5 Alasan Kegagalan Google Stadia, Tak Mampu Saingi Konsol dan PC

Gagal kalahkan PlayStation, Nintendo, dan Xbox

Pada Januari 2023 yang lalu, layanan cloud gaming milik Google bertajuk Google Stadia resmi ditutup. Stadia menjadi salah satu dari sekian banyak produk Google yang gagal menuai kesuksesan.

Google tampaknya terlalu ambisius dan salah memprediksi bahwa industri game akan beralih ke cloud gaming. Namun, ternyata teknologi cloud gaming masih terlalu prematur di masa sekarang. Alih-alih mengalahkan PlayStation, Xbox, dan Nintendo, Stadia justru harus masuk dalam jajaran produk gagal dari Google. Kira-kira kenapa, ya, Google Stadia bisa mengalami kegagalan?

1. Jumlah game yang sedikit

5 Alasan Kegagalan Google Stadia, Tak Mampu Saingi Konsol dan PCbeberapa game di Stadia (stadia.google.com)

Stadia memiliki jumlah game yang sedikit sejak diluncurkan secara resmi pada 2019. Para pengembang enggan untuk merilis game buatannya di Stadia karena para penggunanya masih sedikit. Sedikitnya jumlah game di platform ini membuat para gamer enggan untuk membeli perangkat dan berlangganan Stadia. Mereka lebih memilih untuk bermain game di konsol atau PC yang jumlah gamenya jelas-jelas melimpah. Layanan Stadia tidak seperti cloud gaming lainnya, seperti GeForce Now yang dapat memainkan semua library game PC. Tetapi, Stadia hanya menyediakan game yang dirilis oleh pengembang untuk layanan Stadia itu sendiri. 

Baca Juga: Rekomendasi 7 Konsol Portabel Terbaik, Cocok Dibawa Traveling!

2. Harga yang mahal

5 Alasan Kegagalan Google Stadia, Tak Mampu Saingi Konsol dan PCgamepad Stadia (stadia.google.com)

Berbeda dengan layanan cloud gaming lainnya, Google Stadia mempunyai perangkat gamepad yang harus dibeli, yaitu seharga U$100 (sekitar Rp1,4 jutaan) itu termasuk langganan selama tiga bulan. Belum lagi pengguna harus berlangganan internet dengan kecepatan sangat tinggi dan stabil. Hal ini membuat para gamer berpikir dua kali sebelum memutuskan berlangganan Stadia yang saat itu masih belum jelas masa depannya. 

3. Pemasaran yang minim

5 Alasan Kegagalan Google Stadia, Tak Mampu Saingi Konsol dan PCpeluncuran Google Stadia (blog.google.com)

Pihak Google tidak melakukan pemasaran atau kampanye besar-besaran terhadap Stadia. Kehebohan hanya terjadi di awal pengembangan dan peluncuran. Setelah itu, Google kurang melakukan pemasaran yang masif ke seluruh dunia. Padahal, masih banyak gamer yang tidak mengetahui Stadia. Selain itu, Stadia hanya tersedia di negara-negara tertentu saja. Bahkan, di Indonesia layanan Stadia tidak pernah tersedia sama sekali.

4. Masalah internet

5 Alasan Kegagalan Google Stadia, Tak Mampu Saingi Konsol dan PCilustrasi gamepad Stadia yang dihubungkan ke smartphone (stadia.google.com)

Layanan cloud gaming seperti Stadia di masa sekarang memang masih belum menjadi primadona karena masih banyak negara yang kecepatan internetnya masih lambat. Sedangkan, cloud gaming itu membutuhkan kecepatan internet yang tinggi dan stabil. Inilah yang menyebabkan banyak orang ragu dalam membeli dan berlangganan Stadia.

Masih banyak gamer yang tidak mau ribet dan masih ingin bermain game offline tanpa harus terhubung ke internet. Masalah belum meratanya kecepatan internet sebenarnya juga dialami oleh semua layanan cloud gaming. Mungkin dibutuhkan beberapa tahun lagi agar cloud gaming bisa menjadi layanan game umum yang bisa dinikmati banyak orang ketika kecepatan internet sudah tinggi, stabil, dan merata di seluruh dunia.  

5. Kalah oleh kompetitor

5 Alasan Kegagalan Google Stadia, Tak Mampu Saingi Konsol dan PCilustrasi Xbox Cloud Gaming (xbox.com)

Stadia tak mampu bersaing dengan para kompetitor, baik itu dengan konsol maupun sesama layanan cloud gaming. Stadia kalah telak dan tak mampu bersaing dengan Sony PlayStation, Xbox, dan Nintendo yang punya nama besar. Bahkan, Stadia harus kalah oleh layanan cloud gaming lainnya, seperti Xbox Cloud Gaming dan NVIDIA GeForce Now.

Kedua layanan cloud gaming tersebut menyediakan jumlah game yang lebih banyak karena memang menyediakan semua game yang ada di PC. Layanan Xbox Cloud Gaming dan GeForce Now juga dianggap lebih menarik karena menyediakan berbagai fitur yang tidak ada di Stadia. Salah satu yang paling mencolok adalah promo tarif berlangganan dan tak perlu membeli perangkat tambahan khusus. 

Kegagalan Google Stadia memang sangat disayangkan karena tujuan diluncurkannya layanan ini adalah agar lebih banyak orang bisa bermain game keren tanpa harus punya konsol mahal. Tapi, ternyata keinginan Google tersebut harus gagal karena berbagai alasan. Sebagai gamer, apakah kamu pernah mencoba Google Stadia?

Baca Juga: 11 Konsol Terkenal yang Gagal Laris di Pasaran, Ada Google Stadia

Hilman Azis Photo Verified Writer Hilman Azis

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya