Selain Ati-Atihan, 5 Festival Budaya di Filipina Ini Wajib Dihadiri

Cocok untuk kamu yang suka fotografi, tradisi, dan tarian

Filipina dikenal tidak hanya sebagai negara dengan alamnya yang indah, tapi juga penduduknya yang ramah, suka berkumpul, dan berpesta. Tidak mengherankan jika festival di negara tetangga Indonesia ini sangat banyak dan meriah. Salah satu yang populer adalah Festival Ati-Atihan.

Ini merupakan festival budaya tertua di Filipina yang sudah diadakan sejak 800 tahun lalu sebagai perayaan Santa Nino (Bayi Yesus). Festival ini diadakan pada hari Minggu ketiga bulan Januari. Serunya selama festival berlangsung para wisatawan tidak hanya duduk sambil menikmati pertunjukan, mereka juga diperbolehkan ikut berdansa dan bergabung dengan para peserta festival dengan diiringi suara drum. Asyik, kan?

Selain Festival Ati-Atihan, Filipina masih mempunyai festival kebudayaan lainnya yang menarik untuk disaksikan. Mau tahu apa saja itu? Inilah daftarnya. 

1. Festival Panagbenga

Selain Ati-Atihan, 5 Festival Budaya di Filipina Ini Wajib Dihadiriilustrasi panagbenga(instagram.com/panagbengaflowerfestival)

Festival Panagbenga menjadi festival tercantik dan penuh dengan harapan di Filipina. Ini dilakukan untuk merayakan kebangkitan Kota Baguio setelah terjadinya gempa bumi Luzon di tahun 1990.

"Kankanaey 'Panagbenga" bermakna "Musim Berbunga" sehingga seluruh kota akan dihiasi dengan bunga aneka warna. Dirayakan sebulan penuh pada bulan Februari, Festival Panagbenga memiliki berbagai acara. Sebut saja kompetisi tari dan kostum dengan iringan musik Cordilleran bersama para selebriti. Ada juga parade dengan kendaraan hias dengan bunga warna-warni.

Untuk menikmati keseruan festival ini, para pengunjung bisa mendatangi Festival Panagbenga di daerah Burnham Park dan Session Street yang ada di Kota Baguio yang dikenal sebagai Ibu Kota Musim Panas.

2. Festival Pahiyas

Selain Ati-Atihan, 5 Festival Budaya di Filipina Ini Wajib Dihadiriilustrasi Festival Pahiyas (instagram.com/vinztagram)

Wisatawan bisa melihat betapa kreatifnya masyarakat Filipina di Festival Pahiyas. Dalam acara ini, mereka akan mendekorasi rumah dan kendaraan menjadi cantik dengan sayuran, buah-buahan, dan Kiplings warna-warni. FYI, Kiplings adalah wafer tradisional Filipina yang dibuat dari beras ketan dan dibentuk menyerupai daun.

Festival Pahiyas diadakan penduduk setempat di bulan Mei untuk merayakan San Isidro Labrador, yakni santo pelindung petani agar pertanian berjalan baik dan panen berlimpah. Dalam parade ini, penduduk setempat akan memakai kostum, kendaraan hias, dan mesin kertas raksasa.

Eits, tidak hanya penduduk lokal yang senang, pengunjung pun bisa merayakan kebahagiaan dalam Festival Pahiyas. Hal ini karena mereka bisa memetik hasil bumi dari rumah ke rumah secara gratis sambil menikmati hidangan lokal seperti kaldereta dan Lucban Longgaisa. Selain perut kenyang, para wisatawan juga bisa membawa oleh-oleh. Wah, senangnya berlipat-lipat, nih.

3. Festival Massakara

Selain Ati-Atihan, 5 Festival Budaya di Filipina Ini Wajib Dihadiriilustrasi Festival Massakara (instagram.com/kanatcha)

Festival Massakara di bulan Oktober menjadi waktu yang tepat untuk para pencinta pesta berkumpul. Festival ini dimulai dari tahun 1980 di mana masyarakat sedang mengalami kesulitan. Mereka pun berpesta untuk melupakan masalahnya untuk sesaat. 

Karena itulah, meski keadaannya susah, masyarakat tetap memasang topeng tersenyum. Bisa dibilang, topeng ini menjadi "kamuflase" hati mereka.

Orang-orang yang memakai topeng akan menikmati pesta ini sembari makan, minum, dan menari. Topengnya pun dihiasi memakai bulu, bunga, cat warna-warni, dan manik-manik hingga terlihat cantik. 

Ada juga kontes yang unik seperti minum santan dan mengejar babi. Namun, di era modern, parade ini sering disebut Electric Masskara karena memakai kendaraan hias yang dilengkapi dengan musik dan cahaya yang meriah. Makin ramai, ya!

Baca Juga: 5 Festival Budaya di Lombok yang Bikin Liburan Semakin Berkesan

4. Festival Higantes

Selain Ati-Atihan, 5 Festival Budaya di Filipina Ini Wajib Dihadiriilustrasi Festival Higantes (instagram.com/rainaletjustine)

Festival Higantes terinspirasi dari cerita rakyat Angono yang bercerita tentang "Higantes" atau boneka kertas raksasa yang dibuat oleh penduduk setempat. Higantes ini dibuat sebagai cara protes terhadap Inkuisisi Spanyol di masa lalu.

Namun, kini boneka raksasa digunakan sebagai bagian dari Festival Higantes. Festival ini sendiri digunakan untuk penghormatan terhadap San Clemente, yakni santo pelindung kota.

Para pengunjung tidak akan takut kelaparan ketika mengikuti festival. Ini karena penduduk setempat akan membuka lebar-lebar pintu rumah mereka dan membebaskan para pengunjung makan atau bersenang-senang sebagai perayaan pesta. Nah, boneka raksasa setinggi 3,65 meter akan berdiri di setiap barangay atau kota.

Untuk menikmati festival ini, kamu bisa mengunjungi kota Angono dan sekitarnya di bulan November. Tertarik meramaikannya?

5. The Giant Lantern Festival

Selain Ati-Atihan, 5 Festival Budaya di Filipina Ini Wajib Dihadiriilustrasi Giant Lantern Festival (filipino.news)

The Giant Lantern Festival diadakan selama satu bulan penuh untuk merayakan Natal di Kota San Fernando, yakni Ibukota Natal Filipina. Suasana liburan di Bulan Desember terasa sempurna, terlebih di akhir pekan sebelum Malam Natal, ini karena orang-orang akan berkompetisi menunjukkan lentera terbesar di kota. 

Warga mulai membuat lentera satu bulan sebelum festival dengan menggunakan bahan lokal yang tersedia sebagai syarat kompetisi. Lentera dengan diameter lebih dari 4,75 meter akan ditampilkan dalam parade warna-warni di setiap kota atau barrio sebelum misa tengah malam Natal. 

Itulah beberapa festival di Filipina yang sayang dilewatkan. Kalian yang menyukai budaya, kehangatan penduduk lokal, keunikan acara, kerajinan, musik, tari, dan fotografi tentu merasa senang setelah menyaksikan festival di Filipina.

IamLathiva Photo Verified Writer IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya