7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku Tengger

Digelar setahun sekali apa pun situasinya

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, objek wisata Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, ditutup sementara selama upacara Yadnya Kasada. Upacara sakral ini dilakukan setahun sekali di lautan pasir Gunung Bromo.

Nah, upacara Yadnya Kasada kembali digelar pada tahun ini. Buat kamu yang masih awam dengan upacara khas Suku Tengger ini, simak beberapa fakta uniknya di bawah ini, yuk! 

1. Dilaksanakan berdasarkan legenda Rara Anteng dan Jaka Seger

7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku TenggerYadnya Kasada (instagram.com/robertuspudyanto)

Upacara Yadnya Kasada dilaksanakan berdasarkan legenda Rara Anteng dan Jaka Seger yang belum dikaruniai anak setelah menikah bertahun-tahun. Akhirnya, dengan usaha keduanya meminta kepada Sang Hyang Widhi, mereka pun diberi keturunan.

Namun, ada syarat yang harus dilakukan, yakni mereka harus melemparkan anak ke-25 ke kawah Gunung bromo sebagai persembahan. 

Setelah anak ke-25 lahir, keduanya tak mememuhi syarat yang diajukan Sang Hyang Widhi. Sang Hyang Widhi pun murka dan memorak-porandakan Gunung Bromo. Ritual ini dilakukan untuk memohon keselamatan, kemakmuran, dan tolak bala. 

2. Melarung sesaji ke kawah Gunung Bromo

7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku TenggerYadnya Kasada (instagram.com/robertuspudyanto)

Sebagai wujud rasa syukur kepada Sang Hyang Widi sekaligus memohon berkah dan menjauhkan dari malapetaka, masyarakat sekitar melarung sesajen ke dalam kawah Gunung Bromo. Upacara ini diikuti warga di empat kabupaten, antara lain Lumajang, Probolinggo, Pasuruan dan Malang.

Biasanya, upacara ini menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke Gunung Bromo. Namun, sejak pandemi datang, upacara ini diadakan secara tertutup. 

3. Sesajen berupa hasil ternak dan pertanian

7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku TenggerYadnya Kasada (instagram.com/robertuspudyanto)

Sesajen yang dilarung ke dalam kawah Gunung Bromo ini berupa aneka hasil bumi. Terutama hasil perkebunan, pertanian, dan hewan ternah seperti kambing atau ayam. Masyarakat melakukan persembahan ini dengan sukarela sebagai wujud syukur atas rezeki dan nikmat yang telah diberikan. 

4. Diperebutkan banyak orang

7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku TenggerYadnya Kasada (instagram.com/robertuspudyanto)

Sebelum dilarung, sesaji akan diletakkan di bibir kawah, lalu diberi dupa di atasnya. Setelah itu, biasanya dilanjutkan dengan memanjatkan doa meminta berkah dan keselamatan.

Sesaji yang dilarung ke dalam Kawah Gunung Bromo biasanya akan diperebutkan warga sekitar. Ada yang membawa jaring, tongkat, bahkan terpal untuk menangkap sesaji yang dilarung ke kawah. Beberapa orang bahkan rela bertaruh nyawa untuk menangkap sesaji ini. 

Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Gunung Bromo Paling Populer, Pesonanya Membius!

5. Ritual yang dilakukan cukup beragam

7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku TenggerYadnya Kasada (instagram.com/robertuspudyanto)

Sebanarnya, prosesi Yadnya Kasada cukup panjang selain melarung sesajen ke kawah Gunung Bromo. Ada ritual mengambil air suci dari mata air Widodaren, melakukan sembahyang, memberkati sesajen yang akan dilarung, mengangkat dukun baru, hingga iring-iringan membawa ongkek atau pikulan berisi sesajen.

6. Rutin dilakukan setahun sekali

7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku TenggerYadnya Kasada (instagram.com/robertuspudyanto)

Upacara Yadnya Kasada rutin digelar setahun sekali, tepatnya pada hari ke-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger. Biasanya, upacara ini dilangsungkan di malam hari bertepatan dengan bulan purnama.

7. Pernah dilaksanakan meski gunung dalam status Waspada

7 Fakta Unik Yadnya Kasada, Upacara Sakral Khas Suku TenggerYadnya Kasada (instagram.com/ydinlehti)

Yadnya Kasada akan terus dilakukan dan dilestarikan, apa pun kondisinya. Masyarakat setempat percaya upacara ini harus terus dilakukan meski ada erupsi, hujan deras, angin kencang, atau pun status Gunung Bromo sedang Waspada. Hal tersebut pernah terjadi pada tahun 2019, dimana Gunung Bromo dalam status Level II Waspada.

Itulah beberapa fakta unik upacara Yadnya Kasada yang dilakukan Suku Tengger di Gunung Bromo. Semoga keadaan membaik dan kita bisa melihatnya langsung di tahun depan!

Baca Juga: Wisata Gunung Bromo Tutup Selama 15-16 Juni, Ini Sebabnya!

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya