[REVIEW] Sifu—Aksi Tangan Kosong yang Brutal dan Menantang

Bisa bangkit dari kematian dengan menumbalkan umur

Sifu adalah game aksi petualangan yang sudah dirilis oleh Sloclap dan Microids pada 8 Februari 2022 lalu. Game ini dirilis untuk Microsoft Windows (PC), PS4, dan PS5 yang tentunya memiliki tampilan visual cukup bagus. Sloclap sendiri merupakan developer asal Prancis yang sebelumnya sukses membuat game digital dengan judul Absolver.

Nah, bagaimana ulasan dan review dari game Sifu ini? Apakah benar bahwa developer sudah menyuntikkan berbagai macam hal brilian di dalamnya? Well, jika kamu belum memiliki dan berencana akan membelinya, mungkin ada baiknya kamu menyimak review Sifu dari penulis di bawah ini.

1. Dendam menuntunmu menjadi pendekar hebat

[REVIEW] Sifu—Aksi Tangan Kosong yang Brutal dan MenantangSifu memiliki plot dan narasi cerita yang cukup sederhana. (dok. Sloclap/Sifu)

Secara umum, Sifu memiliki plot dan gaya narasi yang sangat sederhana. Sifu sendiri merupakan gelar pendekar untuk level atas. Game ini hanya berkutat pada sebuah misi pembalasan dendam terhadap para pembunuh yang kebetulan juga menguasai ilmu bela diri mumpuni. Ya, di sini, kamu akan menjadi karakter utama dengan masa lalu menyedihkan karena orangtua dari karaktermu dibunuh oleh muridnya sendiri.

Kamu akan menjalankan karakter laki-laki atau perempuan—dipilih sebelum permainan—yang sebetulnya juga menjadi korban pembunuhan. Namun, alih-alih mati akibat dibunuh, sang protagonis justru dibangkitkan dengan kekuatan jimat warisan leluhur yang diwariskan melalui ayah dari karakter kita. Nah, di sinilah esensi game ini berjalan. Bangkit dari kematian adalah hal yang lumrah terjadi dalam sepanjang permainan.

Jangan senang dulu! Pasalnya, kebangkitan karakter kita dari kematian akan membawa dampak besar, yakni tumbal umur. Yup, jimat yang diwariskan ke kamu itu rupanya akan menambahkan umur karakter secara kelipatan. Itu artinya, makin sering kamu mati dalam game, makin tua juga usia dari karakter utama. Jelas, ini menjadi salah satu konsep menarik yang dibangun oleh Sloclap meskipun berujung pada kesulitan di luar nalar.

Pada awalnya, kamu hanya dianggap anak muda yang lemah dan tidak bisa apa-apa. Akan tetapi, dengan berlalunya waktu, kita bisa tumbuh menjadi sosok pembalas dendam yang paling efektif dengan berbagai jurus kungfu yang mematikan. Tampak nilai-nilai perjuangan berat yang dilukiskan oleh developer sudah menjadi pertanda bahwa sosok lemah tadi bakal memiliki determinasi dan keahlian bela diri tingkat tinggi.

Meskipun terkesan simpel dan sederhana, ketika memainkannya, penulis merasa bahwa game ini memiliki premis yang cukup gelap. Artinya, kita akan dibuat termotivasi untuk mencari dan menghabisi orang-orang yang dulunya pernah membunuh keluarga kita. Plot berlatar dendam macam ini barangkali masih dianggap terlalu dangkal dan ringkas oleh sebagian gamer.

Namun, kamu tak perlu khawatir terhadap simpelnya plot yang ada. Alih-alih membosankan dan lekat dengan kesan repetitif, Sifu justru tampil brilian dan genius. Ya, ia sudah mampu merepresentasikan pembalasan dendam yang maksimal. Jalan cerita yang tampak ringkas rupanya bisa dipadukan dengan berbagai elemen yang membuatnya menjadi epik dan layak untuk diacungi jempol.

2. Mekanisme gameplay jadi juaranya

[REVIEW] Sifu—Aksi Tangan Kosong yang Brutal dan MenantangMekanisme gameplay dalam game Sifu terasa begitu intens dan jauh dari kata bosan. (dok. Sloclap/Sifu)

Di mata penulis, memainkan Sifu menjadi sebuah keasyikan tersendiri. Bukan tanpa sebab, mekanisme permainan yang disuntikkan developer ke dalam game ini sudah bisa dikatakan sangat intens dan jauh dari membosankan. Selain itu, gerakan-gerakan yang ditampilkan oleh semua karakter juga terasa begitu responsif. Untuk tema bela diri, penulis menilai Sifu jadi salah satu game dengan mekanisme terbaik.

Jika dibandingkan dengan game aksi tangan kosong lainnya, misalnya Sleeping Dogs, mekanisme yang ada dalam Sifu masih terasa jauh lebih cepat dan mematikan. Gerakan serangan, bertahan, menangkis, menghindar, dan combo bisa dilakukan dengan cara yang luwes sekaligus ber-damage tinggi. Menggerakkan dengan stik PS5 pun terasa enteng dan mudah.

Nah, di atas tadi, penulis mencatat bahwa karaktermu bisa mati kapan pun dan bangkit dengan cepat. Yup, jika sang protagonis kalah dan tewas, ia memang akan bangkit kembali, tapi usianya juga makin bertambah tua. Sekali mati, usia akan bertambah 1 tahun. Dua kali mati, usia akan bertambah 2 tahun. Tiga kali mati, umur karakter akan bertambah 4 tahun karena berlaku sistem kelipatan.

Batas usia yang dipatok oleh developer adalah 70 tahun. Saat karakter kita tewas pada usia tersebut, kita bisa mengulangnya pada usia tua atau menyerah di tengah jalan untuk memulainya dari awal. Apa bedanya usia muda dan tua? Di sini, konsep logika juga terus berjalan. Makin tua, karakter kita pun akan makin rentan dengan cedera. Itu sebabnya, health bar yang ada juga makin sedikit.

Namun, sesuai judulnya, Sifu, game ini juga menyajikan premis logis lainnya. Ya, makin tua, karakter yang kita jalankan juga makin kuat, berpengalaman, dan mampu melakukan banyak combo mematikan. Batasan usia sebanyak 70 tahun ini menuntut gamer untuk bisa bijak dalam bertarung. Jika gegabah dan hantam kromo, umur karakter tak akan terasa sudah menginjak masa-masa lanjut usia.

Untuk lebih memudahkan permainan, kamu akan ditawarkan untuk mempelajari tutorial terlebih dahulu. Namun, kamu juga jangan terlalu mengandalkan tutorial tersebut. Faktanya, kejadian di lapangan kadang sangatlah berbeda dengan teori yang dipelajari sebelumnya. Ingat, musuh-musuh yang harus kamu hadapi juga sangat tangkas dan terbagi ke dalam beberapa level utama.

Makin tinggi level musuh yang kalian hadapi, makin hebat pula mereka. Ketangkasan gerakan dan combo kamu menjadi kunci utama dalam memenangkan pertarungan di sini. Terlepas dari itu semua, ada satu atau dua kesempatan penulis merasa bahwa respons karakter masih cukup lambat. Untungnya, itu tidak sampai mengganggu jalannya permainan.

3. Game aksi yang sulit dan menantang

[REVIEW] Sifu—Aksi Tangan Kosong yang Brutal dan MenantangSifu menjadi salah satu game aksi bela diri yang cukup sulit ditamatkan. (dok. Sloclap/Sifu)

Terlepas dari segala macam gerakan dan jurus-jurusnya yang mematikan, Sifu masih menjadi game aksi tunggal yang cukup sulit untuk dimainkan. Selain sistem penambahan usia yang dimasukkan developer, mengalahkan musuh pada level master cukup membuat penulis frustrasi. Mekanisme teknis yang ada dalam game ini pun tak kalah rumitnya.

Satu hal logis yang akan diterima adalah struktur ketahanan tubuh. Artinya, jika karaktermu dihantam dan diserang secara brutal, tubuh akan terasa limbung dan kehilangan keseimbangan. Ini jelas masuk akal, tapi juga memengaruhi tingkat kesulitan karena hal-hal realistis macam ini bisa saja membuat siapa pun yang memainkannya berteriak frustrasi.

Untungnya, game Sifu masih mengizinkan kita untuk mengolah pertahanan yang efisien. Sistem pertahanan Sifu setidaknya memiliki beberapa elemen, yakni tangkis atas, tangkis bawah, parry, dan dodge. Tangkis atas dan bawah akan membuatmu bertahan dari serangan ringan di bagian atas dan bawah karakter. Sementara itu, parry hanya bisa membuat kita mengatasi serangan yang enteng. Lalu dodge sendiri merupakan gerakan menghindar dari jurus-jurus mematikan milik musuh.

Salah satu yang membuat penulis cukup kewalahan adalah saat menghadapi bos dari tiap-tiap level. Hampir semua gerakan dan kombinasi yang mereka lancarkan sulit untuk ditebak arahnya. Nah, di sinilah, kamu dituntut untuk mencari tahu kelemahan dari bos-bos tersebut. Meskipun cepat dan mematikan, rupanya ada bagian tubuh tertentu yang bisa kita serang dan menimbulkan damage besar bagi musuh.

Kalau mau lebih brutal ala tawuran, sih, bisa juga. Keberadaan senjata konvensional, macam pisau, tongkat, batang kayu, botol kaca, dan parang, bisa dijumpai di banyak sudut. Namun, itu tadi, makin tinggi level musuh yang dihadapi, makin brutal dan konsisten pula mereka dalam menyerang kita. So, sekali lagi, bijaklah dalam bertarung dan jangan tumbalkan umurmu hanya untuk satu stage.

Baca Juga: [REVIEW] Horizon Forbidden West—RPG Aksi yang Solid dengan Visual Apik

4. Grafik dan audio yang pas

[REVIEW] Sifu—Aksi Tangan Kosong yang Brutal dan MenantangBertarung di dapur jadi salah satu favorit penulis karena ada banyak pisau di sana. (dok. Sloclap/Sifu)

Pada awalnya, penulis merasa bahwa grafik yang ditampilkan terlalu sederhana untuk dimainkan di konsol PS5. Namun, setelah memainkannya secara intens, penulis baru sadar bahwa semua gerakan dan sistem combo yang dihasilkan memang harus direpresentasikan dengan grafik yang pas. Tentu saja game ini mengedepankan mekanisme bertarung yang tampak realistis.

Itu sebabnya, tidak mungkin bagi developer membuat game kungfu realistis dengan gaya visual macam Mortal Kombat atau Grand Theft Auto. Jika sudah memainkannya selama beberapa jam, kamu pun akan merasakan bahwa gaya visual yang diusung oleh Sloclap ini justru menampilkan banyak animasi khas layaknya film-film kungfu. Selain tampilan yang halus, Sifu juga menawarkan sistem pewarnaan yang cukup kaya.

Jangan salah, kekayaan warna yang ditampilkan dalam Sifu masih bergaya kalem dan tentunya jauh dari kesan norak. Terus, hal paling asyik apa yang bisa didapatkan dengan sistem tampilan bergaya polygon macam ini? Tentunya ada banyak objek yang mampu berinteraksi dengan kita, mulai dari senjata yang bisa dipakai kapan pun sampai semua benda yang dapat dihancurkan.

Jelas, dong, game aksi bela diri harus bisa menampilkan kesan yang brutal dan itu sebabnya keberadaan objek yang bisa dihancurkan wajib ada. Nah, ada lagi potongan-potongan animasi keren yang akan menemani aksi kita secara nyata. Maksudnya, tampilan kamera tidak selalu pakem berada di pandangan orang ketiga. Dalam beberapa momen, Sifu akan memunculkan banyak potongan animasi ciamik yang membuatnya makin epik.

Oh, ya, berkaitan dengan objek-objek yang sanggup berinteraksi dengan kita, hal itu pula yang bisa menjadi kunci untuk mengetahui jalan cerita dalam game ini. Kita bisa mencari bukti, petunjuk, bahkan narasi di setiap bingkai cerita dengan cara menemukan objek di sekitar kita. Ada tulisan, rekam jejak, gambar, dan masih banyak lagi model objek yang dapat menjadi penuntun kita dalam game ini.

Bagaimana dengan audionya? Di telinga penulis, Sifu terdengar pas. Ia tidak bombastis dan tidak pula berada di level bawah. Suara tangkisan, pukulan, dan tendangan, semua berjalan sesuai dengan porsinya. Mendengarkan semua suara dan audionya menggunakan headset, sih, sudah lebih dari cukup menemani kita untuk menuntaskan misi balas dendam.

5. Game aksi bela diri yang layak kamu beli dan mainkan

[REVIEW] Sifu—Aksi Tangan Kosong yang Brutal dan MenantangGame Sifu layak untuk kamu koleksi karena sudah tampil bagus. (dok. Sloclap/Sifu)

Apa yang penulis suka dari game berjudul Sifu ini? Pertama, mekanisme permainan intens dan jauh dari kesan membosankan. Kedua, gaya visual unik yang justru sudah mampu tampil maksimal, terutama potongan animasi yang membuatnya bertambah seru. Lalu, sistem teknik bela diri dibuat seperti aslinya. Ini karena developer melibatkan koreografer bela diri asli bernama Benjamin Colussi.

Namun, ada hal krusial lain yang penulis anggap akan menjadi batu sandungan bagi gamer, yakni penempatan sudut pandang kamera yang kadang sangat mengganggu. Beberapa kali, penulis cukup kesulitan untuk bertarung karena sudut pandang kamera yang ada terasa kurang pas. Sayangnya, posisi pengambilan gambar ini tidak bisa kita ubah karena statusnya sudah default dari pengembang.

Oh, ya, jika tidak memiliki konsol PS5, Sifu masih bisa kamu mainkan di konsol PS4, kok. Harganya di PlayStation Store sekitar Rp500 ribuan dan untuk versi PC-nya, developer mematok harga jauh lebih murah, yakni Rp200 ribuan belum termasuk diskon 10 persen. Mungkin karena perbedaan harga itulah game Sifu versi PC cukup laris di pasaran.

Jadi, bagaimana kesimpulan penulis terhadap game aksi yang satu ini? Skor 4,5/5 layak diberikan untuk Sifu. Bagi pencinta game aksi petualangan tunggal, game ini sangat layak untuk dijadikan koleksi, apalagi kalau kamu merupakan gamer yang suka dengan tantangan dan kesulitan tinggi. Gak ada salahnya kamu membelinya di PlayStation Store atau Epic Games Store., lho

https://www.youtube.com/embed/Kx3R2CNhLWA

Baca Juga: [REVIEW] Sniper Elite 5—Jadi Tumpuan bagi Operasi Militer Amerika

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya