Apa Itu NFT dan Beberapa Faktanya, Kenapa Kini Diminati?

Ketahui cara kerjanya, sebelum mulai ikut trennya

Akhir-akhir ini linimasa media sosial ramai membicarakan tentang Ghozali Everyday yang sukses dengan Non-Fungible Token (NFT). Pria dengan nama lengkap Sultan Gustaf Al Ghozali ini menjual swafoto atau selfie miliknya di platform OpenSea dan menuai milyaran rupiah!

Sebenarnya, apa itu NFT, seperti apa cara kerjanya, dan bagaimana cara menghasilkan uang di sana? Scroll down to find the answer!

1. Apa itu NFT?

Apa Itu NFT dan Beberapa Faktanya, Kenapa Kini Diminati?NFT Ghozali Everyday. (newsdelivers.com)

Secara garis besar, NFT adalah barang digital yang diperjualbelikan menggunakan teknologi blockchain. Hampir mirip dengan cryptocurrency, NFT dijual dan dibeli di platform khusus. Seperti OpenSea, Rarible, Mintable, hingga SuperRare.

Mengutip The Verge, non-fungible berarti unik dan tidak bisa diganti dengan yang lain. NFT sering diibaratkan seperti lukisan Mona Lisa ciptaan Leonardo da Vinci. Walau replikanya ada banyak, yang orisinal hanya ada satu di dunia.

Sementara, sesuatu yang "fungible" bisa ditukar dengan item yang setara. Dilansir Investopedia, contoh barang-barang fungible adalah komoditas, saham umum, dan tagihan dolar. Uang juga termasuk barang yang fungible karena nominalnya pasti.

2. Apa yang bisa diperjualbelikan dengan NFT?

Apa Itu NFT dan Beberapa Faktanya, Kenapa Kini Diminati?Seni digital yang dijual di NFT. (thecoin.news)

Banyak item yang bisa dijual sebagai NFT, seperti karya seni, foto, musik, dan pernak-pernik digital lainnya. Item ini dianggap keren, eksklusif, dan bergengsi. Pembeli pun bisa mengklaim kepemilikan atas item tersebut.

Gambar di atas adalah contohnya. Namanya Bored Ape Yacht Club, koleksi digital unik yang "hidup" di blockchain Ethereum. Saat ini jumlahnya sekitar 10.000 NFT. Salah satu yang termahal terjual dengan harga 740 ETH atau setara dengan 2,9 juta dolar AS (Rp41 milyar).

Uniknya, penjualan tidak selalu melibatkan transfer objek. Misalnya NFT lukisan terkenal telah terjual. Tetapi, pembeli tidak mendapatkan bentuk fisik dari lukisan itu, dilansir Live Mint.

Alih-alih, pembeli memperoleh sertifikat kepemilikan NFT yang terdaftar di blockchain. Sertifikat tersimpan dalam dompet digital, namun bisa juga berwujud kode yang dicetak pada selembar kertas.

3. Seperti apa proses jual-beli NFT?

Apa Itu NFT dan Beberapa Faktanya, Kenapa Kini Diminati?Koin Ethereum. (afp.com)

Sebagian besar NFT adalah bagian dari blockchain Ethereum. Mengutip The Verge, Ethereum (ETH) adalah cryptocurrency, seperti bitcoin atau dogecoin. Nilai 1 ETH setara dengan Rp46,5 juta per Jum'at (14/1/2022) dan bisa naik-turun sewaktu-waktu.

Untuk membeli NFT, dompet digital harus mengandung cukup banyak cryptocurrency yang relevan. Misalnya mata uang ETH jika orang tersebut hendak membeli token pada blockchain Ethereum, SOL untuk Solana, atau WAXP untuk Worldwide Asset eXchange (WAX).

Untuk menjual item digital kita, pergilah ke situs website NFT mana pun yang diinginkan. Lalu, klik tombol "jual", cantumkan NFT, dan patoklah harga. Kita juga bisa membuat lelang (auction) dengan jangka waktu tertentu.

Baca Juga: Daftar Fitur Terbaru Android 12, Lebih Aman dan Personal?

4. Apa kelemahan NFT?

Apa Itu NFT dan Beberapa Faktanya, Kenapa Kini Diminati?Menyimpan NFT ke device. (theverge.com)

Dilansir The Verge, siapa pun bisa menyalin atau menyimpan file digital sebanyak yang kita inginkan. Termasuk seni dalam bentuk NFT. Mengapa orang mau bersusah payah membayar mahal jika bisa gratis?

Ini karena NFT dirancang untuk memberi pembeli kepemilikan karya (ownership of the work). Sama seperti karya seni fisik, kreator atau penciptanya masih memiliki hak cipta (copyright) dan hak reproduksi (reproduction rights).

Kurang lebih analoginya adalah "Siapa pun bisa membeli replika lukisan Claude Monet, tetapi hanya satu orang yang bisa memiliki yang asli. Kebanggaan dan gengsi inilah yang dicari sebagian orang, terutama kalangan atas yang menjadikannya sebagai koleksi.

Selain itu, sebagian orang kadang-kadang kurang memahami proses teknis dalam perdagangan NFT. Seperti biaya untuk membayar penambangan (mining) dalam setiap interaksi dengan blockchain.

Mengutip Live Mint, penambangan didefinisikan sebagai perhitungan komputer yang membutuhkan energi dalam jumlah besar untuk memverifikasi setiap transaksi. Investopedia menjelaskan bahwa transaksi Ethereum membutuhkan 220,05 kilowatt-jam (kWh) listrik atau setara dengan 7,44 hari konsumsi listrik rata-rata rumah tangga AS.

"Intinya, data menunjukkan bahwa NFT jauh dari investasi pasti," perusahaan perangkat lunak berbasis New York, Chainalysis mengatakan.

5. Seperti apa masa depan NFT?

Apa Itu NFT dan Beberapa Faktanya, Kenapa Kini Diminati?CryptoKicks oleh Nike. (egamers.io)

NFT mulai dilirik oleh banyak perusahaan besar. Seperti Nike yang mematenkan metode untuk memverifikasi keaslian sneakers menggunakan sistem NFT, yang disebut CryptoKicks, dilansir The Verge.

Paten ini dilakukan pada Desember 2019 lalu. Mengutip Boardroom, pembeli akan menerima NFT menggunakan teknologi blockchain untuk memverifikasi keaslian dan kepemilikan. Apabila sepatu hendak dijual lagi, token digital akan mengikuti pembeli selanjutnya. Konsumen pun lega karena mengetahui keotentikan barang yang dibeli.

Tidak hanya Nike, Marvel juga melakukan hal yang sama. Pada 19 Agustus 2021, komik Marvel seri klasik diluncurkan sebagai NFT di platform VeVe. Diprediksi bahwa menggunakan blockchain untuk mencatat riwayat kepemilikan suatu barang akan menjadi umum di masa depan.

Baca Juga: Apa Saja yang Akan Ada di dalam Metaverse Facebook?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya