Fakta Seputar NFT di Industri Musik: Untung atau Buntung?  

Grimes dan Shawn Mendes menjual karya dalam bentuk NFT pula

Popularitas NFT, atau non-fungible token, pada dunia seni tidak perlu dipertanyakan lagi. Saat ini, mulai banyak seniman yang memasarkan hasil karyanya dengan menggunakan media NFT. Bahkan, NFT mulai merambah di industri musik!

Hal tersebut dibuktikan dengan adanya beberapa musisi yang membuat NFT musik, seperti Mike Shinoda yang menjual karyanya pada Februari silam. NFT yang diberi tajuk 'One Hundredth Stream' ini menampilkan animasi berdurasi 37 detik disertai dengan musik yang ditulis oleh Shinoda. Melalui lelang NFT ini, ia berhasil meraup keuntungan hingga mencapai 30,000 dolar AS atau sekitar Rp429 juta. Angka yang fantastis, bukan?

Dengan kemudahan yang disajikan oleh NFT kepada industri musik, apakah kehadiran NFT mampu mengubah pola sirkulasi dan cara mengapresiasi musik?

1. Mengenal NFT dan cara kerjanya

Fakta Seputar NFT di Industri Musik: Untung atau Buntung?  ilustrasi NFT browsing (pexels.com/Andres Ayrton)

Hadirnya NFT dianggap sebagai angin segar bagi para pelaku industri kreatif. Pasalnya, mereka dapat menjual hasil karyanya dengan harga yang ditentukan sendiri dan akan mendapatkan keuntungan secara penuh. Begitu pula halnya dengan penjualan musik dalam bentuk NFT, musisi dapat menjualnya secara langsung dan mendapatkan royalti lebih efisien tanpa birokrasi yang berbelit-belit seperti halnya melakukan penjualan secara konvensional melalui label musik.

Lantas, sebenarnya apa itu NFT?

NFT yang merupakan singkatan dari non-fungible token adalah bentuk dari aset digital berbasis teknologi blockchain. Terdapat berbagai macam bentuk dari NFT, namun sebagian besar penjualan NFT saat ini berpusat di sekitar barang koleksi, seperti karya seni digital berupa gambar, foto, musik, dan klip video. Hasil karya digital ini biasanya dijual melalui lelang atau NFT marketplace, di mana kamu hanya bisa membeli atau menjualnya dengan menggunakan aset kripto.

Sebagai seniman, kamu dapat menjual hasil karyamu tanpa perantara. Kamu hanya perlu daftarkan diri melalui NFT marketplace pilihanmu, dan menghubungkan wallet kamu pada akun yang sudah dibuat. Wallet adalah dompet virtual yang digunakan untuk menyimpan seluruh aset kripto milikmu agar mempermudah proses transaksi jual-beli NFT.

2. Seperti apa kondisi penjualan musik saat ini?

Fakta Seputar NFT di Industri Musik: Untung atau Buntung?  ilustrasi spotify music player (pexels.com/John Tekeridis)

Keberadaan platform streaming musik yang umum digunakan seperti Spotify dan Apple Music mampu menyajikan kemudahan pada penggunanya dengan akses ke ribuan rekaman musik dari berbagai genre dan tahun rilis. Tidak hanya itu saja, pengguna juga dapat membuat daftar putar dengan menggunakan lagu-lagu yang dimiliki oleh platform tersebut. Dengan biaya yang relatif terjangkau, tak heran jika penggunaan aplikasi streaming ini kian meningkat dan mulai menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. 

Berdasarkan laporan akhir tahun 2020 dari Recording Industry Association of America (RIAA), tercatat bahwa sepanjang tahun 2020 streaming platform telah menyumbang sebesar 83 persen dari seluruh pendapatan industri musik. Kendati terlihat menguntungkan, jumlah yang didapatkan oleh para musisi masih tidak sebanding dengan biaya promosi serta biaya lainnya yang sudah dikeluarkan.

Tidak hanya itu saja, hadirnya streaming platform ini juga seakan mematikan penjualan rilisan fisik.

3. Kehadiran NFT di industri musik

Fakta Seputar NFT di Industri Musik: Untung atau Buntung?  ilustrasi perempuan melakukan rekaman musik (unsplash.com/soundtrap)

Dilansir Zipmex, salah satu platform jual beli aset kripto, NFT atau non-fungible token adalah bentuk tokenisasi sebuah aset dengan menggunakan standar token ERC-721 yang berasal dari blockchain Ethereum. Keunggulan yang dimiliki oleh NFT adalah setiap NFT memiliki kode yang berbeda. Ini artinya, siapa pun tidak dapat memiliki NFT yang benar-benar sama persis. Meskipun rilisan NFT yang dimiliki merupakan produk yang sama, tiap NFT memiliki entitas yang berbeda. Dengan membeli NFT, pembelinya akan menjadi pemilik penuh atas aset tersebut.

Rob Horning, seorang penulis dan editor buku Real Life, melalui milis berlangganannya mengatakan bahwa di masa orang-orang membutuhkan validasi di internet seperti saat ini, seseorang bisa membuktikan kepemilikan sebuah karya seni dengan membeli koleksi NFT. Kepemilikan NFT dapat memberikan validasi bahwa pembelinya mampu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh siapa pun.

NFT menjelma jadi sertifikat digital keaslian yang berharga bagi para pecinta musik. Terlebih, nilai musik dalam bentuk NFT juga dapat berubah sesuai dengan value yang dimiliki. Seperti halnya rilisan fisik langka, musik dalam bentuk NFT juga berpotensi diburu dengan harga tinggi oleh para penggemarnya.

Di awal hingga pertengahan tahun 2021, sudah banyak musisi mancanegara yang merilis karya musiknya dalam bentuk NFT. Seperti yang dilakukan Tory Lanez pada Maret lalu dengan meluncurkan kembali album bertajuk PLAYBOY yang dirilis dalam bentuk NFT.

Baca Juga: Diduga Aksi Protes Mahasiswa, Foto Rektor ITB Dijual Sebagai NFT

4. Musisi yang turut terjun ke dunia NFT

Tidak hanya Tory Lanez saja yang akhirnya memutuskan untuk berkecimpung di dunia NFT ini. Terdapat beberapa musisi ternama lainnya yang juga mengikuti arus tren NFT.

Grimes, musisi asal Kanada yang juga sempat menjadi kekasih Elon Musk ini menjual hasil karyanya dalam bentuk NFT. Meskipun karya yang dijual berupa gambar bukan musik, ia telah berhasil menjual karya-karyanya hingga mencapai 6 juta dolar AS. Jika kamu tertarik untuk melihat, atau bahkan membelinya, kamu dapat melihatnya melalui NFT marketplace Nifty.

Shawn Mendes juga tak ketinggalan untuk turut andil dalam tren ini. Pelantun Señorita ini berkolaborasi dengan Genies, sebuah perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, untuk membuat sebuah collectible item yang terinspirasi dengan albumnya yang berjudul Wonder.

5. Kesulitan di balik gemerlap NFT pada industri musik

Fakta Seputar NFT di Industri Musik: Untung atau Buntung?  ilustrasi rekaman musik (pexels.com/Blaz Erzetic)

Bak pedang bermata dua, meskipun NFT mampu menghadirkan kemudahan dalam merilis dan mendapatkan royalti secara langsung, sayangnya tidak semua musisi merasakan keuntungan yang sangat besar. 

Charles Damga adalah founder label indie UNO NYC yang juga seorang direktur kreatif dari Foundation, mengungkapkan pendapatnya kepada Decrypt perihal kekurangan dari penjualan musik dalam bentuk NFT. Baginya, penjualan musik dalam bentuk NFT dapat memunculkan masalah baru, yaitu eksklusivitas.

Sebagai contoh, mungkin beberapa musisi terkenal mampu meraup keuntungan tinggi dari penjualan musik dalam bentuk NFT. Sebab, ia memiliki penggemar setia dalam jumlah yang banyak. Terlebih jika seniman tersebut juga cukup familiar di industri kripto. Namun sayangnya, keberuntungan yang didapatkan oleh musisi ternama tersebut tidak serta-merta dapat dirasakan oleh seluruh seniman yang melakukan hal serupa. 

"Eksklusivitas ini yang menjadi masalah besar dalam industri kripto. Masalah itu akan menjadi penghalang untuk para musisi yang masih awam dengan industri kripto," ujarnya.

Meski demikian, masalah tersebut tidak menutup kemungkinan para musisi dari berbagai kalangan untuk dapat menjual dan mempromosikan hasil musiknya dalam bentuk NFT. 

Baca Juga: Aset Kripto NFT Makin Populer, Kini Libatkan Industri Kreatif

Nabilla J. Amanda Photo Writer Nabilla J. Amanda

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya