Inovasi dan Temuan Teknologi di Piala Dunia dari Masa ke Masa

Mulai 1966 sampai 2022

Dalam setiap penyelenggaraannya, Piala Dunia banyak melakukan evolusi dan inovasi untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Meski begitu, harus diakui adopsi teknologi di sepak bola terbilang cukup lambat dibanding cabang olahraga lainnya. Melansir Eric Hintz dalam artikelnya di Lemelson Center for the Study of Invention and Innovation berjudul "The Invention of Instant Replay", teknologi instant replay ditemukan pertama kali oleh produser televisi bernama Tony Verna pada 1963.

Temuannya yang awalnya hanya untuk keperluan menghibur penonton akhirnya dijadikan alat bantu wasit untuk beberapa liga olahraga di Amerika Serikat. National Football League (NFL) bahkan sudah menggunakannya sejak 1986. Begitu juga National Basketball Association yang mengadopsi teknologi instant replay untuk wasit sejak 2002. Namun, dalam kasus sepak bola, teknologi ini baru dipakai secara resmi pada 2018 dengan istilah Video Assistant Referee (VAR). 

Selain VAR, kira-kira apa saja inovasi dan teknologi yang ditemukan dan diadopsi selama gelaran Piala Dunia? Berikut rangkumannya dari masa ke masa. 

1. Replay dan slow motion diperkenalkan kanal televisi Inggris pada Piala Dunia 1966 

Inovasi dan Temuan Teknologi di Piala Dunia dari Masa ke MasaInggris saat memenangkan Piala Dunia 1966 (twitter.com/FIFAWorldCup)

Menurut Boyle dan Hanes dalam salah satu bab di buku Sport, Media and Mega-Events, teknologi replay dan slow motion dalam siaran Piala Dunia ternyata diprakarsai BBC pada edisi 1966. Ini menandai upaya manipulasi gambar pertama di dunia dalam sejarah penyiaran Piala Dunia.  

BBC mengikuti jejak Tony Verna pada 1963 yang menggunakannya pertama kali saat televisi tempatnya bekerja menyiarkan pertandingan American footballSaat itu, teknologi tersebut sudah banyak dipakai dalam siaran pertandingan olahraga di Amerika Serikat. 

2. Siaran langsung berwarna diaplikasikan pertama kali pada Piala Dunia 1970

Inovasi dan Temuan Teknologi di Piala Dunia dari Masa ke MasaBrasil di Piala Dunia 1970 (twitter.com/FIFAWorldCup)

Pada era 1930--1960-an Piala Dunia disiarkan dalam format hitam putih. Melansir EPSN, barulah pada Piala Dunia 1970 teknologi siaran berwarna diperkenalkan pertama kali.  Tentunya ini membuat sensasi menonton lewat layar kaca jadi seseru menonton langsung di stadion.

Seragam pemain dan berbagai detail lainnya pun terlihat lebih jelas. Apalagi, Piala Dunia 1970 adalah debut kartu merah dan kuning. Momennya pas dengan penemuan teknologi siaran berwarna. Meski begitu, pada tahun tersebut tidak semua negara sudah memiliki teknologi untuk menyiarkan siaran berwarna. Di Indonesia pun televisi berwarna masih jadi barang mewah. 

3. Piala Dunia 2010 jadi turnamen FIFA pertama yang bisa disaksikan melalui streaming internet

Inovasi dan Temuan Teknologi di Piala Dunia dari Masa ke Masalaga pembuka Piala Dunia 2010 (twitter.com/FIFAWorldCup)

Piala Dunia 2010 merupakan edisi pertama yang bisa disaksikan langsung dari layanan streaming. Beberapa pelopornya antara lain BBC dan ITV untuk Inggris dan ESPN di Amerika Serikat. 

Melansir The Guardian, selama gelaran tersebut, mereka mengaku kebanjiran penonton yang menyaksikan pertandingan-pertandingan Piala Dunia 2010 dari kantor mengingat kebanyakan laga berlangsung saat jam kerja di dua negara tersebut. 

Di Indonesia sendiri, teknologi streaming datang pada pertengahan tahun 2010-an. Memang sedikit terlambat dibandingkan Amerika Serikat dan Inggris. 

Baca Juga: 10 Alumnus Piala Dunia yang Jadi Pelatih di Piala Dunia 2022

4. Teknologi garis gawang diperkenalkan pada Piala Dunia 2014 

Inovasi dan Temuan Teknologi di Piala Dunia dari Masa ke MasaManuel Neuer di Piala Dunia 2014 (fifa.com)

Kemelut soal garis gawang adalah salah satu isu yang mewarnai Piala Dunia 2010. Beberapa momen kontroversial sempat terjadi. Salah satunya saat gol Frank Lampard (Inggris) ke gawang Manuel Neuer (Jerman) dianulir karena dianggap belum melewati garis gawang. Padahal, dari rekaman ulang, terlihat bahwa gol tersebut sebenarnya sah. 

Mengingat saat itu FIFA belum mengesahkan penggunaan rekaman ulang sebagai bagian dari pertimbangan wasit, maka persepsi wasit di lapangan jadi satu-satunya keputusan yang diterima. Akhirnya, pada 2014 disahkanlah teknologi garis gawang yang bisa mendeteksi posisi bola di area krusial tersebut.

Nama teknologi ini adalah GoalControl yang pertama kali dipakai pada Piala Dunia 2014 Brasil. Ia berupa 14 kamera berkecepatan tinggi yang dipasang menghadap pada masing-masing gawang (setiap gawang dipantau 7 kamera). Fungsinya untuk mendeteksi pergerakan bola dan memastikan dari berbagai arah apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum.  

5. Video Assistant Referee (VAR) pertama kali digunakan pada Piala Dunia 2018 

Inovasi dan Temuan Teknologi di Piala Dunia dari Masa ke MasaVAR (twitter.com/fifamedia)

Pada Piala Dunia 2018, FIFA kembali memperkenalkan teknologi baru yang disebut VAR. Tujuannya membantu kerja wasit di lapangan melalui video yang dipantau wasit tambahan dan beberapa asisten. Teknologi ini seperti yang sudah disinggung sebelumnya telah lama dipakai di Amerika Serikat untuk NFL dan NBA. 

VAR biasanya berada di ruangan khusus di stadion dengan beberapa layar yang memantau pertandingan dengan kamera 360. Para ofisial VAR bisa melakukan intervensi dengan memberikan rekomendasi pada wasit utama tentang satu peristiwa atau momen dalam pertandingan. Mereka juga akan menyediakan video rekaman ulang instan untuk ditilik oleh wasit utama yang lokasinya berada di area khusus di pinggir lapangan. 

Meski bermaksud membantu, tak sedikit yang menganggap VAR membuat pertandingan jadi kurang seru. Tim bisa saja dirugikan atau diuntungkan akan keberadaannya. Mulai dari anulir gol, pemberian penalti, hingga pelanggaran yang berbuah kartu sudah dikeluhkan para pemain. 

6. Pada Piala Dunia 2022, FIFA menambah semi-automated AI offsides technology

Inovasi dan Temuan Teknologi di Piala Dunia dari Masa ke Masabola resmi Piala Dunia 2022, Al Rihla yang dilengkapi sensor (instagram.com/equipedefrance)

Di edisi Piala Dunia 2022, FIFA sebenarnya memperkenalkan beberapa inovasi baru. Namun, salah satu yang cukup mencolok dan berdampak langsung pada pertandingan adalah  semi-automated AI offsides technology. Melansir Vox, teknologi ini bertumpu pada sensor yang berada dalam bola Al Rihla dan memungkinkan pergerakannya dideteksi dengan akurat. 

Ini ditambah dengan kamera motion-tracking yang ditanam di stadion dan berfungsi mendeteksi pergerakan pemain. Dengan begitu, posisi offside langsung bisa diketahui dalam waktu cepat. Inilah mengapa kamu makin sering menemukan gol yang dianulir wasit karena alasan offside di Piala Dunia 2022

Keberadaan teknologi dalam sepak bola memang agak dilematik. Di satu sisi, ia dibutuhkan untuk menjamin prinsip keadilan, tetapi tak jarang justru menambah problem dan kontroversi, tak terkecuali di ajang semegah Piala Dunia ini. 

Baca Juga: PSSI: VAR Tidak Bisa Diterapkan di Semua Stadion

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Pembaca, netizen, penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya