Bukan Plastik, Ternyata Barang-Barangmu Terbuat dari Tambang Lho!

Sudah pernah liat proses pembuatannya?

Di zaman sekarang, salah satu barang yang paling sering digunakan orang adalah perangkat elektronik, misalnya smartphone, laptop, TV, kulkas, dan lain sebagainya. Populasi perangkat elektronik tersebut terus bertambah setiap waktu. Misalnya saja Indonesia, yang setiap tahunnya penjualan smartphone dapat mencapai 60 juta unit.

Perangkat elektronik yang kita sehari-hari ini pun memiliki beragam komponen di dalamnya yang membuatnya dapat berfungsi dengan baik. Nah, ternyata sebagian besar komponen yang terdapat di dalamnya itu diperoleh oleh hasil tambang lho. Komponen-komponen logam tersebut berupa tembaga, perak, emas, timah, kobalt, dan masih banyak yang lainnya. Nah, karena komponen-komponen ini terus menerus diproduksi, jumlah smartphone yang ada pun jadi semakin banyak.

Kira-kira kamu penasaran gak proses pengolahan komponen-komponen ini hingga menjadi produk jadi seperti apa? Yuk, cek di bawah ini untuk melihat proses panjangnya!

1. Dimulai dari proses penambangan

Bukan Plastik, Ternyata Barang-Barangmu Terbuat dari Tambang Lho!IDN Times/Freeport Indonesia

Sebelum bahan-bahan logam tersebut diolah menjadi produk jadi, tentunya ada sebuah proses untuk mengambil bahan mentah dari logam tersebut. Diawali dengan kegiatan penyelidikan dan eksplorasi, yaitu proses pencarian cadangan mineral yang memiliki nilai ekonomis untuk ditambang. Setelah itu masuk ke proses penambangan. Ada beberapa jenis teknik penambangan, misalnya di PT Freeport Indonesia yang menerapkan dua teknik penambangan yakni tambang terbuka dan tambang bawah tanah.

Bukan Plastik, Ternyata Barang-Barangmu Terbuat dari Tambang Lho!IDN Times/Baskoro Bayu Harimurti

Proses penambangan tersebut meliputi kegiatan pengeboran dan peledakan, pengisian dan pengangkutan muatan, dan penghancuran. Proses ini kemudian menghasilkan batuan bijih mineral yang siap diangkut dan masuk tahap proses penghancuran, pemisahan mineral berharga hingga menghasilkan konsentrat tembaga yang kemudian akan masuk di pabrik peleburan.

2. Proses pengolahan

Bukan Plastik, Ternyata Barang-Barangmu Terbuat dari Tambang Lho!IDN Times/Freeport Indonesia

Setelah mendapatkan bahan dasar berupa batuan bijih mineral, kemudian batuan bijih tersebut diangkut ke pabrik pengolahan untuk dihancurkan menjadi pasir yang sangat halus. Proses pengolahan ini meliputi kegiatan penggerusan, pengapungan, serta pengeringan.

Proses pemisahan mineral berharga dilakukan dengan cara fisika, dan juga penggunaan reagent, yakni bahan kimia yang berbasis alkohol dan kapur. Gunanya untuk memisahkan konsentrat yang mengandung mineral tembaga, emas, dan juga perak. Sisa dari pasir yang tidak memiliki nilai ekonomis, atau biasa disebut tailing ditempatkan di area pengendapan.

3. Dari batuan bijih menjadi konsentrat

Bukan Plastik, Ternyata Barang-Barangmu Terbuat dari Tambang Lho!IDN Times/Freeport Indonesia

Sementara itu konsentrat dalam bentuk bubur disalurkan dari pabrik pengolahan menuju pabrik pengeringan. Proses pengeringan yang dilakukan oleh Freeport sendiri berlokasi di pelabuhan Amamapare, Papua. Konsentrat ini dialirkan melalui pipa sepanjang 110 km. Fantastis, bukan?

Nah, konsentrat yang sudah dikeringkan inilah yang menjadi produk akhir Freeport yang kemudian dikirim ke pabrik peleburan tembaga, baik di dalam maupun luar negeri, untuk kemudian diolah menjadi bahan baku berbagai macam barang.

4. Proses peleburan konsentrat tembaga

Bukan Plastik, Ternyata Barang-Barangmu Terbuat dari Tambang Lho!Shutterstock/Scharfsinn

Setelah Freeport menghasilkan konsentrat yang sudah dikeringkan, konsentrat tembaga ini kemudian dikirim untuk proses peleburan. Di Indonesia sendiri pabriknya berada di Gresik, Jawa Timur bernama PT Smelting, yang dimiliki juga oleh Freeport. Nah, proses dari pemurnian ini sendiri meliputi kegiatan smelting serta refining yang kemudian menghasilkan lempengan tembaga atau yang biasa disebut dengan katoda tembaga.

PT Smelting ini sendiri menampung sekitar 40-50 persen dari produksi Freeport. Dengan kapasitas produksinya yang mencapai 300.000 ton per tahun, katoda tembaga ini kemudian dapat dijadikan bahan dasar untuk berbagai macam barang, misalnya saja kawat, kabel, hingga komponen perangkat elektronik seperti smartphone.

Nah, setelah melihat informasi tadi, sudah tahu ‘kan bagaimana proses pengolahan bahan dasar tembaga hingga menjadi produk jadi? Itulah mengapa proses yang panjang ini bisa membuat beberapa harga produk elektronik harganya cukup mahal. Jadi, sayang-sayang barang yang kamu miliki ya, guys!

Topik:

  • Jordhi Farhansyah
  • Vika Widya Alfianti

Berita Terkini Lainnya