Bekraf Game Prime: Buka Industri Gaming Indonesia ke Pasar Luar Negeri

Gamenya kita gak kalah bagus sama karya luar negeri lho

Surabaya, IDN Times - Bekraf Festival baru saja diselenggarakan di Surabaya. Bertempat di Grand City, acara besar dari Badan Ekonomi Kreatif RI itu berlangsung selama tiga hari, mulai Kamis (15/11) sampai Sabtu lalu (17/11). Berbagai sektor dalam bidang ekonomi kreatif hadir dan dibicarakan di sana guna mendukung perkembangan kreatifitas para pemuda Indonesia. Salah satunya adalah di bidang video game.

Beberapa game dihadirkan di Bekraf Game Prime. Mulai dari Ultra Space Battle Brawl, Mini Racing Adventure, Emak-emak Matic, Badmintron Stars, Happy Glass hingga Dreadout yang akan difilmkan. Semua game itu dapat dimainkan di sana secara gratis oleh para pengunjung. Bahkan terdapat kompetisi USBB yang dapat diikuti untuk memenangkan hadiah.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dunia game Indonesia, IDN Times berbincang dengan Muhammad Azhar Iskandar Zainal selaku Kepala Subdit Manajemen Pelaksanaan Teknologi, Informasi dan Komunikasi Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) serta penanggung jawab area Bekraf Game Prime. Obrolan kecil tersebut memberikan informasi bagaimana dunia game Indonesia mulai berkembang dan bagaimana Bekraf mencoba membantu meningkatkannya.

1. Pasar yang mulai membesar dan potensial

Bekraf Game Prime: Buka Industri Gaming Indonesia ke Pasar Luar NegeriIDN Times/Abraham Herdyanto

Dibentuk pada 2016, Bekraf mulai membentuk infrastruktur di bidang Informasi, teknologi dan komunikasi; dan salah satu sektor yang diawasi adalah sektor game. Dalam acaranya yang bernama Bekraf Developer Day, mereka mengamati para peserta yang merupakan para developer game terus meningkat. Untuk terakhir saja, pesertanya mencapai 15 ribu orang yang berasal dari hampir 30 kota dan hasilnya menghadirkan lebih 500 aplikasi game.

Perkembangan itu juga meningkat di sektor pengunjung dan gamer. Yang datang pada pameran Bekraf Prime Game pada 2016 berjumlah 5.000 orang dan di 2018 ini jumlahnya meningkat mencapai 17 ribu pengunjung. Itu mengindikasikan animo masyarakat terhadap game lokal sudah mulai membaik.

2. Kurangnya kesadaran gamer untuk membeli sebuah karya

Bekraf Game Prime: Buka Industri Gaming Indonesia ke Pasar Luar NegeriIDN Times/Abraham Herdyanto

Sangat disayangkan, kesadaran akan hadirnya game karya anak bangsa masih belum diimbangi dengan kesadaran untuk mengapresiasi. Dari pasar game Indonesia yang mencapai US$ 880 juta, menurut Azhar, hanya 10 persennya saja yang dinikmati oleh para developer lokal. Lainnya lari kepada game-game luar, seperti Arena of Valor, Player Unknown Battleground dan sebagainya.

Belum lagi, para gamer yang berani membeli hanyalah sedikit. Hanya sekitar dua persen saja dari keseluruhan gamer Indonesia yang mencapai 40 juta orang yang mau membayar demi memainkan game.

Baca Juga: Mojiken Studio: Developer Game Surabaya Tembus Pasar PS4 dan Switch!

3. Dihubungkan dengan pasar asing

Bekraf Game Prime: Buka Industri Gaming Indonesia ke Pasar Luar NegeriIDN Times/Abraham Herdyanto

Kesadaran akan hal itu membuat Bekraf mengambil tindakan lebih lanjut. Para game yang telah memenuhi kriteria, yaitu berkualitas baik dan mampu bersaing dengan game luar, akan dibantu untuk menarik pasar dari luar. Menurut Azhar, jika bergantung hanya pada pasar lokal malah akan membunuh sang developer sendiri karena susahnya pemasukan untuk terus berkarya.

Kami akan mengirim para developer game untuk datang ke pameran internasional. Gamescom, E3, Gameshow. Kita akan bantu buka pasar. Tentu saja semua game telah melalui kurasi,” ujar Azhar.

4. Mencoba meningkatkan kemampuan developer Indonesia

Bekraf Game Prime: Buka Industri Gaming Indonesia ke Pasar Luar NegeriIDN Times/Abraham Herdyanto

Selain itu salah satu kendala utama datang dari para developer-nya sendiri, yaitu kemampuan untuk mengembangkan game-nya dalam bidang IT. Ide-ide yang diciptakan sudah sangat kreatif dan mampu bersaing pasar asing. Hanya saja eksekusinya membuat game lokal terkadang dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, Bekraf pun sering memberikan workshop teknik pengembangan yang mampu meningkatkan skill mereka.

5. Adanya proyek testing house development di Bandung

Bekraf Game Prime: Buka Industri Gaming Indonesia ke Pasar Luar NegeriIDN Times/Abraham Herdyanto

Bekerja sama dengan Asosiasi Game Indonesia (AGI), Bekraf menggarap sebuah proyek bernama Bekraf Digital Lab, sebuah testing house development yang berlokasi di Bandung. Proyek itu akan memberikan fasilitas kepada para developer yang kesulitan dalam bidang teknologi untuk menggarap proyek mereka di sana secara gratis. Syaratnya adalah cukup menjadi anggota AGI. Semua itu demi meningkatkan perkembangan industri gaming Indonesia.

“Seiring pertumbuhan ekonomi yang makin bagus, jika buyer-nya meningkat, pasti yang lain meningkat. Jadi jalannya adalah dengan menggenjot para talentanya dan ciptakan ekosistemnya yang kondusif, baik dalam negeri maupun luar negeri,” Azhar menjelaskan lebih lanjut.

Sekarang kamu tahukan permasalahan apa saja yang dialami oleh dunia game Indonesia. Menurutmu sendiri apa lagi yang menyebabkan dunia game Indonesia susah berkembang? Coba utarakan pendapatmu ya.

Baca Juga: Game Horor Indonesia DreadOut Bakal Ada Sekuelnya, Ini 7 Infonya!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya