Shorts: Aplikasi Baru Senjata YouTube untuk Menyaingi TikTok

Tanda YouTube takut kehilangan takhtanya

Sejak ditemukan pada 2005 dan beredar untuk dunia pada 2006 setelah dibeli Google, media berbagi video asal California, YouTube, telah menjadi salah satu media hiburan yang paling up-to-date. Lalu, muncullah TikTok, aplikasi media sosial sekaligus media berbagi video besutan ByteDance asal Tiongkok.

Dengan TikTok, para pengguna bisa membuat video singkat dari 3 hingga 60 detik, dibarengi dengan berbagai fitur hiburan (mengubah suara, memasukkan lagu, dll). Tak jarang anak-anak masa kini mengajak,

"TikTok-an, yuk!"

Seiring waktu berjalan, popularitas TikTok semakin naik dan naik, sehingga membuat YouTube berkeringat dingin. Oleh sebab itu, pada Rabu (1/4) lalu, YouTube mengumumkan sebuah proyek bernama "Shorts" untuk menghadang jalan TikTok.

"BUKAN APRIL MOP!"

1. Apa itu Shorts?

Seperti namanya, Shorts adalah aplikasi sosial media dan berbagi video seperti TikTok. Bedanya, aplikasi ini milik YouTube, dan tidak seperti TikTok yang adalah aplikasi mandiri, Shorts akan tetap berada di dalam YouTube.

Dengan angka pengguna yang cukup besar, lebih dari 2 juta per bulan, langkah YouTube menciptakan Shorts dianggap "lagu lama".

2. Musik pada Shorts

Shorts: Aplikasi Baru Senjata YouTube untuk Menyaingi TikTokpixabay.com/StockSnap

Inilah salah satu fitur Shorts yang digadang-gadang akan menarik para pengguna TikTok. Dilansir oleh The Information, Shorts memampukan para penggunanya untuk membuat video singkat diiringi dengan lagu. Sama seperti TikTok, ya?

Bedanya, range musik yang bisa dipakai akan lebih banyak dibandingkan TikTok mengingat YouTube memegang izin atas lagu-lagu tersebut.

YouTube dikabarkan akan merilis fitur Shorts di platform-nya pada akhir 2020.

Baca Juga: WHO Gunakan TikTok untuk Membasmi Hoaks Virus Corona, Kekinian Banget!

3. TikTok yang semakin naik daun

Shorts: Aplikasi Baru Senjata YouTube untuk Menyaingi TikToksensortower.com

Alasan mengapa YouTube kemudian akan merilis Shorts adalah karena TikTok semakin mendekati YouTube dalam hal popularitas.

Dilansir dari Sensor Tower, pada 2019, TikTok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh, lebih dari 700 juta kali! Angka tersebut mendahului Facebook dan aplikasi pesannya, Messenger. Hanya aplikasi bawahan Facebook, WhatsApp, yang tetap mengatasi TikTok dalam hal unduhan, yaitu 850 juta unduhan.

Berdasarkan statistik tersebut, Sensor Tower mengemukakan bahwa TikTok adalah aplikasi yang paling sering diunduh oleh para pengguna Apple, dibandingkan aplikasi lainnya.

Shorts: Aplikasi Baru Senjata YouTube untuk Menyaingi TikTokIstimewa

Sekadar informasi, perusahaan rintisan TikTok, ByteDance, adalah salah satu perusahaan termahal di dunia saat ini setelah mengumpulkan pendanaan 3 miliar dolar dari SoftBank dan investor lainnya dengan valuasi 75 miliar dolar.

Dalam rentang waktu 2 tahun sejak berdiri pada 2016, TikTok mampu mengumpulkan lebih dari 1 miliar unduhan. Dilansir dari App Annie, TikTok telah berkembang 125 persen lebih besar.

Menurut The Information, TikTok mengumpulkan 842 juta pengguna baru dari iOS dan Android selama 12 bulan terakhir, naik 15 persen dari segi YoY (year-over-year).

Pada 2017, perusahaan Musical.ly asal Tiongkok bergabung dengan TikTok dan hanya butuh satu tahun bagi TikTok untuk menjadi aplikasi Tiongkok pertama yang paling sering diunduh di AS pada 2018.

4. Dibenci Amerika Serikat

Shorts: Aplikasi Baru Senjata YouTube untuk Menyaingi TikTokUnsplash.com/Kon Karampelas

Akan tetapi, TikTok mengalami sedikit kendala saat merambah ke Negeri Paman Sam. Sama seperti perlakuan dingin yang diberikan Pemerintah AS terhadap Huawei, mereka pun juga tidak memberi sambutan hangat pada TikTok yang juga berasal dari Negeri Panda. Malah, para politisi AS khawatir TikTok akan menjadi ancaman negara.

Sama seperti Huawei, pemerintah AS khawatir TikTok dan Bytedance akan menyalurkan informasi-informasi di AS kepada Tiongkok tanpa sepengetahuan penggunanya. Namun, tidak seperti Huawei, TikTok dan Bytedance belum masuk "daftar hitam".

Paranoid, pada pertengahan Desember 2019, angkatan militer AS, dimulai dari angkatan laut, bahkan melarang para anggotanya untuk mengunduh TikTok di ponselnya, sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Pentagon.

Sempat menggunakan TikTok untuk promosi, Administrasi Keamanan Transportasi AS (TSA) pun berhenti menggunakan TikTok mulai Februari 2020.

5. Perang video singkat

Shorts: Aplikasi Baru Senjata YouTube untuk Menyaingi TikTokfoxbusiness.com

Kembali lagi soal Shorts, sebenarnya, proyek itu bukanlah tindakan pertama YouTube dalam menanggulangi popularitas aplikasi lain.

Sebagai contoh, melihat popularitas fitur Story pada Instagram dan Snapchat, YouTube kemudian mengopi fitur Story pada lini masanya. Para YouTuber biasa menggunakan fitur Story pada YouTube untuk merilis karya baru mereka.

Selain YouTube, media sosial terbesar di dunia asal AS, Facebook, juga telah mengembangkan satu aplikasi berbagi video untuk menjegal TikTok, yaitu Lasso, yang secara diam-diam telah menjalani uji coba di Brazil mulai 2018.

Pada Oktober 2019, Google dilaporkan akan mengakuisisi Firework, sebuah aplikasi rintisan Tiongkok, untuk menghadang jalan TikTok dan menancapkan taringnya di bidang media sosial, sebuah langkah berani sejak kegagalan Google+. Ternyata, Weibo, media sosial Tiongkok, ikut tertarik untuk membeli Firework yang dihargai 100 juta dolar.

"Google vs. Weibo! Siapa yang akan menang?"

Kalau nanti YouTube sudah merilis Shorts, apakah kamu tertarik untuk mencobanya? Musiknya lebih banyak dan asyik, lho!

Baca Juga: 7 Tren TikTok Paling Berbahaya, Skullbreaker Challenge yang Terbaru

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya