Jejak Sejarah Kebun Teh Wonosari

Kini menjadi salah satu destinasi wisata pilihan di Malang

Malang, IDN Times - Udara segar langsung terasa begitu sampai di kompleks Kebun Teh Wonosari, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Merdunya kicau burung dan indahnya suasana matahari terbit menjadi daya tarik tersendiri bagi Kebun Teh Wonosari. Lokasi kebun yang berada di ketinggian 1.2250 meter di atas permukaan laut ini membuat suhu di kawasan tersebut juga terasa sangat sejuk.

Selain bisa menikmati hamparan indah kebun teh, pengunjung dapat memanjakan mata dengan indahnya suasana matahari terbit di Bukit Kuneer yang juga merupakan bagian dari kebun teh Wonosari. 

1. Lokasi sangat strategis

Jejak Sejarah Kebun Teh WonosariDua orang pengunjung sedang menikmati keindahan matahari terbit di Kebun Teh Wonosari. IDN Times/Alfi Ramadana

Letak dari Kebun Teh Wonosari sendiri terbilang sangat strategis dan mudah diakses, baik menggunakan roda dua maupun empat. Jalur utama dari wilayah utara yang biasa dilalui wisatawan untuk menuju lokasi adalah Jalan Diponegoro, Kecamatan Lawang. Sementara untuk dari arah Kota Malang bisa mengambil Jalan Diponegoro, Singosari atau satu jalur ke arah Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB).

Biaya administrasi yang diperlukan untuk menikmati keindahan Kebun Teh Wonosari juga cukup terjangkau. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp8.000 per orang untuk hari biasa dan Rp12.000 pada untuk akhir pekan. 

Baca Juga: 10 Kebun Teh Paling Cantik di Indonesia, Suasananya Sejuk Banget

2. Fasilitas yang tersedia cukup lengkap

Jejak Sejarah Kebun Teh WonosariSuasana matahari terbit di Kebun Teh Wonosari. IDN Times/Alfi Ramadana

Meski tiket masuk cukup terjangkau, tetapi soal fasilitas tak perlu diragukan lagi. Saat tiba di lokasi, pengunjung bakal mendapati area parkir yang cukup luas dan nyaman. Kemudian ada hotel yang juga dilengkapi dengan kolam pemandian. Untuk kelengkapan MCK, pengelola juga menyiapkan kamar kecil yang airnya langsung diambil dari pegunungan.

Manajer Kebun Wonosari, Khubul Wathoni Ahsani T, Kebun Teh Wonosari mengatakan, awalnya kebun teh ini dikembangkan pada 1855 oleh peneliti asal Jerman. "Awal mulanya itu ada penelitian ada orang Jerman yang kesini pada 1855. Saat itu, dia melakukan penelitian tentang kemungkinan potensi kebun teh," ujarnya Senin (25/10/2021). 

3. Tidak langsung ditanami teh

Jejak Sejarah Kebun Teh WonosariDua wisatawan sedang menikmati di Kebun Teh Wonosari. IDN Times/Alfi Ramadana

Setelah penelitian tersebut, pada 1875 kawasan tersebut terlebih dulu ditanami kopi dan kina oleh perusahaan Belanda bernama NV Cultuur Maathappy. Saat itu, kebun dipimpin oleh GM Verhey sebagai direktur yang pertama, lalu pada tahun 1885, GM Verhey meninggal dan digantikan istrinya Carlota Teodora. Baru pada tahun 1910, anak dari pasangan Verhey dan Teodora melanjutkan bisnis perkebunan dengan menanam teh untuk pertama kalinya.

"Kalau dihitung tahun 2021 ini, ada pohon teh ini yang usianya sudah 111 tahun. Tingginya saja sudah mencapai 4 meter," tambahnya. 

4. Sempat dibangun pabrik teh di kawasan tersebut

Jejak Sejarah Kebun Teh WonosariSuasana matahari terbit di Kebun Teh Wonosari. IDN Times/Alfi Ramadana

Dua tahun berselang atau tepatnya pada tahun 1912, sempat dibangun pabrik teh Wonosari. Tetapi, sempat terjadi kebakaran hebat yang menghabiskan cukup banyak lahan kebun. Hal itu membuat pengelolaan kebun teh dilakukan pihak lain pada tahun 1926. Kebun tersebut juga sempat diubah menjadi singkong dan kentang saat masa pendudukan Jepang. Tetapi hal itu tak bertahan lama, karena Jepang kemudian kalah. Lalu, saat Indonesia merdeka, kebun teh Wonosari diambil alih oleh negara dan kembali ditanami teh hingga sekarang. "Sebenarnya ini adalah kawasan yang memiliki potensi heritage," kata Ahsani.

5. Kini punya produksi sendiri

Jejak Sejarah Kebun Teh WonosariSalah satu sudut Kebun Teh Wonosari yang menyajikan kesejukan. IDN Times/Alfi Ramadana

Setelah melalui perjalanan panjang, kini kebun teh Wonosari selain juga menopang kebutuhan produksi teh yang mencapai 24 ton teh per hari, juga menjadi wahana wisata alam yang menyuguhkan keindahan. Selain itu, kempuan pabrik teh Wonosari sendiri juga sudah melayani permintaan ekspor ke sejumlah negara di Eropa, terutama untuk komoditas teh hitam atau black tea.

Baca Juga: 10 Air Terjun Tercantik di Malang, Keindahannya Bikin Malas Pulang

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya