6 Masjid Tertua di China Ini Khidmat Dikunjungi Saat Bulan Ramadan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dahulu, penyebaran Islam di China kian lama kian meningkat sehingga banyak masjid dibangun untuk tempat beribadah. Dikarenakan enam masjid di China berikut ini usianya ribuan tahun, membuat namanya masuk dalam kategori masjid tertua di China.
Fungsinya sendiri gak hanya sebagai tempat ibadah, melainkan situs sejarah yang bisa dikunjungi oleh siapa saja. Baik wisatawan Muslim maupun non Muslim, kian khidmat jika mengunjunginya saat bulan Ramadan tiba. Seperti apa, ya masjid-masjid tersebut? Ke sana yuk!
1. Masjid Niujie, Beijing
Terletak di Jalan Niujie, masjid nan megah dan terbesar di Beijing ini pertama kali dibangun tahun 996 pada masa Dinasti Liao. Sempat hancur karena invasi yang dilakukan oleh bangsa Mongol, masjid ini dibangun kembali saat masa Dinasti Ming tahun 1442. Dan mengalami perluasan bangunan di tahun 1696 pada masa Dinasti Qing.
Kental arsitektur khas Cina, untuk kaligrafi bangunan masjid ini didominasi dengan tulisan Arab dan Cina. Selain ruang untuk menjalankan salat, di Masjid Niujie terdapat pula watching moon tower. Sebuah menara yang biasanya digunakan oleh imam untuk mengamati bulan saat penentuan puasa.
2. Masjid Huaisheng, Ghuangzhou
Berdasarkan sejarah, Masjid Huaisheng disebut-sebut sebagai masjid tertua di Cina maupun dunia. Letaknya berada di Jalan Guangta, masjid ini telah berdiri sejak tahun 627. Pendirinya sendiri tak lain ialah paman Nabi Muhammad yang bernama Sa'd Ibn Abi Waqqas, dan didedikasikan untuk baginda nabi.
Nampak sederhana, masjid ini mengadopsi banyak gaya arsitektur mulai dari Cina, Arab, Jawa-Melayu, Moor, Maroko, dan masih ada lainnya yang bikin khidmat saat melakukan sholat. Sama seperti masjid lainnya. Selain ruang salat, kalian akan dapati juga moon tower dan mercusuar.
Baca Juga: 7 Masjid Terbaik di Yogyakarta yang Layak Jadi Tujuan Salat Tarawih
3. Masjid Raya Xi'an, Xi'an
Editor’s picks
Islam di perkenalkan di daerah Xi'an oleh pelancong dari Arab, pedagang dari Persia(Iran) dan Afghanistan sejak abad ke-7. Menurut sejarah, Masjid Raya Xi'an dibangun pada tahun 742 selama pemerintahan Kaisar Xuanrong dari Dinasti Tang.
Masjid ini dapat dikunjungi oleh wisatawan non Muslim, hanya saja mereka tidak diperkenankan untuk ke ruang salat. Meski begitu, wisatawan banyak yang memahami akan hal tersebut. Umumnya wisatawan tertarik dan penasaran dengan ruang yang berisi ukiran kayu kaligrafi ayat-ayat Al-quran raksasa.
4. Masjid Id Kah, Kashgar
Masjid tertua di Cina ini berada di wilayah Kashgar. Terletak di alun-alun pusat kota Kashgar, Masjid Id Kah dibangun pada tahun 1442. Umumnya masjid yang terdapat ruang sholat dan menara, siapa sangka? Konon, lokasi masjid ini dahulunya ialah makam.
Masjid yang memiliki warna kuning ini, tidak hanya dapat menampung jamaah dengan kapasitas banyak. Di hari-hari besar umat Muslim, Masjid Id Kah digunakan juga sebagai tempat perayaan maupun acara yang berhubungan dengan keagamaan (Islam) lainnya.
5. Masjid Agung Tongxin, Wuzhong
Perpaduan budaya Han dengan dekorasi gaya Islam, nampak sekali terutama ketika pertama kali berkunjung ke Masjid Agung Tongxin. Masjid ini didirikan akhir abad Dinasti Yuan dan awal Dinasti Ming. Megahnya masjid bak bangunan istana China tradisional dan mampu menampung lebih dari 1.000 orang.
6. Masjid Dongguan, Xining
Didirikan pada tahun 1380, arsitektur masjid menggabungkan gaya tradisional China dan ornamen-ornamen yang memesona. Masjid Dongguan dapat menampung jamaah sekitar 3.000 orang. Selain digunakan sebagai tempat ibadah lima waktu, masjid ini kini juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan lembaga pendidikan tinggi Islam.
Itulah tadi enam masjid tertua di Cina yang khidmat dikunjungi saat bulan Ramadan tiba. Mengingat ini sebagai situs bersejarah sekaligus tempat ibadah, jaga tutur kata dan pakaian ya.
Baca Juga: [LINIMASA] Fakta dan Data Arus Mudik Lebaran 2019
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.