[INFOGRAFIS] Bola-bola Piala Dunia: Sejarah, Efek dan Kontroversi

#WorldCup2018 Seperti apa rasanya Telstar 18?

Jakarta, IDN Times - Lima jam dari sekarang perhelatan akbar Piala Dunia 2018 akan dimulai. Dari Luzhniki, tempat awal pesta bola sejagat bermula, euforianya menyebar ke penjuru planet dan akan terus lekang sampai 15 Juli, saat final dilangsungkan.

Dan, dari hiruk-pikuk yang kini mulai terasa sampai di kampung-kampung negeri, meski pestanya nun jauh di negeri Putin sana, ada satu benda yang fungsinya krusial dalam permainan ini dan juga kerap mengundang atensi besar fans di tiap gelaran Piala Dunia. Dia adalah bola resmi.

Tiap empat tahun sekali selalu ada obrolan menarik mengenai bola yang sudah didesain Adidas sejak 1970 ini.

1. Telstar 18: Dari satelit ke microchip  

[INFOGRAFIS] Bola-bola Piala Dunia: Sejarah, Efek dan Kontroversi  digitaltrends.com

Tahun ini, Telstar 18 yang telah menjadi bola resmi Piala Dunia belum apa-apa sudah mendapat kritik dari beberapa kiper. Bola disebut mudah berubah arah dan susah dipegang. Itu pendapat para kiper yang mencobanya.

Tapi, pendapat ilmuwan yang merancang bola ini lain lagi. Mereka justru menganggap bola ini lebih stabil dari Jabulani, bola resmi Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. 

Dibanding bola-bola sebelumnya yang menyusahkan para kiper, Telstar dianggap lebih mampu mengendalikan sepakan-sepakan para pemilik tendangan mematikan seperti yang kerap dilakukan kapten Portugal Cristiano Ronaldo.

Akan sulit bagi pemain seperti Ronaldo memproduksi tendangan bebas efek 'knuckle' yang biasa dilakukannya. Tiga tahun Adidas menghabiskan waktu mengembangkan bola ini dengan dana jutaan poundsterling. Harapannya, tentu akan menjadi perlengkapan permainan sempurna yang pernah ada.

Adidas mengatakan proses pembuatan yang menggunakan metode baru memungkinkan bola tetap bisa menggulir sewaktu menyentuh permukaan lapangan yang penuh kubangan air. Ini semua karena Adidas benar-benar teliti dalam menentukan ketebalan setiap panel.

Telstar 18, yang modelnya merupakan pembaharuan dari ikon bola yang digunakan pada Piala Dunia 1970, juga menampilkan semacam desain 'gergaji' cerdik pada panel luarnya untuk mengurangi guncangan udara.

Untuk memastikan teknologi bekerja, bola ini sudah melewati ujian terowongan udara di Loughborough University.

Bola ini juga sudah melewati tes oleh robot mesin penendang di markas Adidas di Jerman. Bola sukses ditendang mencapai kecepatan hingga 145 kilometer/jam. Wow!

Telstar 18 merupakan bola resmi Piala Dunia yang pertama kali menggunakan teknologi NFC. Di dalamnya tertanam chip NFC yang sudah biasa digunakan dalam ponsel pintar. Chip ini terpasang di bagian atas bola, di bawah simbol Wi-Fi kecil.

Teknologi ini memberikan pengalaman personal dan kesadaran akan lokasi yang menampilkan perincian spesifik tiap bola. Hanya saja, tidak seperti Adidas miCoach Smart Ball, NFC di dalam Telstar 18 tidak bisa mengukur kekuatan tendangan, lengkungan, dan kecepatan umpan.

2. Terinspirasi dari satelit Telstar 1962  

[INFOGRAFIS] Bola-bola Piala Dunia: Sejarah, Efek dan Kontroversi  adidas

Nama bola Piala Dunia 2018 sendiri terinspirasi dari satelit Telstar 1962. Satelit itu memiliki sejarah penting dalam komunikasi karena menjadi satelit komunikasi pertama dunia. Yang secara langsung menjadikan dunia terkoneksi melalui teknologi luar angkasa. Satelit merupakan buah kerja sama NASA dan Bell Telephone Laboratories (sekarang AT&T).

Satelit Telstar kemudian dipensiunkan pengoperasiannya karena Perang Dingin, terutama radiasi dari bom nuklir yang diuji coba oleh Amerika Serita dan Uni Soviet (Rusia, saat ini).

3. Bagaimana perbandingannya dengan bola-bola sebelumnya?  

[INFOGRAFIS] Bola-bola Piala Dunia: Sejarah, Efek dan Kontroversi  adidas

Dikutip dari AFP, Eric Goff, profesor fisik di University of Lynchburg in Virginia, yang jadi bagian tim analisis bola menggunakan terowongan udara dan sejumlah permukaan mengemukakan pendapat tentang Telstar 18. 

Menurutnya saat bola disepak di atas kecepatan 90 kilometer/jam akan memberikan efek melambat delapan sampai 10 persen dibanding Brazuca. "Ini buruk bagi striker yang menendang dari jarak sempurna. Mereka mesti lebih kuat lagi dalam menendang," terang Goff.

Sebaliknya efek ini menguntungkan kiper. Sebab bola yang ditendang dalam kecepatan tinggi akan sedikit lebih lambat ketika akan sampai di gawang ketimbang Brazuca. 

Sementara itu Sungchan Hong dari Fakultas Ilmu Olahraga di University of Tsukuba di Jepang, menyebutkan tes robot yang dilakukan dapat menjadi cerminan Telstar 18 "memiliki stabilitas yang melebihi bola-bola sebelumnya".

"Dengan kata lain diharapkan saat situasi set-piece seperti tendangan bebas atau sepak pojok atau tendangan jarak menengah, mungkin akan lebih efektif," terangnya.

Dibanding Jabulani, yang banyak menuai protes, Hong menyebut bola ini akan lebih stabil dalam pergerakan sehingga memanjakan para kiper.

Jabulani 2010 adalah bola yang mungkin paling dibenci para kiper karena arahnya yang tak mudah diprediksi saat melayang di udara. 

So, menarik tentu saja melihat perang para penyerang dan kiper dengan Telstar 18. Akankah mengurangi produktivitas dalam gelaran tahun ini? Kita tunggu saja..

4. Grafis Bola-bola Piala Dunia

[INFOGRAFIS] Bola-bola Piala Dunia: Sejarah, Efek dan Kontroversi  IDN Times/Sukma Shakti

Baca juga: Linimasa: Hebohnya Pesta Pembukaan Piala Dunia 2018

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya