QA Engineer: Seperti Barang, Produk Digital Juga Perlu Quality Control

Minimalisasi keberadaan bug pada produk

Jakarta, IDN Times - Setelah membangun sebuah produk, seperti website atau mobile app, seorang Developer tentu tak bisa langsung meluncurkan produk tersebut ke Playstore atau App Store. Tahukah kalian bahwa ada final checking dari suatu pihak agar pengguna pun dapat mengakses website atau mobile app dengan nyaman, tanpa gangguan bug? Nah, pihak tersebut adalah Quality Assurance Engineer atau yang biasa disingkat QA Engineer. Seperti apa, sih, tugasnya? Yuk, keep scrolling!

1. Kerja sama dengan tim Product

QA Engineer: Seperti Barang, Produk Digital Juga Perlu Quality ControlKhabib Fahrurrizal (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)

Jarang terdengar, QA Engineer adalah ia yang mengerjakan proses quality assurance dari sistem software sebuah produk. Proses tersebut dilaksanakan untuk memeriksa perangkat lunak, menilai kualitasnya dari segi desain teknis, memastikan sistem atau program berjalan dengan relevan dan baik, serta melakukan pengujian dari sistem secara reguler. Untuk melakukan serangkaian pekerjaan tersebut, QA Engineer harus bekerja dengan tim Product, sebagai pihak yang menerima users’ story atau feedback langsung dari para pengguna.

Khabib Fahrurrizal, QA Engineer IDN Media, menjelaskan, “Bicara tanggung jawab, seorang QA Engineer pada umumnya bertugas untuk mengobservasi dan menguji kualitas sebuah produk, serta melakukan perbaikan pada bagian yang masih bermasalah. Versi beta harus sudah dipastikan matang sebelum akhirnya dirilis menjadi produk yang dapat diakses oleh seluruh pengguna. Oleh karenanya, QA Engineer juga harus mampu menetapkan standar jaminan kualitas dari sebuah produk, ya, sebelum akhirnya menyusun laporan secara menyeluruh.”

2. Minimalisasi bug pada produk

QA Engineer: Seperti Barang, Produk Digital Juga Perlu Quality ControlIlustrasi laptop (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)

Keberadaan bug, eror yang menyebabkan aplikasi/software tak berjalan dengan semestinya, memang tak dapat dihindari. Namun, QA Engineer hadir untuk meminimalisasi bug tersebut. Bukan hal yang mudah, memang, tapi Khabib menyebutkan bahwa menjadi Engineer, terutama QA Engineer, adalah suatu hal yang sangat mungkin untuk dipelajari. Katanya, “Ada beberapa hardskills dan softskills yang wajib dikuasai. Kalau kalian mengerti tentang software engineer, meski tak mengambil jurusan Informasi Teknologi, kalian memiliki peluang besar untuk menekuni karier di bidang tersebut. Ambil pelatihan untuk memvalidasi kemampuan kamu!”

Selain itu, Khabib menjelaskan bahwa seorang QA Engineer juga harus mampu melakukan process testing, bug tracking, dan ticketing. “Meneliti kualitas produk secara keseluruhan, cari di mana letak bug-nya, kemudian lakukan ticketing untuk mendata problem beserta problem solving-nya,” terang Khabib. Tak heran apabila kemampuan menganalisis, berpikir kritis menjadi suatu keharusan. Di lain sisi, komunikasi dan kolaborasi dalam tim menjadi salah satu hal lain yang harus diperhatikan, lho.

3. Tantangan yang ditemukan

QA Engineer: Seperti Barang, Produk Digital Juga Perlu Quality ControlIDN Times (Dok. IDN Media/Herka Pangaribowo)

Ada kalanya di mana kita sudah melakukan observasi kualitas produk, mencari bug dengan sangat teliti di versi beta produk kita. Sayangnya, hal tersebut tak selalu menjamin kualitas final produk saat sudah diluncurkan. “Bahkan, beda tipe handphone juga bisa mempengaruhi keberadaan bug. Handphone tipe A tidak ada bug, tapi handphone tipe B banyak sekali ditemukan bug. Ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi tim QA Engineer, ya. Tak heran bila QA Engineer dituntut untuk meneliti produk dengan jeli dengan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi.”

Pada kesimpulannya, Khabib menegaskan bahwa ada dua hal paling utama yang harus seorang QA Engineer ingat. “Satu, pastikan kamu memiliki ketertarikan di dunia Informasi Teknologi. Jika kamu sudah tertarik, sesulit apapun tantangannya, kalian akan tetap berupaya untuk cari tahu jalan keluarnya secara konsisten. Mengapa? Karena rasa penasaran kalian yang begitu besar. Dua, kenali produk apa yang sedang kalian kerjakan. Bagaimana flow-nya, apa tujuannya. Ketahui users' story dengan banyak berdiskusi dengan tim Product.”

Topik:

  • Amelia Rosary

Berita Terkini Lainnya