Google Cabut Google Translate dari China, Kenapa?

Google tak lagi layani China

Sejak 2018, Amerika Serikat (AS) dan China sudah terlihat tak rukun. Saling pasang tarif dan blacklist, baik AS dan China merasakan dampaknya. Salah satu yang terkena dampaknya para perusahaan teknologi, termasuk Google.

Bukan hanya layanannya yang tidak dipakai, keberadaan Google di China mulai redup dengan adanya Baidu. Tak mau rugi terus, Google akhirnya mencabut layanan Google Translate, pertanda bahwa perusahaan tersebut benar-benar hengkang selamanya dari Negeri Tirai Bambu!

1. Diarahkan langsung ke Hong Kong

Google Cabut Google Translate dari China, Kenapa?Layanan Google Translate diblokir di China dan diarahkan ke domain Hong Kong (translate.google.cn)

Per Senin (3/10), Google mengumumkan bahwa Google Translate tak akan lagi beroperasi di China. Dengan perginya Google Translate, Google tak lagi punya kaki dian di China.

Jika membuka Google Translate di domain China (https://translate.google.cn/), maka akan terlihat bilah pencarian Google dan tautan yang mengarahkan pengguna ke laman Google Translate Hong Kong. Sebagai catatan, Google Translate Hong Kong juga diblokir di China.

"Kami tak melanjutkan Google Translate di China karena minim penggunaan," tulis Google dalam pernyataan resminya.

Sejak Sabtu, berbagai pengguna media sosial China mengeluhkan tak bisa mengakses Google Translate. Selain itu, fitur penerjemahan yang juga tersedia di peramban Google Chrome juga tak lagi beroperasi untuk pengguna Google di China.

Baca Juga: Google Kenalkan Fitur Search Baru, Discussion and Forum

2. Lima tahun Google Translate mengabdi untuk China

Google Translate lalu hadir di China pada 2017 sebagai "perwakilan" Google. Saat itu hingga kini, Google Translate bersaing dengan kompetitor China seperti Baidu Translate (2013) dan Sogou (2010).

Bukan cuma mesin pencarian, Baidu Translate adalah layanan yang lebih dulu menawarkan penerjemahan untuk penggunanya di China. Per 2020, Baidu Translate mendukung penerjemahan ke 200 bahasa, lebih banyak dibanding Google Translate yang hanya mendukung lebih dari 130 bahasa.

Dengan keluarnya Google, maka Baidu Translate dan Sogou makin menancapkan taringnya di bidang penerjemahan dunia maya. Sementara Google mengatakan bahwa pemakaian Google Translate minim di China, Google tak menyertakan angka atau data mengenai hal tersebut.

3. Retaknya hubungan Google dan China

Sekadar informasi, ini bukan pertama kalinya China memblokir platform dan layanan internet Barat. Dari Facebook sampai Twitter, pemerintah China menetapkan aturan bagi perusahaan media sosial dan layanan pencarian untuk menyensor kata kunci dan topik yang sensitif dari segi politik.

Sebelum perang dagang antara AS dan China berlangsung, Google memang sudah tidak rukun dengan China. Pada 2010, Google menarik layanan mesin pencariannya dari China karena tak mau menuruti peraturan sensor. China pun memblokir layanan Google Maps dan Gmail.

Masih penasaran dengan pasar China, Google berencana untuk kembali ke China dengan mesin pencari khusus (Proyek Dragonfly) pada awal 2019. Masih di perawanan, Google membatalkan rencana tersebut pada 2018 setelah menerima kecaman dari pegawainya hingga politikus AS.

Google Cabut Google Translate dari China, Kenapa?ilustrasi perbedaan layar Pixel 6 dan Pixel 6 Pro (androidauthority.com)

Selain itu, Google masih mencoba membujuk para pengembang aplikasi dan layanan China untuk membuat aplikasi untuk Android. Aplikasi tersebut kemudian akan tersedia secara global melalui Play Store. Masalahnya, bahkan Play Store sudah tak lagi beroperasi di China.

Dengan perginya Google Translate, Google mengandalkan China dari segi produksi material untuk HP Pixel. Namun, dilansir The New York Times, sementara Apple mengandalkan India untuk produksi iPhone, Google berencana untuk memindahkan produksi Pixel ke Vietnam.

Apakah memang tak ada harapan Google dan China akan baikan?

Baca Juga: Google akan Tutup Layanan Stadia pada Januari 2023

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya