Elon Musk akan Izinkan Bot Gunakan API Twitter

Sebelumnya, penggunaan akses API gratis dicabut oleh Twitter

Sikap Elon Musk sepertinya melunak terkait kebijakan pembatasan Application Programming Interface atau API dari Twitter. Sebelumnya, Twitter mengakui bahwa mereka mencabut akses API kepada aplikasi pihak ketiga. Kemudian diikuti oleh kabar bahwa Twitter akan memberikan tarif bagi yang ingin menggunakan API tersebut, termasuk untuk akun-akun meme atau fanbase yang jadi terancam punah akibat perubahan kebijakan tersebut.

Namun pada dalam sebuah twit-nya, Elon sepertinya mulai melunak. Ia mengatakan bahwa Twitter akan memberikan izin bagi akun-akun terverifikasi untuk menggunakan API Twitter. Namun ada, syaratnya.

Hanya untuk akun yang memproduksi 'Good Content'

"Menanggapi umpan balik, Twitter akan mengaktifkan API ringan dan hanya tulis untuk bot yang menyediakan konten bagus yang gratis," tulis Elon Musk dalam sebuah twitnya.

Twitter akan melunak terkait kebijakan API tersebut. Elon Musk menyebutkan bahwa ia akan mengizinkan penggunaan API ringan dengan format "write-only" bagi akun-akun yang memproduksi 'good content'.

Memang konteks 'good content' di sini masih terkesan abu-abu. Sebagai contoh, twit Elon Musk di atas merupakan balasan dari akun yang mengunggah konten meme kucing. 

Terkait kebijakan API berbayar sendiri, Elon Musk berdalih bahwa ia hanya menegakkan aturan perusahaan. Menurut Musk, API Twitter kerap disalahgunakan oleh penipu dan akun-akun manipulatif. Oleh karena itu penarikan biaya terhadap API diharapkan bisa meminimalisir hal tersebut.

Sebelumnya, banyak developer bot yang kecewa

Elon Musk akan Izinkan Bot Gunakan API TwitterUnsplash/Luke Chesser

Melansir TechCrunch, kebijakan Twitter untuk membatasi akses API gratis membuat beberapa developer bot merasa kecewa. Belum ada kejelasan terkait akun-akun bot yang mengunggah konten seperti info perusahaan teknologi besar, akun-akun bot banjir, hingga akun-akun bot lain yang sebenarnya 'harmless'. Bagi akun-akun bot yang menyediakan konten hiburan gratis, tentu mereka keberatan jika harus membayar untuk menggunakan API Twitter.

Ribuan developer menggunakan API Twitter untuk mengecek fenomena di Twitter, seperti hate speech hingga perundungan daring. Bahkan, tidak sedikit universitas mengandalkan Twitter untuk mempelajari perilaku manusia di berbagai negara. Oleh sebab itu, kebijakan API Twitter bisa mengganggu usaha mencegah misinformasi di Twitter.

Dari awal, Twitter dan developer pihak ketiga memang memiliki hubungan tarik-ulur, tetapi saling menguntungkan. Sementara developer pihak ketiga membawa fitur dan produk barunya ke Twitter, sang burung hijau melakukan bagiannya dengan cara menyediakan akses ke API.

Dengan kebijakan Elon Musk yang melunak ini, menarik untuk melihat ke depannya Twitter akan jadi seperti apa. Apakah akun-akun fanbase dan menfess masih bisa eksis? Atau justru hilang dan semua diganti dengan konten-konten yang bisa dimonetisasi?

Baca Juga: Apa Itu Twitter 2.0? Twitter Versi Baru yang akan Diumumkan Elon Musk

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya