nomor yang tertera dalam mural tersebut, 11, 17, dan 25, merupakan milik dari trio Inggris tersebut.

Setelah mural itu dibuat, orang-orang tak bertanggung jawab kemudian menuliskan kalimat yang menyerang ketiganya secara rasial.

"Kami enggan berdiri bersama tiga singa h*t*m," begitu tulisan di bawah mural tersebut dilansir Daily Mirror.

Baca Juga: Pulihkan Mental, Sancho dan Rashford Liburan Bareng 

2. Pelaku vandalisme kurang ajar

Serangan Rasial ke Trio Inggris Terus BerlangsungTiga pemain Inggris, yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka jadi korban rasisme usai Inggris gagal menjadi juara Piala Eropa 2020. (skysports.com).

Ada pesan lain yang terdapat di sisi kiri mural tersebut. Kebetulan, ada lambang tiga singa di sisi kiri mural tersebut dan pesan yang disampaikan terbilang lebih kasar.

"Jika jalur masuk orang non kulit p*t*h dilanjutkan, maka warga asli Inggris akan jadi minoritas di 2060," begitu kalimatnya.

3. Polisi langsung turun tangan

Serangan Rasial ke Trio Inggris Terus BerlangsungTiga pemain Inggris, yakni Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka jadi korban rasisme usai Inggris gagal menjadi juara Piala Eropa 2020. (timesofisrael.com).

Tindakan ini sudah direspons oleh organisasi non profit yang menentang rasisme, Stand Up To Racism. Mereka menilai aksi para pelaku vandalisme merupakan pengecut.

"Kami dengan tegas menyatakan, mayoritas warga menolak para pengecut yang tertindak rasis," begitu pernyataan Stand Up To Racism.

Sementara, pemerintah setempat telah menugaskan polisi lokal untuk melakukan investigasi terkait insiden ini.

"Pihak polisi sudah menginvestigasi terkait laporan perusakan di mural Arthur Wharton, Darlington. Penyelidikan terus berlangsung," ujar juru bicara pemerintah setempat.

Baca Juga: Kirim Cuitan Bejat ke Rashford, Pelatih SSB Diciduk Polisi 

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya