Militer AS Dikabarkan Beli Jutaan Data Pengguna Aplikasi Muslim Pro

Muslim Pro telah diunduh oleh 98 juta pengguna!

Jual beli data menjadi salah satu kasus kejahatan cyber paling sering terjadi, yang baru-baru ini kembali terulang. Masih sama seperti kasus-kasus lain, praktik jual beli data ini berasal dari aplikasi smartphone dengan puluhan jutaan pengguna.

Adalah Muslim Pro, aplikasi pemberi informasi jadwal salat dan kiblat yang kini menjadi korban. Lantas siapa pembelinya? datanya digunakan untuk apa?

1. Militer AS jadi salah satu pembeli

Militer AS Dikabarkan Beli Jutaan Data Pengguna Aplikasi Muslim Projpl.nasa.gov

Menurut laporan Vice Motherboard, militer Amerika Serikat membeli data dari sejumlah aplikasi populer dan Muslim Pro menjadi salah satu aplikasi itu. Data yang dibeli bukanlah data spesifik seperti data diri, melainkan data lokasi. Muslim Pro sendiri merupakan salah satu aplikasi muslim paling populer dengan total unduhan mencapai 98 juta di Android dan iOS.

Dilaporkan juga bahwa Muslim Pro jadi satu dari sekian banyaknya aplikasi yang menjual data lokasi penggunanya ke pihak ketiga untuk menghasilkan uang. Militer AS jadi salah satu yang tertarik dan mendapatkan data lokasi itu melalui broker pihak ketiga.

2. Menggunakan dua metode terpisah

Militer AS Dikabarkan Beli Jutaan Data Pengguna Aplikasi Muslim Proprotocol.com

Militer AS disebut menggunakan dua metode berbeda untuk menggaet data lokasi pengguna dari Muslim Pro. Yang pertama melalui Locate X – produk buatan perusahaan bernama Babel Street. Menurut Motherboard, USSOCOM atau Komando Operasi Khusus AS, menggunakan Locate X untuk operasi khusus seperti kontraterorisme, pemberontakan dan pengintaian di luar negeri.

Sementara metode kedua lewat perusahaan bernama X-Mode, yang memperoleh data lokasi langsung dari aplikasi dan kemudian menjual data tersebut ke kontraktor, yang lalu diteruskan ke militer AS. Kepada Motherboard, X-Mode mengatakan bahwa bisnis yang mereka lakukan difokuskan untuk tiga hal yaitu kontra-terorisme, keamanan cyber dan prediksi area COVID-19.

3. Belum diketahui data yang dibeli digunakan untuk apa

Militer AS Dikabarkan Beli Jutaan Data Pengguna Aplikasi Muslim Promuslimmatters.com

Meski transaksi jual beli yang dilakukan telah terungkap, belum diketahui data yang dibeli oleh militer AS akan digunakan untuk apa. Namun, beberapa anggota parlemen menginginkan agar aturan terkait praktik semacam itu diperketat setelah sebelumnya terungkap bahwa Departemen Keamanan Dalam Negeri membeli data lokasi untuk melacak orang-orang yang diduga masuk ke AS secara ilegal.

Selain itu, Pentagon bersama Badan Keamanan sebelumnya juga menggunakan data lokasi dari kartu SIM pada smartphone untuk melancarkan serangan terhadap salah satu tersangka anggota Taliban.

4. Muslim Pro tidak sendirian

Militer AS Dikabarkan Beli Jutaan Data Pengguna Aplikasi Muslim Promiddleeasteye.net

Muslim Pro bukan satu-satunya aplikasi muslim yang mengirim data penggunanya ke X-Mode. Muslim Mingle, aplikasi dating dengan lebih dari 100 ribu unduhan juga menjual data penggunanya ke perusahaan yang berbasis di Virginia itu. Motherboard juga mengatakan bahwa mereka menemukan jaringan aplikasi dating yang terlihat dan beroperasi mirip dengan Muslim Mingle, termasuk mengirim data lokasi ke X-Mode.

Salah satu di antaranya Iran Social yang setelah diobservasi, ternyata mengirim koordinat GPS ke X-Mode. Lalu, jaringan serupa juga ditemukan di aplikasi seperti Turkey Social, Egypt Social, Colombia Social dan aplikasi dating lain yang berfokus di negara tertentu.

Itulah tadi sekilas info mengenai data lokasi pengguna dari aplikasi Muslim Pro yang dibeli oleh militer AS. Bagaimana pendapatmu tentang transaksi jual beli data di atas? Menurutmu data yang dibeli militer AS digunakan untuk apa?

Baca Juga: 7 Aplikasi Populer Android Ini Perlu Diwaspadai

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya