5 Kesalahpahaman dalam Dunia Gaming yang Masih Dianggap Lumrah

Apa betul angka fps tinggi menunjukkan kualitas?

Memainkan game digital di berbagai platform, seperti PC, konsol, atau smartphone, tentu akan membawa keasyikan tersendiri. Dunia gaming pun makin tumbuh dan berkembang menjadi sebuah industri hiburan yang makin digandrungi. Namun, dengan luasnya dunia tersebut, berbagai kesalahpahaman juga kerap terjadi dan bahkan masih dipercaya.

So, sebagai gamer, apa kamu bisa meluruskan kesalahpahaman di bawah ini? Pasalnya, salah kaprah tersebut masih dianggap wajar oleh gamer hingga saat ini. Apa saja, ya, kesalahpahaman dalam dunia gaming tersebut? Yuk, simak!

1. Esports dan bermain game itu sama

5 Kesalahpahaman dalam Dunia Gaming yang Masih Dianggap Lumrahilustrasi turnamen E-Sport (smartlaunch.com)

Banyak gamer yang masih beranggapan bahwa esports atau olahraga elektronik sama saja dengan bermain game biasa. Well, faktanya, kedua hal tersebut sangat berbeda. Olahraga resmi esports membutuhkan atlet profesional yang mumpuni. Itu karena dalam sebuah turnamen, pencapaian nilai dianggap prioritas dan krusial.

Selalu menang ketika memainkan game di rumah belum tentu kamu memenuhi kualifikasi sebagai atlet esports profesional. Bahkan, bayaran dan hadiah yang didapat atlet atau tim dalam sebuah pertandingan esports resmi bisa sangat tinggi. Menurut laman Esports Earnings, total pendapatan dan nilai hadiah seorang atlet esports itu bisa mencapai jutaan dolar AS atau puluhan miliar rupiah.

2. Semua GPU bawaan prosesor itu jelek

5 Kesalahpahaman dalam Dunia Gaming yang Masih Dianggap Lumrahilustrasi prosesor AMD Ryzen (unsplash.com/Olivier Collet)

Ada anggapan bahwa GPU bawaan prosesor jauh lebih lemah ketimbang VGA eksternal. Well, sebetulnya anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, saat ini, sudah banyak prosesor modern yang dilengkapi dengan GPU yang punya kemampuan cukup andal. Nah, pertanyaannya, mau dibandingkan dengan VGA eksternal yang mana dulu, nih?

Kartu grafik sekelas GTX 1660, RTX 2060, RTX 3050, RTX 3080, dan AMD RX 6900 XT jelas menjadi VGA tangguh yang tidak bisa disejajarkan dengan GPU bawaan prosesor. Namun, bukan berarti APU (prosesor dengan GPU di dalamnya) itu jelek. Ambil contoh, prosesor sekelas AMD Ryzen 9 3950X dan Intel Core i9-12900K jelas memiliki GPU lebih baik jika dibandingkan VGA eksternal keluaran lama atau kelas low-end.

Baca Juga: 5 Game PC dengan Waktu Loading Terlama, Era HDD Sudah Lewat

3. Gamer yang bagus itu wajib menguasai semua jenis game

5 Kesalahpahaman dalam Dunia Gaming yang Masih Dianggap Lumrahilustrasi memainkan game di HP (unsplash.com/SCREEN POST)

Tidak ada kewajiban bagi gamer mana pun untuk menguasai semua jenis game. Bahkan, seorang gamer profesional pun tidak menguasai semua jenis game dengan sempurna. Mereka memiliki kemampuan dan spesialisasinya masing-masing, begitu juga dengan gamer awam. Sehebat apa pun dalam bermain game, tidak mungkin seorang gamer menguasai secara sempurna semuanya.

Gamer yang jago dalam memainkan game first-person shooter atau FPS mungkin tidak akan bisa bermain bagus ketika memainkan genre fighting, begitu juga dengan jenis lainnya, macam RPG, strategi, RTS, petualangan, dan sebagainya. Belum lagi kalau kita lihat berbagai macam platform yang digunakan, seperti PC, konsol, handheld, atau HP, semuanya punya karakter dan perbedaan yang sulit untuk dikuasai secara sempurna.

4. Angka fps tinggi itu menunjukkan kualitas

5 Kesalahpahaman dalam Dunia Gaming yang Masih Dianggap Lumrahilustrasi bermain game PC (pixabay.com/11333328)

Angka frame rates atau fps tinggi memang jadi impian bagi banyak gamer. Sayangnya, ada mitos di balik itu. Ya, banyak dari kita yang beranggapan bahwa angka fps tinggi itu menjadi tolok ukur bagi sebuah kualitas gaming. Padahal, ada banyak faktor yang memengaruhi kenyamanan dalam bermain game.

Menurut laman GPU Mag, standar grafik game dengan angka 30 fps sebetulnya masih cukup untuk dikatakan layak dimainkan. Jika membutuhkan angka yang lebih tinggi, mungkin 60 fps sudah lebih dari cukup untuk menjalankan hampir semua judul game yang ada. Angka 30—60 fps menjadi tolok ukur karena mata kita sangat terbatas dalam melihat pergerakan di atas 60 fps.

5. Vsync itu gak penting

5 Kesalahpahaman dalam Dunia Gaming yang Masih Dianggap Lumrahilustrasi memainkan game digital di komputer (pixabay.com/ExplorerBob)

Tidak, ini jelas anggapan yang keliru. Faktanya, teknik Vsync atau vertical sync justru akan membuat fps stabil di angka tertentu, misalnya 60 fps. Namun, waktu yang tepat dalam mengaktifkannya menjadi pilihan yang akan membuatmu nyaman memainkan sebuah game. Itu semua tergantung dari kondisi masing-masing gamer yang tentunya tidak sama.

Vsync harus diaktifkan ketika VGA yang ada terlalu powerful dibandingkan dengan monitor. Contohnya, kartu grafik sanggup menjalankan game pada angka 100 fps, tapi monitor yang dipakai hanya punya refresh rate 60 Hz. Nah, mematikan Vsync justru akan membuat gambar menjadi robek atau terbelah secara horizontal. Robekan atau pecahan gambar inilah yang dinamakan screen tearing.

Untuk mencegah screen tearing itulah diperlukan Vsync yang akan menyamakan performa VGA dan monitor. Namun, jika monitormu sudah memiliki refresh rate tinggi (144 Hz atau di atasnya), Vsync mungkin tidak perlu diaktifkan ketika angka fps berada di bawah angka refresh rate monitor tersebut.

So, itu tadi beberapa kesalahpahaman yang masih sering dianggap lumrah oleh gamer. Semoga dengan artikel ini, kamu bisa lebih memahami beberapa konsep dalam gaming, ya!

Baca Juga: Game dan Psikologis ternyata Berkaitan, Ini 5 Fakta Ilmiahnya

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya