Ini 6 Potret Megah Bangunan Lawang Sewu yang Menyimpan Sejarah Panjang

Makin memesona di kala malam

Keberadaan bangunan tua berusia lebih dari 100 tahun di jantung kota Semarang ini gak bisa lepas dari sejarah panjang yang melingkupinya. Didirikan tahun 1904, tujuan awal pembangunan gedung Lawang Sewu adalah sebagai kantor pusat Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS, yang merupakan salah satu perusahaan kereta api di Hindia Belanda.

Sebelum berkantor di Lawang Sewu, kantor pusat NIS mulanya terletak di Stasiun Semarang Gudang. Namun, karena aktivitas operasional NIS makin berkembang, kian lama kantor di Stasiun Semarang Gudang kian tak mampu lagi menampung tambahan personel. Sebagai solusi, dicarilah lahan kosong untuk membangun gedung kantor pusat baru bagi NIS. Di ujung jalan yang kini bernama jalan Pemuda-lah bangunan tersebut didirikan, yang kini familier dengan nama Lawang Sewu.

1. Lawang Sewu telah mengalami banyak perubahan fungsi sejak pertama kali didirikan

Ini 6 Potret Megah Bangunan Lawang Sewu yang Menyimpan Sejarah Panjanginstagram.com/tahaleanoveri

Sebelum resmi dibuka untuk umum pada Juli 2011, gedung Lawang Sewu telah banyak digunakan untuk berbagai kepentingan. Saat Jepang mengambil alih bangunan berlantai tiga ini dari tangan Belanda di tahun 1942, Lawang Sewu sempat dimanfaatkan sebagai lokasi pengawasan tentara Jepang, ruangan penjara, serta tempat penyiksaan penduduk Indonesia yang berstatus tahanan.

Setelah Indonesia akhirnya mengikrarkan kemerdekaan, bangunan megah hasil rancangan arsitek asal Amsterdam, Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J. Quendag ini kemudian beberapa kali difungsikan menjadi bangunan kantor. Sebutlah kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia, Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro), dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah.

2. Dulu, Lawang Sewu dikenal sebagai salah satu gedung paling mistis di kota Semarang

Ini 6 Potret Megah Bangunan Lawang Sewu yang Menyimpan Sejarah PanjangDok. Pribadi/Intan Deviana

Sebelum resmi dijadikan obyek wisata, dari kawasan Tugu Muda, gedung yang dijuluki “seribu pintu” ini sama sekali tidak menerima pengunjung. Kondisi bangunannya sendiri terlihat sangat tua meski konstruksinya masih terbilang cukup kuat.

Terlebih di kala malam, sama sekali tidak terlihat penerangan dari arah gedung yang berdiri di atas lahan seluas 14.216 meter persegi ini. Gak heran bila nuansa mistis dan menyeramkan sempat melekat kuat pada bangunan Lawang Sewu.

3. Namun kini, bangunan megah tersebut telah bertransformasi menjadi obyek wisata sejarah yang hits

Ini 6 Potret Megah Bangunan Lawang Sewu yang Menyimpan Sejarah Panjanginstagram.com/tasmaradr_7

Barulah di tahun 2009 dilakukan pemugaran besar-besaran oleh PT Kereta Api Indonesia selaku pengelola Lawang Sewu demi menjadikannya cagar budaya yang lebih terawat dan bisa dijadikan obyek wisata andalan kota Semarang. Proses pengerjaannya sendiri membutuhkan waktu cukup lama karena proses pemugarannya mencakup banyak aspek tanpa menghilangkan karakter asli bangunan, seperti mengecat dinding dan perbaikan sudut-sudut gedung yang sudah usang.

Dua tahun berselang, akhirnya Lawang Sewu dapat pengunjung nikmati sebagai lokasi berwisata sejarah yang makin lama makin hits di kalangan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Baca Juga: Di Semarang Coret, Ada 9 Pilihan Wisata yang Layak Kamu Kunjungi Nih!

4. Lawang Sewu dibuka untuk umum dari jam 7 pagi sampai 9 malam

Ini 6 Potret Megah Bangunan Lawang Sewu yang Menyimpan Sejarah PanjangDok. Pribadi/Intan Deviana

Nah, yang paling menarik, jadwal kunjungan wisatawan gak cuma terpatok pada siang hari saja, namun bisa dilakukan pada malam hari sampai pukul 21.00. Wah, apakah kamu berani mengunjungi Lawang Sewu di kala malam setelah tahu bahwa bangunan tersebut masih kental dengan keangkerannya?

Tenang, karena telah melalui proses pemugaran dan renovasi, kini gedung tua tersebut sama sekali gak tampak menyeramkan seperti dahulu kala, kok. Yang ada justru sebaliknya, wajah baru Lawang Sewu terlihat makin cantik dan megah ketika kamu datang berkunjung di malam hari.

Saat malam, puluhan bahkan ratusan lampu yang ada di dalam maupun luar gedung Lawang Sewu akan menyala terang yang menjadikan setiap sudut bangunan menjadi spot yang sangat menarik dan instagenic untuk dipotret. Nuansa inilah yang gak bisa kamu nikmati jika kamu datang pada siang hari.

5. Tiket masuk Lawang Sewu sangat terjangkau

Ini 6 Potret Megah Bangunan Lawang Sewu yang Menyimpan Sejarah Panjanginstagram.com/dik_tama

Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp10 ribu untuk dewasa dan Rp5 ribu untuk pelajar dan anak-anak, kamu diperbolehkan memasuki setiap gedung utama di area Lawang Sewu, kecuali beberapa ruangan yang terletak di lantai dua dan tiga. Untuk lebih memahami sejarahnya, kamu bisa menyewa local guide dengan membayar tiket tambahan sebesar Rp30 ribu.

6. Jangan lewatkan berswafoto di spot menarik ini

Ini 6 Potret Megah Bangunan Lawang Sewu yang Menyimpan Sejarah Panjanginstagram.com/hafidpramanto

Salah satu lokasi menarik yang gak boleh kamu lewatkan untuk berswafoto adalah vestibula di Gedung A yang salah satu sudutnya terdapat tangga utama dengan hamparan jendela berukuran besar berkaca patri yang sangat indah. Saking indahnya, saat ramai pengunjung, tak ayal kamu harus rela mengantre demi mendapat jepretan foto yang ciamik.

Gak hanya itu, deretan jendela kayu besar dan tinggi yang jumlah aslinya tidak mencapai seribu pun sangat apik untuk difoto. Jendela-jendela kayu berukuran besar inilah yang menjadi cikal bakal penamaan Lawang Sewu (lawang berarti pintu, sewu berarti seribu). Karena berbentuk besar, masyarakat akhirnya menganggap jendela tersebut sebagai daun pintu.

Kini, setiap sudut Lawang Sewu adalah bangunan tua bersejarah nan megah yang cantiknya tak terkira. Sempatkan berkunjung di kala malam untuk menemukan suasana yang berbeda. Berani?

Baca Juga: Jadi Ikon Wisata, 5 Spot Instagramable ini Hanya Ada di Lawang Sewu!

Intan Deviana Photo Verified Writer Intan Deviana

Suka jalan-jalan, suka foto-foto, suka nulis :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya