Kejahatan Siber Kerap Sasar Gamer Anak, Modusnya Beragam!

Orangtua diharap lebih memerhatikan saat anak bermain game

Tak bisa dimungkiri bahwa dunia game makin populer akhir-akhir ini. Mulai dari anak hingga orang dewasa banyak yang memilih game sebagai sarana hiburan mereka. Layaknya segala hal yang terkoneksi dengan dunia maya, kita juga tetap harus waspada saat bermain game.

Menurut laporan dari Kaspersky yang berjudul "The Dark Side Of Kids’ Virtual Gaming Worlds”, serangan siber kepada gamer anak usia 3-16 tahun naik 57% pada tahun 2022. Artinya, para penjahat di dunia maya mulai menargetkan anak-anak sebagai sasaran mereka.

Modusnya beragam, mulai dari malware hingga phishing

Melansir laporan Kaspersky, sebanyak 232.735 pemain menemukan hampir 40.000 file, termasuk malware dan aplikasi yang berpotensi berbahaya dan disamarkan sebagai permainan anak-anak paling populer sepanjang tahun 2022. Beberapa game yang disamarkan seperti Roblox, Minecraft, Fortnite, dan Apex Legends. 

Kenapa aplikasi permainan anak?

Hal tersebut lantaran anak-anak di usia 3-16 tahun dianggap belum memiliki pengetahuan yang memadai mengenai kejahatan siber.

Selain malware, phishing juga jadi salah satu metode kejahatan siber yang populer menyerang anak. Menurut statistik Kaspersky, ada lebih dari 878.000 halaman phishing dibuat yang menargetkan gamer anak pada tahun 2022.

Salah satu teknik rekayasa sosial paling umum yang menargetkan pemain muda, melibatkan penawaran untuk mengunduh cheat dan mod populer untuk game. Di situs phishing, pengguna mungkin mendapatkan panduan lengkap tentang cara memasang cheat dengan benar.

Temuan paling menarik adalah bahwa ada instruksi khusus yang menekankan perlunya menonaktifkan antivirus sebelum menginstal file. Meski sepintas tak mencurigakan, hal itu dibuat "sehingga malware dapat menghindari deteksi pada perangkat yang terinfeksi."

Orangtua perlu lebih mengawasi aktivitas gaming anak

Kejahatan Siber Kerap Sasar Gamer Anak, Modusnya Beragam!Unsplash/Alexander Dummer

Melansir laporan Kaspersky, anak usia 3-16 tahun umumnya belum memiliki komputer sendiri dan bermain dari perangkat orang tua. Ancaman yang disebarkan oleh penjahat dunia maya kemungkinan besar ditujukan untuk mendapatkan data kartu kredit dan kredensial orang tua.

Oleh karena itu orang tua perlu lebih ketat mengawasi aktivitas siber anak, termasuk dalam hal aktivitas gaming. Pastikan anak paham akan bahaya kejahatan siber agar tak asal menginstal aplikasi, terutama yang berasal dari luar Play Store atau App Store.

Selain itu, pilihan lain yang bisa diambil adalah dengan menggunakan aplikasi kontrol orang tua/parental control. Namun, penting untuk mendiskusikan topik ini dengan anak Anda sambal menjelaskan cara kerja aplikasi ini dan mengapa diperlukan agar tetap aman saat beraktivitas di dunia maya, termasuk gaming.

Baca Juga: Cegah Serangan Siber dengan Basic Security Hygiene

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya