Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, SOP Keamanan Harus Seragam

Pertandingan Arema FC vs Persebaya memakan banyak korban

Jakarta, IDN Times - Mantan COO PT Liga Indonesia Baru, Tigorshalom Boboy, menduga Prosedur Standar Operasional (SOP) pengamanan yang dipakai dalam laga Arema FC versus Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022), tak sesuai dengan milik FIFA. Menurut Tigor, pengamanan dalam kerusuhan suporter Arema FC memakai SOP yang dimiliki Kepolisian hingga akhirnya menjadi bencana bagi ratusan suporter.

Pihak keamanan tidak bisa membedakan cara mengurai kericuhan dalam stadion atau ketika demo di jalanan. Maka dari itu, gas air mata langsung ditembak demi mengurai massa yang sudah bertindak anarkis.

"Saya mengira, SOP yang digunakan kemarin adalah milik Kepolisian. Polisi juga punya SOP sendiri. Pada saat mereka mengeluarkan gas air mata, yang dihadapi mereka nih bukan penonton sepak bola, menurut mereka. Tapi, ini adalah massa yang sudah bertindak anarkis," kata Tigor kepada IDN Times, Senin (3/10/2022).

1. Harus gunakan SOP yang dibuat security officer

Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, SOP Keamanan Harus SeragamSuasana doa bersama untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Sebenarnya, menurut Tigor, SOP pengamanan dalam pertandingan harus mengikuti apa yang telah dibuat security officer tim tuan rumah. Sebab, aturan PSSI dan Kepolisian sudah pasti jauh berbeda.

"SOP pengamanan pertandingan harusnya dibuat security officer di level klub itu sendiri. Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa dalam tragedi ini. Yang perlu dilakukan sesegera mungkin adalah ubah sistem ini," ujar Tigor.

Baca Juga: Janji Menpora: Investigasi Tragedi Kanjuruhan Transparan

2. Harus segera perbaiki sistem keamanan

Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, SOP Keamanan Harus SeragamSuasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Sistem pengamanan harus dibuat ulang standar utamanya. Tigor menyatakan, standar dalam pengamanan harus ditingkatkan, serta diterapkan di setiap pertandingan.

Namun sebelum itu, harus ditentukan terlebih dahulu seperti apa kategori risiko dalam pertandingan. Baik yang normal, menengah atau tinggi, memiliki langkah pengamanan berbeda.

"Sistemnya harus segera diperbaiki, diubah, dan jadi standar di setiap pertandingan, baik Liga 1 atau 2. Berdasarkan kategori rendah, normal, atau tinggi. Nanti ketahuan, seperti apa yang harus dilakukan semua pihak yang terlibat dalam pengamanan sepak bola," ujar Tigor.

3. Semua pihak harus evaluasi

Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, SOP Keamanan Harus SeragamSuasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Evaluasi secara besar-besaran diperlukan setelah tragedi Kanjuruhan memakan banyak korban. Sebab, pihak keamanan bukan hanya mengamankan pertandingan, tapi memastikan penonton aman, nyaman, dan meninggalkan stadion dengan selamat.

"Regulasi punya PSSI itu harus jadi dasar, acuan terlebih dulu. Dalam setiap pertandingan, itu ada runutan pertandingan, termasuk juga milik security officer. Di situ juga harus dijelaskan kapan pintu harus dibuka, penonton boleh masuk, dan tim datang, sampai ujungnya pertandingan selesai. Pertandingan tidak hanya selesai dalam 2x45 menit, tapi sampai memastikan semua penonton pulang dalam keadaan selamat," kata Tigor.

Baca Juga: Kisah Menegangkan Tragedi Kanjuruhan, Berawal dari Invasi Satu Orang

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya