Facebook Pamer Angka Pengguna Harian Sentuh 2 Miliar

AI, content creator, dan messaging jadi fokus

Bukan rahasia kalau Facebook adalah perusahaan media sosial terbesar di dunia. Hal ini terlihat dari data terbaru Facebook yang mengumpulkan hingga 2 miliar angka pengguna harian (DAU) di seluruh dunia.

Di Indonesia, Facebook mencatat peningkatan grup hingga 40 persen. Dari angka tersebut, ada 148 juta pengguna Facebook yang terhubung di 10,5 juta grup dalam 1 bulan terakhir. Tetap ingin tancap gas pada 2023, apa yang menjadi rencana Meta di Indonesia selanjutnya?

AI menjaga Meta tetap relevan

Dalam Facebook: Now and Tomorrow pada Jumat (24/3) Alila SCBD Jakarta, Jakarta Selatan, Country Managing Director Meta Indonesia, Pieter Lydian, mengumumkan bahwa fokus Facebook di Indonesia meliputi tiga sektor: kecerdasan buatan (AI), content creator, dan perpesanan (messaging).

"Di Facebook, ada perubahan tema ke lifestyle yang berbasis anak muda. Jadi, bagaimana kita mempertemukan hal-hal yang disukai anak muda dengan konten yang mereka sukai," ujar Pieter.

Ia menuturkan bahwa Meta telah duduk bersama 21.000 responden di 7 negara. Dituangkan dalam Culture Rising Trends Report 2023, Pieter menjabarkan bahwa ada tiga hal yang mendorong di anak muda, yaitu fashion, kuliner, dan kreator. Menurutnya, Gen-Z pengguna Facebook memilih konten dari content creator sebagai sumber inspirasi.

"Antarmuka kita merekomendasikan feed yang relevan dengan mereka ... Dengan AI, ada discovery sehingga Facebook menyarankan konten yang sesuai," tutur Pieter.

Facebook Pamer Angka Pengguna Harian Sentuh 2 MiliarCountry Managing Director Meta Indonesia, Pieter Lydian. (IDN Times/Alfonsus Adi Putra)

Fitur Facebook seperti Show More/Show Less diperkuat AI untuk menentukan konten yang disukai pengguna. Selain itu, AI juga mengenali akun dan konten yang melanggar pedoman pengguna. Hasilnya, AI membangun ekosistem aman dan positif, serta pengalaman terbaik untuk para penggunanya.

Dari segi Reels, Pieter mencatat AI membantu Facebook menyesuaikannya dengan preferensi pengguna. Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa Reels di Facebook dan Instagram tumbuh pesat 2x lipat dibanding 2022. Selain itu, volume re-share Reels di kedua platform Meta ini lebih dari 2x lipat dalam 6 bulan terakhir.

"Konten bisa dikonsumsi lintas negara dengan Reels yang bisa dibagikan ke Facebook dan Instagram ... Dengan relevansi dikontrol AI," imbuh Pieter.

Meta memanjakan para content creator

Turut menjelaskan, Direktur Kemitraan Kreator Meta SEA & Emerging Markets, Revie Sylviana, mengatakan bahwa Facebook masih jadi platform utama yang dilirik para content creator. Selain jadi garis start dan membangun engagements ke para penggemar, Revie menjabarkan 3 hal yang ditawarkan Meta dibanding yang lain, seperti:

  • Variasi produk dengan Stories dan Reels yang turut berubah sesuai dengan perilaku pengguna.
  • Content creator mampu menjangkau lebih banyak pengguna secara domestik dan lintas negara.
  • Menawarkan in-stream ads, Stars, hingga Subscription, monetisasi platform Meta diklaim lebih efektif dan efisien dibanding platform lainnya.

Revie menjelaskan bahwa dari dengan AI, berbagai konten dijaga tetap relevan untuk para audiens. Dengan community building dan fitur lainnya yang dikembangkan Meta, ia mengatakan bahwa konten Meta lebih relevan dibanding platform lain yang mem-push konten tanpa preferensi pengguna.

Selain itu, Facebook juga meluncurkan fitur terbaru untuk para content creator di Indonesia, Mode Profesional untuk Profil. Dengan fitur ini, para content creator bisa mengakses berbagai fitur khusus untuk para content creator profesional serta membuka peluang monetisasi.

"Meta jadi rumah untuk jutaan creator, menyajikan konten tepat untuk audiens. Dengan AI, kita bisa menyesuaikan konten dengan preferensi pengguna," ucap Revie.

Revie mengatakan bahwa konten kuliner, tari-tarian, gaya hidup, dan hiburan adalah yang paling banyak mendorong interaksi di Reels. Memasuki Ramadan, ia mengatakan bahwa Meta Indonesia tengah memanfaatkan tren tersebut.

"Dengan kampanye #BulanKebaikan yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi, kita membuat kegiatan masif masak bersama dan dibagikan ke orang yang membutuhkan," tutur Revie.

Baca Juga: Meta Berencana Bikin Media Sosial Baru, Hendak Saingi Twitter!

Fitur pembagian lintas platform Meta mendongkrak content creator baru

Facebook Pamer Angka Pengguna Harian Sentuh 2 MiliarDirektur Kemitraan Kreator Meta SEA & Emerging Markets, Revie Sylviana (IDN Times/Alfonsus Adi Putra)

Revie menjelaskan bahwa dengan Meta, content creator bisa mengunggah konten yang bisa dibagikan cross platform untuk menjangkau audiens cross-border. Hal ini ia contohkan dari seorang content creator Indonesia, Karmalogy.

Menurut kesaksian Karmalogy, ia mendulang angka penonton hingga lebih dari 57 juta di Reels. Revie menambahkan bahwa 30 persen penonton video Karmalogy tersebut ternyata berasal dari Facebook, membuktikan keampuhan cross sharing antara platform Meta untuk content creator.

"Banyak creator lainnya, di daerah Indonesia. Bermunculan kreator baru yang naik daun di daerah. Facebook membantu membangun karier online dan menjangkau lebih banyak viewers dan followers secara lokal dan lintas negara," ucap Revie

Selain itu, Richard Evan dari HobbyMakan bercerita mengenai bagaimana fitur Meta membantunya mengumpulkan hampir 4,7 juta followers. Konten yang ia unggah di Instagram bisa ia bagikan ke Facebook juga, dan tersebar di platform Meta lainnya.

"Mudah untuk jadi content creator di platform Meta. Konten di Facebook sangat unik dan peminatnya banyak sekali, mengalahkan platform lain," ucap Richard secara online.

Peningkatan perpesanan di Meta

Fokus ketiga Meta yang dibagikan Pieter adalah peningkatan layanan perpesanan. Meta mencatat lebih dari 140 miliar pesan secara global dikirim lewat platform perpesanan Meta tiap hari. Di Facebook dan Messenger seluruh dunia, jumlah pengguna yang mencoba Community Chat meningkat hingga 50 persen per Desember 2022.

Jadi, Pieter mengatakan bahwa Meta tengah membuka potensi layanan perpesanan Meta untuk para pelaku bisnis Tanah Air. Dari WhatsApp, Facebook Messenger, hingga Direct Message (DM) Instagram yang digunakan untuk sesama pengguna, Meta menyisipkan AI yang membuat layanan ini bisa digunakan untuk menemukan bisnis yang disukai.

Selain itu, ada 7 dari 10 orang yang menggunakan pesan instan Meta selama Ramadan, dan 3 dari 4 orang menggunakannya untuk berbelanja. Oleh karena itu, menurut Pieter, inovasi Meta bisa dilakukan secara lintas platform. Salah satunya adalah pemanfaatan WhatsApp untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Dunia berubah, perilaku pengguna berubah, dan Facebook pun berubah untuk membangun teknologi rekomendasi dengan AI terbaik, memupuk ekosistem creator yang kuat dan sehat, dan membuka potensi messaging untuk para pelaku bisnis," kata Pieter dalam kesimpulan.

Baca Juga: Tak Takut Kompetisi, Meta: Justru Bisa Tingkatkan Layanan!

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya