Boeing 737 Max: Sejarah Pesawat Senior Ini dari 1960 Sampai Sekarang

Desainnya masih serupa selama 50 tahun lalu

Siapa yang tidak pernah mendengar nama Boeing 737? Tipe pesawat komersil tersebut sering sekali dipakai sebagai transportasi utama para maskapai penerbangan. Kamu pasti tidak tahu kan kalau Boeing 737 sebenarnya sudah hadir sejak 1960’an? Sayangnya, keberadaan pesawat tersebut sedang terancam.

Dilansir berbagai sumber, pesawat terbaru dari versi Boeing 737, yaitu 737 Max, mengalami mengalami penurunan penjualan bahkan berhenti dibeli oleh maskapai penerbangan. Alasannya sederhana. Dalam beberapa bulan belakangan ini, pesawat tersebut sudah mengalami kecelakaan hingga dua tragedi. Yang pertama adalah tragedi Lion Air yang terjadi pada Oktober kemarin, sedangkan yang kedua adalah Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 yang merenggut 157 nyawa.

https://www.youtube.com/embed/0YbmcJRGxfo

Tidak salah jika beberapa orang mulai mengkhawatirkan eksistensi dari produsen pesawat yang memiliki sejarah panjang tersebut. Bukan tidak mungkin ke depan seluruh Boeing 737 tak lagi digunakan dan orang-orang berpindah ke pesawat model lain. Berikut ini adalah sejarah pesawat itu.

1. Boeing 737 pertama kali dibangun di Seattle lebih dari 5 dekade lalu

Boeing 737 Max: Sejarah Pesawat Senior Ini dari 1960 Sampai Sekarangairwaysmag.com

Tepatnya pada 11 Mei 1964, cetak biru dari pesawat komersil itu mulai dibuat. Saat proses pengembangan tahap pertama, pesawat tersebut direncanakan untuk menggunakan podded engine, mesin yang berbentuk seperti polong, diletakkan di bagian belakang pesawat dengan desain ekor T-tail layaknya 727. Namun, insinyur Joe Sutter memilih untuk meletakkan mesin tersebut di bawah sayap untuk mengurangi beban pesawat.

2. Pembeli pertama pesawat komersil Amerika tersebut malahan tidak datang dari Amerika

Boeing 737 Max: Sejarah Pesawat Senior Ini dari 1960 Sampai Sekarangairwaysmag.com

Adalah Deutsche Lufthansa AG, maskapai penerbangan dari Jerman yang diakui sebagai penerbangan terbesar di Jerman sekaligus di Eropa untuk masalah pengangkutan penumpang. Merekalah yang menjadi pembeli pertama Boeing 737.

Lufthansa menjadi launch customer pada 19 Februari 1965 dengan pembelian 21 pesawat yang seharga US$67 juta pada saat itu (sekitar Rp950 juta dengan nilai kurs mata uang saat ini). Barulah pada 5 April 1965, maskapai Amerika United Airlines baru membeli Boeing 737 sebanyak 40 buah.

3. Boeing 737 tidak mendapat banyak revisi hingga 15 tahun kemudian

Boeing 737 Max: Sejarah Pesawat Senior Ini dari 1960 Sampai Sekaranggntcblog.com

Boeing menjadi pesawat komersil yang sangat terjamin kualitasnya. Hingga 1969, setidaknya ada 114 penjualan yang terlaksana. Revisi desain Boeing 737 baru benar-benar dilakukan pada 1979.

Revisi besar-besaran itu dilakukan atas dasar perusahaan yang menginginkan kapasitas yang lebih banyak dan lebih besar. Pada momen ini pergantian mesin pesawat mulai diberlakukan, yaitu menjadi CFM56-3B-1 high-bypass turbofan yang mana lebih ekonomis dan tidak berisik.

Baca Juga: Biar Aman, Jangan Lakukan 6 Hal Ini Saat Naik Pesawat Terbang

4. Masalah baru menghasilkan inovasi baru

Boeing 737 Max: Sejarah Pesawat Senior Ini dari 1960 Sampai Sekarangjuergenbaumbusch.de

Tentu saja tidak semudah itu mengganti mesin pesawat. Para insinyur menemui kendala ruang yang lebih terbatas pada pesawat. Mengatasi hal tersebut, tim pengembang Boeing pun mendapatkan ide untuk mengurangi ukuran fan serta memindah mesin yang tepat berada di bawah sayap, menjadi jauh lebih maju, bahkan terkesan di depan sayap pesawat. Dari sini, Boeing 737 berkembang menjadi 737-300 dan 737-400.

5. Inovasi pesawat yang berhasil tersebut ternyata membawa dampak buruk ke depannya

Boeing 737 Max: Sejarah Pesawat Senior Ini dari 1960 Sampai Sekarangvox.com

Mulai dari 1980, hampir seluruh maskapai penerbangan menggunakan Boeing 737 dan itu terus terjadi hingga tiga puluh tahun ke depan. Keterjaminan kualitas tersebut membuat Boeing 737 terus menerus mempertahankan desain lamanya, seperti tetap menggunakan jet yang sama. Tentu saja hal itu cukup banyak memiliki imbas negatif.

New York Times menuliskan jika banyak pilot yang mengeluhkan penggunaan Boeing 737 secara terus menerus. Kebosanan dan kejenuhan menggunakan pesawat yang sama menumpuk dalam diri tiap pilot. Selain itu, pilot pun menjadi terbiasa untuk membawa Boeing 737 dan bukan pesawat yang lain.

Bahkan dilaporkan dalam keluh kesah tersebut terdapat info jika perusahaan penerbangan bermain untuk memangkas dana lewat penggunaan Boeing 737. Menurut mereka, desain pesawat yang mirip selama 50 tahun tersebut melahirkan moto “If it’s not broke, don’t fix it.” Jika tidak rusak, tidak usah diperbaiki, yang mana itu berbahaya.

6. Desain dan cara kerja pesawat yang sama menjadi senjata makan tuan

Boeing 737 Max: Sejarah Pesawat Senior Ini dari 1960 Sampai Sekarangcbsnews.com

Selama lebih dari 50 tahun, Boeing 737 memiliki proses kerja yang sama. Proses kerja serupa yang dimaksud yaitu menutup AC dan bagasi kabin, mengarahkan aliran udara, menyalakan mesin, memulai pengaliran bahan bakar, mengembalikan aliran udara, menyalakan kembali AC dan menyalakan mesin.

Itu pula yang terjadi di 737 Max dan sayangnya pula pesawat tersebut tidak turut ditambahkan fitur keamanan yang lebih modern, membuat pilot harus mengecek kerusakan pesawat secara manual. Hal itu tidak terjadi di pesawat dari produsen lain yang mana berimbas pada kecelakaan Boeing 737.

https://www.youtube.com/embed/WbXlU50P9sE

Boeing 737 memang merupakan sesepuh dalam dunia pesawat, namun ketidakmampuannya untuk berkembang mengikuti zaman menjadi senjata makan tuan. Tentu saja Boeing bisa terus menjadi produsen pesawat asalkan mereka mampu melakukan perubahan.

Baca Juga: 8 Reaksi Tubuh yang Akan Dirasakan Saat Pertama Kali Naik Pesawat

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya