5 Fakta Tari Lumense dari Bombana, Tradisi untuk Mengusir Bencana

Tarian ini penuh dengan makna spiritual 

Salah satu keunggulan yang dimiliki Indonesia adalah keberagaman yang dimiliki. Salah satu yang menarik perhatian dunia adalah banyaknya kebudayaan yang masih dilestarikan dengan baik di Indonesia.

Mengunjungi Sulawesi Tenggara, terdapat sebuah wilayah pemekaran yang punya tari tradisonal penuh dengan nilai spiritual. Wilayah dengan nama Tokotu’a, Kabupaten Bombana memberikan persembahan yang apik lewat Tari Lumense.

Tari yang dibawakan oleh 5 orang perempuan dan juga 5 orang laki-laki tersebut punya maksud yang kuat. Adapun berikut lima fakta menarik dari Tari Lumense dari Bombana, Sulawesi Tenggara. Berhubungan dengan roh halus!

1. Salah satu tari dalam ritual mencegah bencana datang 

5 Fakta Tari Lumense dari Bombana, Tradisi untuk Mengusir BencanaTari Lumense dari Bombana, Sulawesi Tenggara (commons.m.wikimedia.org/Sangia bolonangka)

Pada masa kekuasaan Kesultanan Buton, Tari Lumense kerap kali ditampilkan di depan umum. Tari Lumense merupakan sebuah tari ritual yang dipersembahkan untuk roh halus yang biasa disebut Kowonuano atau penguasa.

Sama seperti manganan atau sedekah bumi, saat perhelatan Tari Lumense juga dibarengi dengan penyajian aneka jenis makanan. Terlebih lagi makanan khas dari daerah Tokotu’a, Bombana.

Maksud dari tarian ini adalah meminta bantuan Kowonuano dalam mengusir segala macam bencana yang akan datang ke daerah tersebut. Di akhir tarian, akan ditutup dengan penebasan pohon pisang.

2. Berasal dari Kecamatan Kabaena di Sulawesi Tenggara 

5 Fakta Tari Lumense dari Bombana, Tradisi untuk Mengusir BencanaTari Lumense dari Bombana, Sulawesi Tenggara (youtube.com/Fotrawan Willong)

Tari yang sudah berkembang sejak 200 tahun yang lalu tersebut sempat hilang di antara tahun 1946. Lalu muncul kembali di tengah masyarakat Kabaena antara tahun 1960 hingga tahun 1962.

Tahun 1973, Tari Lumense benar-benar mengalami perkembangan pesat. Kemudian dijaga dengan baik hingga sekarang sampai menjadi tarian khas daerah Buton yang penuh dengan makna.

Tari Lumense berasal dari Tokotu’a yang berada di Kabupaten Bombana, tepatnya di wilayah Kabupaten Sulawesi Tenggara atau berjarak sekitar 140 km dari pusat Kota Kendari atau butuh waktu sekitar 4 jam.

Baca Juga: 5 Jenis Tari Legong, Seni Tari Bali dengan Gerakan Indah

3. Penamaannya diambil dari bahasa daerah dari Kabaena

5 Fakta Tari Lumense dari Bombana, Tradisi untuk Mengusir BencanaTari Lumense dari Bombana, Sulawesi Tenggara (twitter.com/sahrulgelo80)

Tari Lumense diambil dari kata lume yang artinya terbang dan mense yang artinya tinggi. Penamaan tersebut karena adanya gerakan seperti orang yang mengamuk dengan menebaskan parangnya.

Bahasa tersebut merupakan bahasa daerah Kecamatan Kabaena.  Menurut sejarah, Kecamatan Kabaena menjadi salah satu bagian dari Kerajaan Mororene yang ada di Sulawesi Tenggara sehingga kebudayaan yang ditinggalkan di wilayah tersebut masih sangat kental keterkaitannya dengan Suku Mororene, termasuk Tari Lumense itu sendiri serta beberapa tari lainnya yang ada di sana.

4. Diiringi dengan tabuhan gendang, gong besar, dan kecil 

5 Fakta Tari Lumense dari Bombana, Tradisi untuk Mengusir BencanaTari Lumense dari Bombana, Sulawesi Tenggara (instagram.com/gyant_laode)

Tari Lumense diiringi oleh alat musik gendang, gong besar, dan gong kecil. Tiga orang yang memainkan alat tersebut memukulnya bersamaan secara serentak hingga menciptakan musik yang unik.

Untuk penarinya sendiri berjumlah 10 orang, di mana 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Semua penari akan memakai pakaian tradisional yang cantik dengan topi bambu khas daerah Mororene .

Untuk pakaian penari wanitanya juga gak kalah cantik. Baju tradisional yang memiliki jubai panjang seperti ekor burung dengan hiasan berumbai di kepala dan ikat pinggang dengan motif yang indah.

5. Bergeser menjadi tari yang menceritakan kondisi sosial 

5 Fakta Tari Lumense dari Bombana, Tradisi untuk Mengusir BencanaTari Lumense dari Bombana, Sulawesi Tenggara (instagram.com/gyant_laode)

Dengan perkembangan zaman, Tari Lumense kini berubah fungsi menjadi sebuah tari yang menceritakan kondisi sosial saat ini. Terutama untuk Masyarakat Kabaena itu sendiri, lho.

Tari Lumense mengangkat sebuah cerita tentang bertani atau bercocok tanam. Parang yang dibawa oleh penari laki-laki memberikan maksud yang kuat jika mereka adalah seorang petani.

Tari Lumense masih masuk dalam tari yang memiliki nilai spiritual tinggi. Sampai saat ini, Tari Lumense masih dilestarikan dan dijaga dengan baik oleh masyarakat yang ada di sana.

Sama seperti Tari Thengul khas Bojonegoro, Tari Lumense mulai dikenal saat perhelatan upacara HUT RI ke-77 di Istana Negara dan ditampilkan dengan apik oleh para penarinya. Tentu saja, hal tersebut membuat warga Bombana merasa bangga terhadap kebudayaan yang dimiliki.

Baca Juga: Mengenal Tari Tradisional, Tumbuhkan Semangat untuk Melestarikan

Kiswanto Sugeng Photo Verified Writer Kiswanto Sugeng

Penyuka kopi, gunung, game apalagi kamu...!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya