[REVIEW] MADiSON—Horor Psikologis dengan Segudang Teka-teki Menantang

Bukan sekadar menakutkan!

Salah satu cara logis yang digunakan untuk mengaduk emosi dan mental seorang gamer adalah dengan memainkan game psikologis. Faktanya, ada banyak game psikologis yang bagus dan dinilai mampu menghadirkan nuansa yang begitu gelap. Hebatnya lagi, beberapa judul di antaranya betul-betul melibatkan ahli psikologi dalam pembuatan game.

Judul-judul game hebat, macam Heavy Rain, Amnesia: The Dark Descent, Observer, Silent Hill, Alan Wake, dan Hellblade: Senua's Sacrifice, sudah membuktikan kapasitasnya sebagai game dengan narasi psikologis yang sangat kental. Well, kini, sebuah game terbaru berjudul MADiSON kembali akan mengaduk sisi mental gamer. Kisah horor yang dikembangkan oleh BLOODIOUS GAMES ini juga cukup menantang di mata penulis.

So, sejauh mana sang developer sanggup mengantar kita pada kesan dark yang intens? Apa yang mau disampaikan dalam game ini? Sebelum membelinya, ada baiknya kamu simak review MADiSON yang dirilis pada 7 Juli 2022 ini.

1. Narasi kelam yang intens dan misterius

[REVIEW] MADiSON—Horor Psikologis dengan Segudang Teka-teki MenantangMADiSON punya plot dan narasi yang lekat dengan gejolak psikologis. (dok. BLOODIOUS GAMES/MADiSON)

Kamu akan terbangun di sebuah ruangan gelap yang hanya diterangi dengan sedikit cahaya. Game ini sudah memunculkan beberapa bukti awal yang bakal mengarahkannya pada kisah tragedi yang kelam. Contohnya, di ruangan tersebut akan ditemukan sebuah kotak misterius yang berisi foto-foto potongan tubuh manusia.

Karakter yang kamu mainkan pun juga dilumuri dengan darah, setidaknya di kedua tangannya yang memang tampak jelas akibat sudut pandangnya orang pertama. Sejak awal permainan, kita telah diselimuti dengan berbagai macam misteri yang jelas membuat kita sebagai pemain merasa pusing. Gamer berperan sebagai Luca, lelaki misterius yang tampaknya dimusuhi oleh keluarganya sendiri.

Akan tetapi, ternyata ada alur besar dalam plot yang bakal dihadirkan. Sepanjang permainan, kita hanya mendapatkan potongan-potongan premis kecil untuk menggabungkan plot cerita secara keseluruhan. Boleh dibilang, pengembang sudah cukup genius dalam memasukkan berbagai unsur psikologis yang mencekam bagi gamer, setidaknya di mata penulis.

Tak sekadar menakutkan, MADiSON juga mampu hadir di atas alur yang mengerikan sekaligus menyedihkan. Kenapa? Itu karena rupanya kamu dijadikan objek ritual dan sebagai dampaknya, sisi kejiwaan Luca pun ikut terganggu. MADiSON sendiri merujuk pada kisah misteri yang berkaitan dengan sosok tertentu yang bakal terus mengganggu kita sepanjang permainan. Dikabarkan bahwa sosok tersebut sudah meninggal dan semasa hidup ia banyak melakukan pembunuhan.

Yup, alih-alih makin waras, karakter yang kita mainkan justru tampak terlihat makin menyedihkan karena berbagai gangguan psikologis, delusi, bahkan kehadiran makhluk-makhluk menyeramkan buntut dari ritual gelap. Rumah keluarga yang harusnya hangat dan bersahabat justru membawa Luca pada pengalaman yang traumatis dan dipenuhi dengan ketidakwarasan.

Hal paling mengguncang yang dari awal terjadi dalam diri Luca adalah fakta bahwa sang ayah memaki dan menganggapnya kerasukan iblis. Nyatanya, karakter kita pun terbangun dengan berlumuran darah, bukan? Bisa saja karakter utama dalam game ini memang telah membunuh seseorang karena sebetulnya ia mengalami skizofrenia parah.

Lalu, apa relevansi antara Luca dengan Madison yang misterius tersebut? Ritual seperti apa yang dilakukan oleh keluarga besar Luca sehingga ada begitu banyak kisah seram di dalamnya? Well, kalau penasaran dengan plot dan jalan cerita seluruhnya, kamu bisa membeli dan memainkannya. Harganya cukup bersahabat karena Steam menjualnya senilai Rp150 ribuan.

2. Teka-teki sulit yang saling berkaitan dengan plot utama

[REVIEW] MADiSON—Horor Psikologis dengan Segudang Teka-teki MenantangMADiSON menugaskan kita untuk memecahkan berbagai macam teka-teki sulit. (dok. BLOODIOUS GAMES/MADiSON)

Sebagian besar mekanisme gameplay yang ditampilkan dalam MADiSON memang terkesan berat dan berbobot. Ya, kita akan dihadapkan dengan segudang teka-teki menantang yang ternyata juga berkaitan dengan plot utama dalam game ini. Bahkan, setiap objek di ruangan yang kita gunakan bisa menjadi jawaban dari puzzle yang ada.

Dengan mekanisme pandangan orang pertama, objek dan kondisi lingkungan di sekitar kita bisa terlihat dengan jelas. Namun, dalam beberapa kesempatan, rumitnya puzzle yang wajib kita selesaikan malah akan membuat kita jengkel. Pasalnya, di tengah usaha menyelesaikan teka-teki, beberapa adegan mengagetkan justru selalu mengganggu dan mengusik konsentrasi kita.

Kamu juga harus menjelajahi seluruh ruangan yang ada di rumah tersebut. Bukan perkara gampang karena kita akan menemukan berbagai hal mencekam di dalamnya. Delusi, perasaan waswas, dan gangguan supernatural akan membuntuti Luca sepanjang permainan. Elemen survival dalam game ini jelas sangat kental. Namun, ia hadir bukan sekadar menakuti gamer, melainkan juga mengaduk sisi psikologis kita.

Jelas, gamer akan dibuat tidak nyaman dengan kondisi rumah keluarga Luca yang seperti itu. Apalagi, lorong-lorong rumah yang cukup sempit juga akan mengganggu pandangan kita dalam berinteraksi dengan puzzle rumit. Sebetulnya, premis horor dalam MADiSON mungkin akan terlihat sebagai pelengkap jika kita sandingkan dengan begitu banyaknya teka-teki yang wajib diselesaikan.

Itu sebabnya, kalau kamu tidak menyukai game bertema horor yang menggabungkan banyak teka-teki rumit, MADiSON jelas gak akan menjadi pilihan utama. Nah, apa, sih, yang membuat kita jengkel dalam menyelesaikan puzzle tersebut? Sebetulnya, bukan kesulitannya, melainkan hambatannya. Yup, konsentrasimu akan terbelah karena ada begitu banyak gangguan saat kamu berusaha memecahkan puzzle satu per satu.

Dalam takaran tertentu, gangguan ini malah sifatnya cenderung berlebihan dan bukan lagi rasa seram yang didapat. Alih-alih merasa takut dan merinding akibat gangguan tersebut, penulis lebih mudah merasa dongkol karena hal itu betul-betul mengganggu. Untungnya, sebuah puzzle yang diselesaikan hingga tuntas akan menjawab rasa lega dan penasaran kita.

Oh, ya, kalau memang siap memainkannya, mungkin ada baiknya kamu menyediakan kertas dan alat tulis. Hal ini sepertinya dibutuhkan jika kita menghadapi teka-teki yang bersifat jamak. Terlepas dari itu semua, tidak seluruh teka-teki di game ini dibuat sulit. Banyak hal yang bisa diselesaikan dengan mudah meskipun tetap dalam takaran yang menantang.

Baca Juga: [REVIEW] Starship Troopers: Terran Command—RTS Apik yang Mulai Langka

3. Kamera sebagai teman setia

[REVIEW] MADiSON—Horor Psikologis dengan Segudang Teka-teki MenantangLuca selalu membutuhkan kamera untuk memantau pergerakan entitas misterius dalam game MADiSON. (dok. BLOODIOUS GAMES/MADiSON)

Game horor yang melibatkan kamera mungkin sudah terbilang umum, terutama di platform PC. Namun, MADiSON punya cara unik dan berbeda dalam merepresentasikan hubungannya dengan sebuah kamera polaroid. Selain digunakan untuk mendeteksi pergerakan entitas yang misterius, kamera di sini juga berguna untuk memecahkan teka-teki sulit.

Kamu bisa menggunakan kamera tersebut secara manual dan setiap gambar yang diambil olehnya menandakan beberapa kunci jawaban. Contohnya, kita dituntut untuk mengambil foto dengan posisi yang pas, apalagi jika berkaitan dengan objek puzzle. Ternyata, hal itu sangat berpengaruh pada keputusan kita dalam menyelesaikan beberapa puzzle tersebut.

Jika game Fatal Frame menggunakan kamera untuk melihat dan mengalahkan hantu, di MADiSON jauh dari pada itu. Luca terikat dengan kameranya bukan karena ia diwajibkan untuk memotret dan mengalahkan hantu, melainkan kegunaannya yang memang dibutuhkan di sepanjang permainan.

Dengan kamera yang dipegangnya, karakter utama dapat merasakan hubungan yang cukup intens dengan keluarga besarnya. Bahkan, kamera tersebut juga membentuk sebuah narasi khusus yang akan mengaitkan kehidupan Luca dan semua relasinya dengan Madison, sosok paling misterius dalam game ini. Di sini, developer berhasil membuat semuanya menjadi lebih kompleks dan jauh dari kesan repetitif.

Uniknya, menggunakan kamera untuk mengambil gambar bisa menentukan seberapa kuat mental kamu di sini. Kadang, iseng-iseng mengambil gambar di ruangan gelap malah akan membuat beberapa objek di ruangan tersebut bergerak sendiri. Hal ini mengundang dualisme bagi kamera yang kita pegang. Di satu sisi, ia bisa menjadi teman setia. Di sisi lain, ia dapat menjadi alat yang cukup menyeramkan.

4. Grafik dan audio mendukung suasana

[REVIEW] MADiSON—Horor Psikologis dengan Segudang Teka-teki MenantangRuangan gelap dalam game MADiSON bisa digambarkan dengan pas dan mencekam. (dok. BLOODIOUS GAMES/MADiSON)

Selain PC, game ini juga dirilis untuk konsol PS4, Xbox One, PS5, dan Xbox Series X. Artinya, developer memang harus memikirkan bagaimana membuat sebuah karya dengan grafik mumpuni. Nah, untuk versi PC, dengan tampilan maksimal, kualitas visual yang ditampilkan belum mencapai tahap yang betul-betul memanjakan mata.

Jelas di luar sana masih banyak game horor lain yang memiliki tampilan visual jauh lebih bagus. Namun, di mata penulis, grafik MADiSON sudah tampil cukup apik dan sesuai porsinya. Pemandangan yang kebanyakan hanya di dalam rumah tentu bisa membuat kita merasa bosan. Untungnya, dengan pencahayaan dan gaya visual yang pas, kamu tetap akan merasa game ini telah diterbitkan sesuai ekspektasi.

Satu hal yang membuat kita mungkin bakal terkesima adalah gaya penampakan entitas jahat dalam game ini. Berbeda dengan game horor lainnya, MADiSON hanya akan menampilkan sosok iblis dengan jarang. Sesekali, mereka mengganggu. Namun, secara umum, teror yang ada memang menyerang sisi psikologis sang pemeran utama.

Bayangkan saja, saat kamu asyik berusaha menyelesaikan puzzle, tiba-tiba ada suara napas misterius dari belakang. Padahal, tidak ada orang di belakang kita dan sebagai gantinya, hanya tampak bayangan yang sekelebat pandangan. Hal-hal macam ini yang sudah mampu divisualisasikan dengan baik oleh developer.

Untuk spesifikasi PC yang diminta juga tidak begitu berat, yakni RAM 16 GB, VGA setara GTX 1650, dan prosesor Intel Core i3 generasi menengah atau di atasnya. Bahkan, ruang penyimpanan yang dibutuhkan juga hanya sekitar 11 GB. Tentu ini menjadi salah satu kelebihan karena MADiSON bisa dimainkan oleh gamer yang hanya memiliki PC dengan spesifikasi menengah.

Bagaimana dengan audionya? Sudah cukup pas untuk didengar. Ia tidak terasa berlebihan dan juga tidak begitu sunyi. Akan tetapi, ada beberapa kasus yang justru terdengar tidak semestinya. Misalnya, hal-hal yang menakutkan kadang ditanggapi dengan datar oleh Luca sendiri. Untungnya, hal tersebut masih dalam tahap yang tidak mengganggu.

5. Cocok buat penggemar horor psikologis yang menantang

[REVIEW] MADiSON—Horor Psikologis dengan Segudang Teka-teki MenantangCoretan di dinding bahkan bisa menjadi petunjuk dalam game MADiSON. (dok. BLOODIOUS GAMES/MADiSON)

Dengan harga Rp159.999, kita sudah bisa mendapatkan sebuah judul game horor yang akan mengaduk sisi emosional kita. Ya, MADiSON sudah hadir begitu menantang dan tidak lekat dengan kisah yang repetitif. Plot keseluruhan bisa kamu dapatkan dengan cara mengumpulkan berbagai potongan puzzle. Ia bagaikan remah-remah roti yang harus kamu kumpulkan hanya untuk menyimpulkan sebuah narasi tertentu.

Mekanisme gameplay yang disuntikkan oleh BLOODIOUS GAMES juga sudah berada di jalur yang benar. Artinya, interaksi gamer dengan game yang dimainkan bisa terasa makin intens dari waktu ke waktu. Teka-teki yang ada juga dirasa cukup menantang meskipun masih bisa diselesaikan dengan waktu yang relatif cepat.

Namun, bukan berarti game ini hadir tanpa kekurangan. Pada beberapa kasus, terdapat adegan yang menurut penulis terasa sangat mengganggu dan menjengkelkan. Perasaan ini malah menghilangkan intensitas horor yang sudah dibangun sejak semula. Lalu, audio yang meskipun sudah terdengar pas, kadang hadir dengan gaya yang berulang.

Kendati demikian, ia sudah mampu menjadi salah satu game horor psikologis yang patut diperhitungkan. Gamer juga akan terus dibuat penasaran tentang bagaimana kisah asli dari sejarah ritual gelap tersebut. Hubungan "manis" antara Luca dan Madison dalam game ini pun seolah menjadi salah satu pemicu kita untuk terus memainkannya.

Jadi, skor 4/5 penulis berikan untuk review MADiSON, sebuah game garapan BLOODIOUS GAMES yang sudah tampil apik, dark, sekaligus bikin penasaran. Kalau mau lebih seru dalam memainkannya, pilihlah waktu di malam hari dan mainkan game ini sendirian. Apa kamu berani?

https://www.youtube.com/embed/7tNNQmjqnaw

Baca Juga: [REVIEW] Deliver Us The Moon—Tampil dengan Grafik Lebih Detail

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya