Museum Batik Danarhadi Solo, Koleksinya Lengkap dan Keren 

Ada kain batik yang usianya lebih dari 150 tahun

Jika kamu jalan-jalan ke Solo, coba deh mampir ke Dalem Wuryaningratan atau Museum Batik Danarhadi di Jalan Slamet Riyadi 261, Sriwedari, Laweyan. Kamu bakal berdecak kagum dengan koleksinya yang berjumlah 10 ribu lembar kain batik buatan tahun 1840 hingga 1910.

Baca Juga: Serunya Mengunjungi Tumurun Private Museum di Solo 

1. Batik langka yang sempat dikoleksi Museum Troupen, Belanda

Museum Batik Danarhadi Solo, Koleksinya Lengkap dan Keren IDN Times/Ganug Nugroho

Museum ini dibangun oleh Santosa Doelah, pendiri perusahaan batik Danarhadi. Nah, sebanyak 10 ribu kain batik  koleksinya itu dikumpulkan selama 30 tahun lebih. Sekitar 1.500 kain di antaranya diambil sendiri dari seorang kurator di Museum Tropen, Belanda.

“Batik-batik itu kan punya kita, mengapa bisa ada di Belanda? Nah, Pak Doelah lalu mengambilnya kembali. Tapi karena jumlahnya banyak, waktu itu ngambilnya sedikit-sedikit,” kata Kurator museum, Raden Ayu (RAy) Febri Hapsari Dipokusumo.

2. Batik adiluhung warisan raja-raja Mataram

Museum Batik Danarhadi Solo, Koleksinya Lengkap dan Keren IDN Times/Ganug Nugroho

Koleksi museum ini adalah batik adiluhung yang berusia antara 50 tahun hingga lebih dari 150 tahun. Beberapa koleksi itu antara lain batik Belanda, batik Tionghoa, batik Jawa, Hakokai, batik India, batik Sudagaran, batik Petani, dan batik Keraton yang saat itu dibuat khusus untuk keluarga keraton.

Batik Keraton ini berasal dari  empat istana, yaitu Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Keraton Kasultanan Yogyakarta, dan Pura Pakualaman. Beberapa koleksi batik Keraton di antaranya kemben permaisuri Hamengku Buwono (HB) VII  dan batik Lereng Huk dari Pura Pakualaman.

Ada juga kain dodot yang dikenakan Paku Buwono (PB) X saat menikahi Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Emas tahun 1893. Sementara batik dari Mangkunegaran berupa kain batik yang dicanting sendiri oleh Nyi Ageng Mardusari, selir Mangkunegara  VII, sekitar tahun 1916.

3. Koleksi batik yang lengkap dan keren habis

Museum Batik Danarhadi Solo, Koleksinya Lengkap dan Keren IDN Times/Ganug Nugroho

Terdapat tiga ruang pamer dengan koleksi yang berbeda-beda di museum ini. Ruang pertama berisi koleksi batik Belanda yang sebagian besar berupa sarung. Motif batik ini adalah bunga-bunga, dedaunan, burung, dan kupu-kupu. Batik Belanda ini dibuat antara tahun 1840 hingga 1910.

“Dulu batik Belanda hanya dibuat khusus untuk orang-orang Belanda dan Indo-Belanda,” jelas Febri kepada IDN Times.

4. Ingin belajar batik, museum ini tempatnya

Museum Batik Danarhadi Solo, Koleksinya Lengkap dan Keren IDN Times/Ganug Nugroho

Bagi kamu yang ingin mengenal dan belajar batik tidak salah berkunjung ke museum ini. Pemandu museum akan menjelaskan semua hal tentang batik, seperti sejarahnya, filosofi, dan proses selembar kain putih menjadi kain batik.

Oh ya, museum ini juga menawarkan workshop membatik, baik batik tulis maupun batik cap. Jadi, kamu akan tahu juga bagaimana cara menorehkan malam atau lilin batik ke atas kain menggunakan canting serta cap batik.

5. Koleksi bahan-bahan untuk membatik

Museum Batik Danarhadi Solo, Koleksinya Lengkap dan Keren IDN Times/Ganug Nugroho

Tidak hanya memamerkan kain batik, museum batik Danarhadi juga memajang koleksi bahan-bahan untuk membatik, serta alat-alat batik, seperti canting dan cap atau stempel. Pokoknya, gak percuma kamu mengunjungi museum batik ini. Soalnya, selain bisa melihat koleksi kain batik yang langka, kamu juga berkesempatan belajar membatik lho.

Baca Juga: 10 Model Baju Batik Terbaru yang Bakal Jadi Tren buat Millennials

Topik:

Berita Terkini Lainnya