5 Ide Jenius Dalam Video Game Ini Sia-sia Akibat Eksekusi yang Buruk

Bikin kecewa!

Salah satu alasan kenapa video game bisa dikatakan buruk adalah karena ide atau konsep yang diangkat sudah buruk awal. Pemilihan ide memang menjadi landasan yang paling penting ketika menciptakan sebuah video game, di mana itu sangat mempengaruhi semuanya, mulai dari cerita hingga mekanika gameplay yang nantinya akan diusung.

Namun, tak jarang pula, ide-ide jenius yang dituangkan kedalam video game, berakhir sia-sia karena developer yang menanganinya gagal meracik game tersebut dengan baik atau seharusnya. Berkaitan dengan itu, di sini penulis telah merangkum 5 ide jenius yang disia-siakan di dalam eksekusi video game yang buruk. Berikut ulasannya.

1. Hacking terhadap musuh – MindJack

5 Ide Jenius Dalam Video Game Ini Sia-sia Akibat Eksekusi yang Burukgamewatcher.com

Ketika dirilis pada tahun 2011 silam, MindJack langsung dianggap sebagai salah satu game terburuk di tahun itu. Alasannya karena MindJack dinilai memiliki gameplay sangat yang buruk, grafis yang mengerikan, tapi yang paling penting, karena menyia-nyiakan idenya yang sangat bagus.

Jauh sebelum Watch Dogs, MindJack telah menggunakan konsep hacking, di mana pemain diberi kemampuan untuk dapat meretas musuh, lalu menjadikan mereka sekutu. Sayangnya, ide ini kurang diimplementasikan dengan baik dan semakin diperburuk dengan bagian ‘kurang berkualitas’ lainnya.

2. Multiplayer-shooter dengan cerita – Brink

5 Ide Jenius Dalam Video Game Ini Sia-sia Akibat Eksekusi yang Burukstore.steampowered.com

Melalui Brink, Bethesda berusaha untuk membuat game RPG-shooter yang memiliki cerita, namun diceritakan lewat pertandingan multiplayer kompetitif. Premisnya juga sederhana, pemain akan bergabung dengan salah satu dari dua faksi yang terlibat perang saudara untuk mengendalikan kota terapung bernama The Ark.

Setiap faksi akan memiliki tujuan masing-masing, yang telah didesain sedemikian rupa agar bisa ‘sejalan’ dengan konsep multiplayer yang diusung. Namun sayang seribu sayang, ide ambisius ini jauh dari kata memuaskan pada produk finalnya, sehingga pada akhirnya Brink berjalan ‘tertatih-tatih’ ketika dirilis.

Baca Juga: Gak Masuk Akal, 5 Video Game Ini Dicekal di Beberapa Negara

3. Sejarah alternatif perang dunia ke-2 – Turning Point: Fall Of Liberty

5 Ide Jenius Dalam Video Game Ini Sia-sia Akibat Eksekusi yang Burukgamespot.com

Ketika game FPS berbasis perang dunia ke-2 rata-rata menggunakan ‘actual-event’ sebagai basis cerita mereka, Turning Point buatan Codemasters berusaha untuk membuat sebaliknya. Game yang satu ini berlatar di sejarah alternatif di mana Eropa dan Amerika sepenuhnya diserang oleh Jerman.

Ini sejatinya merupakan ide cerita yang sangat menarik, karena pemain ditempatkan didalam sebuah cerita sejarah alternatif yang ‘tidak sepenuhnya’ terlihat fiktif. Sayangnya, sama seperti game FPS lainnya, gameplay pada Turning Point terlalu mendasar dan kurang inovasi. Selain itu, konsep keren dari ide yang dimilikinya juga tidak dibarengi dengan penyampaian kisah militer yang ‘wah’.

4. Karakter Tuna Rungu – The Quiet Man

5 Ide Jenius Dalam Video Game Ini Sia-sia Akibat Eksekusi yang Burukpolygon.com

The Quiet Man punya konsep yang sangat unik, di mana sang karakter utama yaitu Dane memiliki gangguan pendengaran alias tuna rungu. Jadi sebagian besar sekuens pada game ini tidak memiliki suara apapun, sehingga subtitle secara rutin akan ditampilkan untuk memberi tahu apa yang sebenarnya dibicarakan.

Namun, eksekusi dari developer pada game ini bisa dibilang kurang begitu baik. Plotnya sendiri cukup berantakan dengan penyampaian cerita berbasis FMV yang punya transisi kurang begitu mulus kepada gameplay-nya. Ini menjadi lebih buruk lagi ketika developer menyematkan mode ‘sound on’ yang membuat seluruh ide di awal berakhir tidak berguna.

5. Multiplayer dengan choice-driven – Hidden Agenda

5 Ide Jenius Dalam Video Game Ini Sia-sia Akibat Eksekusi yang Buruksagamer.co.za

Konsep choice-driven yang dimiliki oleh Hidden Agenda di sini memiliki maksud bahwa pemain dibekali kemampuan untuk memilih cerita apa yang selanjutnya terjadi. Jika dicarikan contoh lain, Until Dawn dan juga game-game buatan Teltalle menjadi yang paling mirip karena mengusung konsep serupa.

Namun, yang berbeda dari Hidden Agenda adalah terdapat fitur multiplayer berupa ‘vote’ dimana pemain lain mampu memberikan suara mereka untuk keputusan yang akan dipilih. Sayangnya, hasil akhirnya kurang begitu memuaskan, dengan kualitas cerita detektif berbasis thriller yang gagal memenuhi ekspektasi.

Demikian tadi sedikit informasi menarik mengenai 5 ide jenius yang disia-siakan pada video game buruk. Semoga ke depannya, masalah seperti ini tidak terulang lagi terutama oleh developer-developer besar.

Baca Juga: 5 DLC Menakjubkan yang Jadi Penyempurna Game Utamanya

Arif Gunawan Photo Verified Writer Arif Gunawan

Noob Tech Writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya