[REVIEW] NBA 2K23—Transformasi pada Detail Permainan Bola Basket

Masih jauh dari kenyataan, tetapi lebih baik

NBA 2K23 akhirnya rilis. 2K mengeluarkan seri terbaru dari game bola basket ini pada 8 September 2022. Gamer di seluruh dunia sudah bisa memainkan NBA 2K23 lewat bermacam-macam konsol, seperti Nintendo Switch, PlayStation 5, dan Xbox Series X/S.

Penulis sendiri mencoba game ini lewat Xbox Series S. Saya berkesempatan menjajal NBA 2K23 Standar Edition yang dimaksimalkan untuk Xbox Series X/S. Setelah memainkan NBA 2K23 selama lebih dari 50 jam, ada beberapa hal yang menarik untuk diperhatikan. Simak review NBA 2K23 di bawah ini!

1. Perbaikan mekanisme tiap gerakan yang belum memuaskan

https://www.youtube.com/embed/xlVS-EvChlM

Seperti kebanyakan game olahraga, NBA 2K23 juga dituntut untuk memiliki mekanisme gerakan menyerupai aslinya. Dalam perkembangannya, mereka terbilang sukses menghadirkan detail gerakan-gerakan dalam permainan bola basket. Ini terjadi berkat kolaborasi 2K dengan NBA dan teknologi yang makin canggih dalam merekam gerakan-gerakan pemain asli ke dalam simulasi.

Meski begitu, mekanismenya masih jauh dari kata memuaskan. Kontrol gamer terhadap tiap karakter masih kaku, malah cenderung agak sulit digerakkan. Bandingkan dengan game FIFA yang tampak lebih mapan. Gerakannya jauh lebih luwes dan relatif mirip aslinya.

Untungnya, 2K punya semangat untuk memperbaiki mekanisme ini. Gerakannya sudah lebih baik dari pendahulunya.

Saya sempat mencoba memainkan Los Angeles Lakers dalam mode MyNBA Eras. Sebagai orang yang telah menonton banyak rekaman video Kobe Bryant di NBA, Piala Dunia, dan Olimpiade, gerakan-gerakan penggawa Lakers di dalam game itu tampak menyerupai aslinya. Namun, pada kesempatan lain, ada gerakan-gerakan yang terasa tidak alami atau kurang luwes.

Transformasi pada detail ini sebenarnya melegakan. Namun, NBA 2K23 punya banyak ruang untuk dikembangkan.

Di luar mekanisme gerakan, grafiknya sebenarnya bisa dinikmati. Seperti kebanyakan game olahraga yang makin canggih, NBA 2K23 juga punya grafik memadai.

Cyberface dan bangunan fisik tiap karakter sudah mirip aslinya, bahkan sampai keringat-keringatnya. Sayangnya, tidak semua karakter memiliki cyberface sesuai dengan tampilan asli. Ada juga yang dibangun asal mirip saja.

2. Perubahan teknis yang biasa saja, tetapi punya AI yang lebih baik

[REVIEW] NBA 2K23—Transformasi pada Detail Permainan Bola Baskettampilan NBA 2K23 (dok. Visual Concept/NBA 2K23)

Ada beberapa perubahan teknis, salah satunya soal cara menembak. Pada NBA 2K22, gamer kesulitan menggunakan analog kanan untuk melakukan tembakan seperti lay up di area sekitar ring. Ada radar yang menyulitkan. Kemungkinan gagalnya tinggi.

Pada NBA 2K23, radar itu hilang. Ia kembali kepada versi lama: tanpa radar yang menyulitkan. Kebetulan banyak game sebelum NBA 2K22 menggunakan itu.

Gamer jadi bisa mengeksplorasi gerakan-gerakan drive to basket dan post up tanpa khawatir gagal berlebihan. Ini membuat NBA 2K23 lebih layak dinikmati daripada pendahulunya.

Sementara itu, tembakan jarak menengah dan jarak jauh (tripoin) masih menggunakan radar. Meski berbeda dengan NBA 2K22, sekilas fungsinya sama saja, yaitu untuk mengukur shot timing.

Sayangnya, keterangan seperti tembakan yang tepat waktu, terlambat, atau terlalu dini hilang. Gamer hanya bisa mengandalkan radar tadi sebagai ukuran menembak. 

Untuk alley-oop, ada perubahan dari penerima umpan. Pada versi sebelumnya, gamer tinggal memencet tombol Y dua kali. Jika momentumnya tepat dan penerimanya andal menerima alley-oop, kemungkinan berhasilnya tinggi.

Pada versi terbaru, gamer tidak cukup memencet tombol Y dua kali. Gamer juga perlu memencet tombol X ketika penerima umpan hendak memasukkan bola ke ring. Ini membuat alley-oop menjadi lebih menantang kalau bukan sulit.

NBA 2K23 juga punya artificial intelligence (AI) yang berkembang. Pemain-pemainnya terasa responsif dan adaptif dibanding versi sebelumnya meski tentu masih perlu perbaikan.

Perkembangan AI ini salah satunya tampak dari serangan lawan yang lebih terencana. Beberapa tim punya strateginya sendiri. Beberapa pemain juga adaptif dengan kemampuan masing-masing.

Saya sendiri mencoba pick and roll gameplay dengan berbagai variasi. Gerakannya lebih realistis. Tingkat kesuksesannya berbeda-beda. Gameplay yang sama tidak selalu berhasil. Itu karena lawan juga punya kecerdasan yang telah dikembangkan untuk menghalau serangan dengan help and recover.

Perkembangan AI ini sangat terlihat ketika bermain pada era berbeda. Permainan era 1990-an yang bertumpu kepada kemampuan fisik tentu berbeda dengan era sekarang yang taktis. Tidak banyak yang menembak dari jarak jauh pada era Michael Jordan dibanding NBA modern yang punya banyak penembak tripoin.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Game Simulasi di Android, Silakan Dicoba

3. Menyuguhkan variasi mode yang menarik

[REVIEW] NBA 2K23—Transformasi pada Detail Permainan Bola Basketsalah satu fitur NBA 2K23 (dok. Visual Concept/NBA 2K23)

Ini cukup menarik. NBA 2K23 punya beberapa mode unik, salah satunya Jordan Challenge. Gamer berkesempatan menjajal perjalanan karier Michael Jordan dalam mode ini. Saya mencoba beberapa cerita awal, contohnya ketika Jordan muda kuliah di University of North Carolina.

Jordan dkk. berhadapan dengan Georgetown University yang punya Patrick Ewing. Gamer ditantang untuk mencapai beberapa misi dalam satu pertandingan.

Mode lain yang tidak kalah menarik adalah MyNBA Eras. Gamer bisa menjajal empat era berbeda. Ada 1980-an ketika Magic Johnson dan Larry Bird bersaing di NBA. Ada 1990-an ketika Michael Jordan dan Chicago Bulls memulai dinasti mereka. Ada pula 2000-an ketika Los Angeles Lakers kembali merajai NBA.

Era terakhir adalah era sekarang. Biasa disebut modern era. Isinya pemain-pemain zaman sekarang, seperti Stephen Curry dkk.

Perbedaan paling kentara pada tiap era tampak dari visualisasi pertandingan. Layaknya menonton pertandingan era 1980-an, layar televisi muncul seperti layar 1980-an. Ini bagai pisau bermata dua.

Satu sisi menyenangkan karena gamer bisa mencoba pengalaman bermain game dengan visualisasi 1980-an. Namun, di sisi lain, ini cukup mengganggu karena tampilan gambarnya tidak sebaik era modern. Ada garis-garis vertikal seperti eror pada layar mirip tampilan televisi pada zaman dahulu.

Mestinya Visual Concepts menyesuaikan tampilan era lewat beberapa elemen saja. Ada superimpose yang khas pada 1980-an, misalnya, tetapi gambarnya dibuat jernih.

4. Tidak perlu lagi bahas soal musik

https://www.youtube.com/embed/HTrwNlJ_k9c

Musik jadi elemen yang tidak perlu diragukan lagi dalam game ini. NBA 2K memang punya musik yang bagus sejak lama. Mereka mampu melibatkan beberapa musisi, terutama hiphop, untuk tampil di dalam game.

Kolaborasi ini membuat NBA 2K lebih berwarna. Apalagi, basket dan hiphop merupakan dua hal yang sulit dipisahkan. Dalam budaya Amerika Serikat, jenis olahraga dan genre musik ini bak saudara.

Pada NBA 2K23, 2K bahkan menjadikan J Cole, rapper AS, salah satu duta. Mereka mengeluarkan edisi berjudul Dreamer Edition.

Ketika saya mencoba mode MyCareer, musik jadi salah satu misi utama. Gamer dituntut untuk bisa membuat musik.

Suara-suara dalam pertandingan juga seperti aslinya. Dari komentator sampai suara gelanggang, semua terdengar seperti pertandingan NBA dalam kehidupan nyata. Musik sebagai selingan membuat game sangat berwarna.

5. Cerita baru tidak hanya dalam mode MyCareer

[REVIEW] NBA 2K23—Transformasi pada Detail Permainan Bola Basketgame footage NBA 2K23 (dok. Visual Concepts/NBA 2K23)

Secara histori, NBA 2K23 melibatkan banyak masa. Seperti disinggung pada poin sebelumnya, selain masa kini, 2K menghadirkan beberapa era, yaitu 1980-an, 1990-an, dan 2000-an.

Ceritanya tentu berbeda-beda. Pada 1980-an, NBA tengah berada pada era rivalitas Magic Johnson dan Larry Bird. Pada masa itu, kedua pemain tersebut mengangkat dua nama tim: Los Angeles Lakers dan Boston Celtics, dua raksasa penyegel gelar juara terbanyak dalam sejarah NBA.

Pada 1990-an, NBA memasuki dinasti Chicago Bulls. Nama Michael Jordan melambung. Bola basket makin mendunia. 

Pada 2000-an, Los Angeles Lakers bangkit bersama Kobe Bryant dan Shaquille O'Neal. Tidak heran jika era ini diberi nama The Kobe Era.

Sementara itu, The Modern Era mengisahkan NBA era terbaru. Isinya pemain-pemain zaman sekarang. Pemain-pemain debutan yang masuk ke angkatan 2022 pun turut hadir.

Selain cerita masing-masing era pada mode MyNBA Eras, mode Jordan Challenge juga hadir dengan ceritanya sendiri. Ini menandakan bahwa NBA 2K23 tidak hanya bergantung pada satu mode cerita, yang biasanya bertumpu pada mode MyCareer. Variasi membuat game penuh tantangan.

Ini belum ditambah mode lain, salah satunya WNBA alias liga bola basket perempuan di AS. NBA 2K telah mengadopsi WNBA ke dalam game sejak NBA 2K20.

Dari review di atas, NBA 2K23 terbilang cukup baik dibanding pendahulunya, terutama soal detail. Namun, game ini seharusnya bisa dikembangkan lagi.

Secara keseluruhan, nilainya hanya 3,5/5. Itu dinilai dari lima elemen: grafik, gameplay, musik, fitur, dan cerita. Aspek-aspek penting seperti mekanisme gerak, teknis, dan AI yang perlu dikembangkan membuat game ini sulit mendapat nilai sempurna.

Baca Juga: Apa Itu Game AAA? Simak 5 Klasifikasi Game yang Wajib Kamu Tahu

G.N. Putra Photo Verified Writer G.N. Putra

Senang dengan olahraga dan budaya populer. Pernah menulis untuk beberapa media.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya