Mengejar Sinyal di Daerah Tertinggal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehadiran tol laut telah menyentuh Pulau Sangihe sejak pertama direalisasikan oleh pemerintahan Joko Widodo–Jusuf Kalla. Kondisi ini pun cukup membawa banyak perubahan bagi kabupaten dengan 109 pulau ini. Berikut sebuah catatan dari perjalanan sehari singgah di Kepulauan Sangihe.
1. 50 Menit Terbang dari Manado
Untuk mencapai Kabupaten Kepulauan Sangihe, kita bisa tempuh dengan kapal cepat selama 5 jam perjalanan dari Manado, atau 9 jam ditempuh dengan kapal biasa. Tentu saja ini berlaku bagi mereka yang tidak mengutamakan kecepatan waktu.
Mereka yang membutuhkan akses lebih cepat, bisa menggunakan pesawat terbang. Namun, saat ini baru ada satu maskapai dengan satu penerbangan sekali sehari. Penerbangan ditempuh dalam waktu 50 menit oleh maskapai Wings Air di pagi hari.
2. Sepinya bandara karena hanya ada 1 penerbangan
Karena hanya ada satu kali penerbangan setiap harinya, bandara Naha hanya ramai di pagi hari. Meski begitu, staf PT Angkasa Pura sebagai operator bandara tetap bekerja 8 jam setiap harinya.
Namun, kondisi ini dipastikan akan segera berubah mengingat seiring dengan gencarnya promosi wisata Kepulauan Sangihe.
3. Butuh 30 menit ke pusat kota
Menempuh jalan darat selama 30 menit bisa dilakukan bila kita ingin mencapai Tahuna, ibukota Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Selain mobil pribadi, wisatawan juga bisa menggunakan sarana angkutan pedesaan berwarna biru muda jika ingin ke Tahuna.
Jalan berkelok penuh berkabut akan menjadi sensasi tersendiri bagi wisatawan. Tentu saja udara segar tanpa polusi akan jadi "bonus" tersendiri.
4. Dipenuhi hutan kelapa dan Cengkih
Saat mendekati pulau Sangihe, kita akan bisa melihat tampak dari jauh sebuah pulau yang sangat hijau, yang mayoritas dipenuhi pohon kelapa, dan juga pohon cengkih. Ini yang menjadikan masyarakat di Kepulauan Sangihe memproduksi Kopra untuk mata pencaharian.
Editor’s picks
5. Jalanan Mulus di Mengelilingi Pulau
Jalan nasional yang mengelilingi Pulau Sangihe bisa menjadi nilai plus bagi daerah baru ini. Terlebih banyak pantai yang masih perawan dan belum tergarap bisa menjadi tujuan wisata.
Bila ini digarap dengan baik, potensi wisata sangat besar dikembangkan di pulau ini. Pulau dengan luas 736,98 km persegi ini mempunyai garis pantai yang sangat panjang dan mudah di jangkau dari jalan raya.
6. Batasan komunikasi nyaris mengisolasi informasi
Bila kita menjadi bagian dari kaum millennial, yang kesehariannya selalu menggunakan telepon selular untuk update informasi, maka kita akan kaget saat masuk ke pulau ini. Karena, belum semua wilayah terjangkau sinyal telepon, apalagi jaringan 3G/4G sebagai sarana utama untuk koneksi internet.
Hal ini bisa jadi menghantui kaum millennial yang tidak bisa lepas dari gadget untuk update informasi serta bermedia sosial.
7. Mimpi pun Sudah mendekati kenyataan
Pemerintah memahami kebutuhan akan kualitas sinyal yang lemah di beberapa daerah, terutama di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), salah satunya dengan merealisasikan pemasangan jaringan fiber optik di daerah yang masih belum tersentuh oleh operator swasta. Hal ini merupakan kabar gembira yang ditunggu banyak pihak.
Melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) yang merupakan unit organisasi noneselon di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika target seluruh jaringan fisik fiber optik diharapkan selesai di tahun 2018 ini. Proyek dengan nama Palapa Ring ini akan melengkapi 514 kabupaten yang ada di Indonesia bisa terhubung dengan koneksi fiber optik.
8. Kesenjangan yang nyaris Hilang
Dengan hadirnya jaringan fiber optik di kabupaten yang letaknya di pulau terdepan, diharapkan semua pihak termasuk operator swasta bisa melengkapi semua BTS nya dengan koneksi fiber optik. Ini akan membuat jaringan internet berkualitas 4G bisa dinikmati masyarakat di seluruh provinsi, termasuk di Kepulauan Sangihe. Tentunya dengan harga yang harus dibayar masyarakat pengguna internet tidak jauh dengan di pulau Jawa, sehingga kesenjangan harga yang saat ini terjadi bisa terkoreksi dengan baik.
Bila saat ini fiber optik sudah menyentuh Kepulauan Sangihe, kita berharap operator swasta bisa segera menarik kabel fiber dari Stasiun milik BAKTI ke BTS-BTS yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dan otomatis harga yang dinikmati warga Sangihe nantinya tidak akan beda jauh dengan harga yang dibayarkan untuk sebuah koneksi di Pulau Jawa.
Baca Juga: Hore! Warga Sangihe Akan Merdeka Sinyal
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.