[WANSUS] Cerita Kapten Persita Gagal Gabung ke Bali United

Toha ternyata sudah sempat tanda tangan kontrak di Bali

Jakarta, IDN Times - Kapten Persita Tangerang, Muhammad Toha memiliki kisah unik dalam kariernya sebagai pesepak bola profesional. Bek sayap kanan 26 tahun itu ternyata sempat gagal ke Bali United, meski sudah tanda tangan kontrak dengan manajemen Serdadu Tridatu.

Momen itu terjadi pada jelang Liga 1 memulai musim 2022/23. Saat selangkah lagi diperkenalkan sebagai amunisi anyar Bali United, Toha justru mendapat sandungan.

Padahal, dia sudah menerima uang kesepakatan. Toha pun menjelaskan kronologinya kepada IDN Times, dan sedikit seputar kariernya. Penasaran? Berikut cerita Toha.

Baca Juga: FIFA Lega Argentina Maju Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Sempat ada isu bergabung Bali United pada awal musim, tapi kok tidak jadi? Itu seperti apa ceritanya?

Sebenarnya, kontrak saya bersama Persita sudah habis setelah musim 2021/22 berakhir. Kemudian saya sudah menjalin komunikasi dengan manajemen Bali United. Memang negosiasinya soal fasilitas dan lain-lain sudah selesai. Akhirnya, saya putuskan pindah ke sana.

Saya pindah ke sana juga dengan catatan. Mereka bermain di AFC dan itu yang bisa membantu saya mendapat peningkatan, misalnya masuk ke Timnas Indonesia.

Saya sudah tanda tangan kontrak dan terima uang muka. Hitungannya ya saya sudah resmi jadi pemain Bali United, karena sudah tanda tangan kontrak. Tapi, tidak tahu ya, mungkin jalur Tuhan juga. Bos ketemu bos, mungkin mereka melakukan negosiasi tapi saya tidak tahu apa yang dibicarakan.

Saya dikasih opsi kalau masih mau di Persita, kontrak saya di Bali United dibatalkan. Tapi, saya tidak bisa memilih klub lain karena sudah tanda tangan kontrak. Akhirnya, saya ambil keputusan untuk kembali lagi ke Persita.

Sudah lama bermain untuk Persita, seperti apa sih targetnya?

Kalau target awal masuk, Persita kan masih di Liga 2. Ya saya mau membawa Persita ke Liga 1, untuk bermain di kasta tertinggi. Dan alhamdulillah bisa terwujud pada 2019.

Kalau sekarang, pastinya saya mau membuat Persita bisa bersaing dengan tim-tim yang namanya lebih besar. Kalau bisa juara, ya juara karena semua pemain atau pun klub pasti mau juara. Sebisa mungkin berusaha agar minimal bisa finis di peringkat yang bagus.

Target pribadi capt sebagai pesepak bola, itu apa sih?

Kalau target pribadi, semua pemain atau individu pasti mau menjadi yang lebih baik. Melangkah ke jalur yang lebih tinggi, seperti membela Timnas Indonesia.

Saya juga punya prioritas untuk memberikan kontribusi besar untuk tim saya. Itu sih target pribadinya saat ini.

Bagaimana cara Toha bisa menembus karier profesional? Ada dukungan dari orang tua?

Tidak semua pemain berawal dari dukungan orang tua. Saya pribadi tidak ada dukungan. Ya, lumayan panjang lah ya perjalanannya. Intinya kalau saya tidak ada dukungan, cuma karena kemauan dan niat.

Tapi, alhamdulillah bisa mencapai ke titik ini. Berkat ambisi dan tekad yang kuat.

Rencana Toha setelah gantung sepatu?

Kalau pandangan saya yang sekarang, mau punya usaha banyak. Kepingin juga punya kontrakan yang banyak. Kalau bisa, saya masih mau melanjutkan karier di dunia sepak bola setelah gantung sepatu. Mungkin jadi pelatih atau sebagainya. Itu sih harapan saya, Insya Allah bisa terwujud.

Kan punya anak laki-laki, kepingin gak anaknya jadi pesepak bola juga?

Kalau dibilang mau, ya mau banget. Cuma saya enggak mau maksa. Biar dia cinta dulu sama sepak bola agar dia kerja keras mencapai itu. Kalau dipaksa, ya percuma juga. Kasian nanti anaknya jadi gak sepenuh hati.

Pokoknya saya perkenalkan dulu. Kalau saya main, biar dia nonton ayahnya main. Dia pasti suka. 'Oh sepak bola itu ramai ya'. Jadi dia lama-lama suka.

Baca Juga: Legenda Mesir Puji Indonesia, Hujat Standar Ganda FIFA

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya