Oscar Tabarez, Mastermind Uruguay yang Tak Menyerah Melawan Sakit

#WorldCup2018, Tabarez tetap berdiri gagah meski dengan tongkat

Jakarta, IDN Times - Uruguay menjadi satu dari lima negara (selain Brasil, Jerman, Italia, dan Argentina) yang pernah mencicipi juara Piala Dunia sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1930 dan 1950.

La Celeste Olimpia selalu tampil impresif dan garang sepanjang perhelatan sepak bola internasional. Lihat saja Piala Dunia 2010, mereka berhasil menembus babak Semifinal sebelum kalah tipis dari Belanda. Kemudian Piala Dunia 2014, mereka berhasil lolos ke babak 16 besar setelah menumbangkan Italia, namun sayang harus dikalahkan oleh Kolombia. Selabjutanya, padq Piaala Dunia 2018, Uruguay berhasil tiba di babak 8 besar.

Sosok penting yang tidak boleh luput dari kebangkitan sepak bola Uruguay adalah sang pelatih, yakni Oscar Washington Tabarez Silva. Pria kelahiran 3 Maret 1947 ini sudah berkutat dengan tim nasional Uruguay sejak 1988. Melalui tangan dinginnya, dia berhasil membina Luis Suarez dan Edinson Cavani menjadi penyerang haus gol yang harus dijaga ketat selama bermain di lapangan.

Di usianya yang ke-71, Tabarez dinobati sebagai pelatih tertua di Piala Dunia 2018. Bahkan, Guiness World Record telah memberikannya penghargaan sebagai pelatih yang paling banyak tampil bersama tim nasional yang sama, yaitu 196 pertandingan. Masih banyak fakta menarik yang dimiliki oleh Tabarez. Ingin tahu lebih lanjut? Yuk simak ulasan IDN Times di bawah ini.

1. Merupakan guru di sekolah dasar

Oscar Tabarez, Mastermind Uruguay yang Tak Menyerah Melawan Sakitgo955.com

Tabarez pensiun sebagai pemain belakang profesional pada usia 32 tahun. Sepanjang kariernya, dia pernah merumput bersama klub Sud America, Sportivo Italiano, Montevideo Wanderers, Fenix, Puebla, dan Bella Vista.

Sebagai pelatih, dia pernah bergelut dengan sejumlah tim besar, seperti Boca Juniors, AC Milan, Cagliari, dan masih banyak lagi. Sebelum menakhodai skuat senior Uruguay yang dikirim ke Piala Dunia, Tabarez sebelumnya adalah pelatih Uruguay U20 pada 1983 dan 1987.

Tabarez dijuliki sebagai El Maestro. Julukan 'sang guru' melekat kepada Tabarez karena dirinya merupakan seorang pengajar sekolah dasar di tanah kelahirannya, Montevideo.

Dedikasi Tabarez terhadap dunia pendidikan diapresiasi oleh UNESCO. Bagaimana tidak, di tengah profesinya sebagai manajer tim sepak bola, dia juga mengajar di sekolah-sekolah yang berlokasi di daerah kumuh nan miskin.

Tabarez menjadi relawan untuk membina orang berusia lanjut yang tidak memiliki kemampuan baca-tulis. Dilansir dari situs resmi UNESCO, Tabarez membuat program Sport for Peace serta Development and Sport for All sebagai instrumen mendekatkan olahraga dengan kegiatan kemanusiaan. Melalui kegiatan semacam itu, dia juga mencari dan mengembangkan bakat sepak bola tersembunyi bagi mereka yang tidak memiliki modal untuk mengikuti sekolah sepak bola.

 2. Menderita penyakit Guillain-Barre Syndrome

Oscar Tabarez, Mastermind Uruguay yang Tak Menyerah Melawan SakitThe Sun

Tabarez beberapa kali tertangkap kamera menggunakan alat bantu untuk berdiri. Bahkan, dia kerap menggunakan kursi roda untuk berjalan. Tentu hal itu menjadi ironis bagi seorang pelatih sepak bola.

Dilansir dari Daily Mail, sejak divonis mengidap penyakit langka pada tahun 2016, Tabarez sudah diminta untuk pensiun dari tim nasional. Seruan untuk Tabarez beristirahat tidak lepas dari keluhannya yang kadang merasa sakit saat berjalan ataupun berdiri. Tetapi, kecintaannya terhadap Uruguay menghilangkan seluruh rasa sakit yang diidapnya.

"Saya memang sakit, tapi tidak hidup dengan rasa sakit. Neuropati ini kadang menyakitkan, terutama saat berjalan. Tapi karena ini penyakit kronis, kadang saya merasa baik," terang Tabarez. Ajaibnya, rasa sakitnya seakan menghilang menyambut pagelaran sepak bola empat tahunan di Moskow saat ini.

Berdasarkan laporan The Guardian, Tabarez dikenal sebagai sosok yang keras kepala. Meski semua orang tahu bahwa dia mengidap penyakit yang berbahaya, Tabarez tidak ingin membahaa penyakitnya kepada siapapun. Bahkan, ketika konferensi pers sekalipun, ia selalu berupaya untuk menunjukkan karakternya sebagai seorang 'guru' yang tidak mengidap penyakit.

Keberhasilan Tabarez saat menumbangkan Portugal dengan skor 2-1 menjadi pembuktian bagi dirinya bahwa penyakit saraf yang disebabkan oleh bakteri ataupun virus itu tidak mengganggu gaya kepelatihannya terhadap Diego Godin cs.

3. Tabarez menjadi teladan bagi timnas Uruguay

Oscar Tabarez, Mastermind Uruguay yang Tak Menyerah Melawan SakitFIFA

Ketua Federasi Sepak Bola Uruguay, Wilmar Valdez, sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Tabarez. Dia dianggap berhasil 'membangunkan' timnas Uruguay yang sempat 'tertidur'.

"Tabarez telah membuat perubahan terhadap tim ini. Dia telah memberikan apa yang dibutuhkan oleh Uruguay," bebernya.

Sementara, kapten sekaligus pemain belakang Uruguay, Diego Godin, mengatakan, apa yang dilakukan oleh Tabarez saat ini merupakan teladan bagi kami semua.

Apresiasi kepada Tabarez juga diungkapkan oleh Fernando Muslera. Dia mengatakan "Apa yang telah dicapai (Uruguay) hingga saat ini adalah karena dia (Tabarez). Dia telah memulainya dari awal. Jika setelah ini Uruguay dihormati oleh seluruh dunia, tentu itu terjadi karenanya," pangkas dia.

Pemain tengah Uruguay, Nahitan Nandez, mengakui betapa besar peran Tabarez terhadap dirinya. Sebagai talenta muda Uruguay, El Maestro benar-benar mengasah bakat terpendam yang dimilikinya.

"Setiap saya memegang bola, saya selalu ingin membawanya hingga 20 meter ke depan. Tapi sang guru berkata, bukan seperti itu harusnya bermain, saya harus bermain untuk tim," cerita dia.

Valdez kembali menyampaikan, "Pada awalnya, Suarez dan Cavani tidak seperti sekarang, begitu juga Godin. Tabarez menjadi orang yang paling berpengaruh untuk membina mereka,".

Saat ini, Uruguay akan berhadapan dengan Prancis pada babak 8 besar. Perancis tentu tidak bisa dianggap enteng, sebab mereka mampu mengalahkan Argentina dan menyarangkan empat gol di gawangnya.

Pengalaman dan kecerdikan Tabarez sangat dibutuhkan pada pertandingan nanti. Selain itu, di usianya yang senja ini bisa menjadi Piala Dunia terkahir bagi Tabarez

Oscar Tabarez, Mastermind Uruguay yang Tak Menyerah Melawan SakitIDN Times/Sukma Shakti

Baca juga: Jadi Tumpuan Uruguay, Ini Profil Gelandang Bentancur yang Serba Bisa

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya