[REVIEW] Legend of Mana—Racikan JRPG yang Tetap Melegenda

Bangkitkan nostalgia

Merilis ulang game lawas dengan tampilan yang lebih kekinian sedang menjadi tren di dunia game. Ya, konsep remastered ini memang biasanya menyasar pada judul-judul legendaris yang dulunya pernah dirilis untuk konsol lawas, seperti PS1 dan PS2. Sebelumnya, pada 2016, Square Enix juga pernah merilis Final Fantasy IX untuk PC yang tentunya bergrafis lebih baik.

Nah, pada 24 Juni 2021, Square Enix kembali merilis game legendaris mereka yang berjudul Legend of Mana. Game ini sama-sama menjadi andalan Square Enix yang kala itu masih membawa label Square Soft. Jika pernah memainkannya di konsol PS1, kamu pasti tahu bahwa Legend of Mana merupakan game yang sangat kental dengan Japanese role-playing game atau JRPG.

Bagaimana sensasi dan ulasan penulis setelah memainkan JRPG legendaris ini? Yuk, simak review singkat berikut ini.

1. Jalan cerita yang sama persis dengan versi aslinya

[REVIEW] Legend of Mana—Racikan JRPG yang Tetap MelegendaPohon Mana tetap akan menjadi fokus dalam cerita. (dok. Square Enix/Legend of Mana)

Tidak ada perbedaan jalan cerita antara Legend of Mana Remastered dengan versi orisinalnya. Kamu tetap akan memainkan game yang juga berfokus pada plot cerita tentang Pohon Mana yang telah memberikan kehidupan di dunia Fa'Diel—semesta dalam Legend of Mana. Sayangnya, pohon tersebut telah terbakar ratusan tahun lalu, sebelum game ini dikisahkan.

Diceritakan bahwa saat itu dunia sedang mengalami gonjang-ganjing akibat peperangan yang dilakukan berbagai macam ras, seperti manusia, peri, jumi, dan makhluk-makhluk lainnya. Nah, sudah bisa ditebak bahwa keberadaanmu adalah sebagai pahlawan yang bertugas untuk memulihkan keadaan dunia seperti sedia kala. Cerita dan plot macam ini memang sangat identik dengan banyak game berbasis RPG asal Jepang.

Perjuanganmu tentunya tidak mudah karena ada begitu banyak tantangan dan misteri yang harus dilewati. Fa'Diel bukanlah dunia yang ramah seperti dulu. Di sini, terdapat banyak makhluk aneh yang siap menebarkan berbagai macam ancaman. Bahkan, beberapa kelas monster dari dunia bawah tanah pun muncul ke Fa'Diel untuk menghalangi sang protagonis utama.

2. Unik dan berbeda dengan RPG lainnya

[REVIEW] Legend of Mana—Racikan JRPG yang Tetap MelegendaSistem permainan Legend of Mana yang tetap unik. (dok. Square Enix/Legend of Mana)

Sejak awal mula dirilis untuk PS1, Legend of Mana sudah menunjukkan bahwa game ini ada di level berbeda dalam hal gameplay. Salah satu sistem permainan yang cukup unik dalam game ini adalah keberadaan artefak-artefak yang tersebar di seluruh semesta Fa'Diel. Nah, salah satu misi kita adalah mencari sekumpulan artefak tersebut dalam Land Make, sebuah sistem yang mengizinkan pemain untuk meletakkan artefak di dungeon sesuai keinginan gamer.

Uniknya, meskipun bebas meletakkan artefak-artefak tersebut, jika salah dalam meletakkannya, hal tersebut akan berdampak pada tingkat spirit dari karakter yang kita mainkan. Di sisi lain, jika dalam Final Fantasy kita diizinkan memelihara Chocobo, dalam Legend of Mana, kita pun diizinkan untuk memelihara monster. Kamu akan menemukan berbagai wilayah atau zona yang di dalamnya terdapat telur monster. Nah, memelihara mereka dirasa cukup mengasyikkan dan menghibur di tengah ruwetnya situasi di semesta Fa'Diel.

Secara keseluruhan, sistem permainan yang ditawarkan pada game kali ini memang terasa identik dengan versi aslinya. Bahkan, tak ada perubahan sama sekali dengan sistem pertarungannya yang real time. Memainkannya di laptop atau PC akan membawamu ke dalam sebuah sistem permainan unik yang justru bisa membangkitkan nostalgia masa kecilmu.

Baca Juga: [REVIEW] Loop Hero—Sebuah RPG Unik dalam Balutan Grafis Retro

3. Bisa dimainkan pada resolusi 4K

[REVIEW] Legend of Mana—Racikan JRPG yang Tetap MelegendaGrafis versi remastered terlihat lebih tajam dan halus. (dok. Square Enix/Legend of Mana)

Tentu saja Legend of Mana Remastered cukup berbeda dalam hal visual jika dibandingkan versi aslinya. Dalam versi ini, grafis ditampilkan cukup tajam dan jernih. Bahkan, game arahan Koichi Ishii ini bisa dimainkan dalam resolusi 4K, di samping resolusi 1080p sebagai pilihan utama. Nah, Square Enix rupanya belajar banyak dari kisah perilisan Final Fantasy IX Remastered beberapa tahun lalu.

Yup, seperti yang kita tahu, tampilan latar belakang Final Fantasy IX Remastered mendapatkan kritik pedas dari penggemar. Pasalnya, grafis lingkungannya terlihat sangat kabur dan tidak mendapat sentuhan serius dari pengembang. Namun, dalam Legend of Mana, detail latar belakang lingkungan sudah cukup diperhatikan karena pada versi remastered, tampilan visualnya tampak lebih tajam ketimbang versi orisinalnya.

Untuk desain dan karakternya masih sama persis dengan versi pada konsol PS1. Harap diingat bahwa game ini bukanlah remake seperti Final Fantasy VII yang juga sama-sama dikembangkan oleh Square Enix. Oh, ya, kapasitas file dari game ini mencapai 13 GB. Selain itu, pastikan bahwa PC atau laptop milikmu sudah memiliki RAM minimal 4 GB dan GPU setara GeForce GT 730 untuk menjalankannya dengan mulus.

4. Audio khas yang ikonis

[REVIEW] Legend of Mana—Racikan JRPG yang Tetap MelegendaKisah kepahlawanan dalam JRPG dengan audio ikonis. (dok. Square Enix/Legend of Mana)

Bagi penulis, audio yang ada dalam banyak game buatan Square Enix memanglah cukup identik sekaligus ikonis. Tengok saja banyak game besar mereka, seperi Final Fantasy, Bravely Default, Secret of Mana, Vagrant Story, dan Chrono Cross. Meskipun terkesan linear, audio yang ditampilkan dalam masing-masih game tadi terdengar ikonis dan melekat pada plot cerita yang dibuat.

Nah, hebatnya lagi, dalam Legend of Mana Remastered, terdapat dua mode pemilihan musik yang bisa kita tentukan. Ini merupakan tambahan yang cukup terasa mayor bagi penulis. Dengan kata lain, selain versi orisinal, kamu juga bisa memilih musik-musik asli yang sudah diaransemen ulang.

Musik yang ada dalam game ini merupakan karya dari Yoko Shimomura yang juga terkenal sebagai komposer dari judul besar, macam Final Fantasy, Parasite Eve, Super Mario RPG, Xenoblade Chronicles, Kingdom Hearts, hingga Street Fighter. Yang jelas, mendengarkan alunan audio yang ikonis di tengah grafis retro akan segera membangkitkan nostalgia di masa lalu.

5. Wajib dijadikan koleksi

[REVIEW] Legend of Mana—Racikan JRPG yang Tetap MelegendaKarakter utama dengan monster peliharaannya. (dok. Square Enix/Legend of Mana)

Steam menjual Legend of Mana seharga Rp429 ribu. Apakah harga ini dirasa layak? Jawabannya ya. Bagi penulis, game ini layak untuk dijadikan koleksi bagi siapa saja yang menyukai game-game JRPG. Dengan tampilan yang lebih baik, Square Enix seolah membuktikan bahwa mereka bisa berbenah dan tidak mengulangi kesalahan fatalnya di masa lalu.

Begitu juga bagi kamu yang dulunya pernah memainkan game ini di PS1, memainkannya kembali di PC atau laptop dapat dengan segera membangkitkan suasana nostalgia di masa kecil. Nilai inilah yang sepertinya ingin ditonjolkan oleh developer ditambah dengan peningkatan visual dan audionya. Kamu akan kembali diingatkan pada masa saat kamu sering begadang demi memainkan JRPG yang pernah mendominasi konsol PS1.

Satu lagi, sistem pemilihan musikal yang disertakan di versi remastered juga menjadi kelebihan utama dalam game ini. So, skor 4,5/5 adalah nilai yang penulis berikan pada Legend of Mana, sebuah JRPG legendaris yang membuat penulis merasakan nostalgia yang cukup intens. Bagaimana denganmu? Apakah kamu juga sering memainkan JRPG di masa lalu?

Baca Juga: [REVIEW] Yakuza 6: The Song of Life—Akhir Kisah dari sang Naga

https://www.youtube.com/embed/e0fXVsFhEug
Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya