Pengamat: Saya Setuju Erick Thohir Batasi Pemain Naturalisasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Regulasi baru PSSI yang membatasi setiap klub mengontrak dua pemain naturalisasi per musim menuai pro dan kontra. Namun, pengamat sepak bola nasional justru menyebut langkah tersebut sudah tepat.
Hal tersebut disampaikan salah satu pengamat sepak bola, Eko Noer Kristiyanto. Pria yang karib disapa Eko Maung itu setuju dengan dobrakan baru dari PSSI tersebut.
"Kalau saya sih setuju soal naturalisasi yang dibatasi," kata Eko kepada IDN Times.
1. Demi eksistensi pemain lokal
Eko menyebut, pembatasan kuota pemain naturalisasi memberikan ruang kepada pemain lokal. Regulasi ini juga disebut sebagai pemerataan kekuatan tim Liga 1 musim depan.
"Dibatasinya pemain naturalisasi saya yakin agar pemain-pemain lokal bisa lebih berkembang dan sehat dari segi persaingan," kata Eko.
Baca Juga: APPI: Pembatasan Pemain Naturalisasi Masuk Pelanggaran HAM
2. Supaya persaingan Liga 1 lebih sehat
Regulasi baru ini juga mampu membuat peta persaingan Liga 1 lebih sehat lagi di musim depan. Sebab, klub tajir tidak bisa memanfaatkan pemain naturalisasi untuk mengukir prestasi dengan instan.
"Dalam beberapa hal, ini sehat untuk pemerataan kekuatan klub. Jadi, mentang-mentang klub kaya bisa memanfaatkan status pemain naturalisasi. Karena naturalisasi ini kan pemainnya jelas-jelas mahal dari pada lokal," ujar Eko.
3. PSSI pisahkan operator Liga 1 dan Liga 2 musim depan
Selain pembatasan pemain naturalisasi, PSSI juga memisahkan operator Liga 1 dan Liga 2 pada musim depan. Hal tersebut diapresiasi pengamat sepak bola nasional lainnya, Sigit Nugroho.
"Semoga liga ke depan bisa memenuhi ekspektasi publik bola. Terkait pemisahan operator Liga 1 dan 2, ini mutlak, jelas PT LIB menganak-tirikan Liga 2, sebab mereka fokus ke Liga 1. Apalagi dana yang dialokasikan untuk mengelola Liga 2 memang bersumber dari penghasilan PT LIB di pentas Liga 1, alhasil, Liga 2 sungguh tidak sehat," ujarnya.
Baca Juga: Siap-Siap, Operator Liga 1 dan Liga 2 Berbeda Musim Depan