7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo Doeloe

#PiknikAsik Sudah pernah ke sini, belum?

Sebagian dari kita mungkin berpikiran bahwa sejak dulu titik nol kilometer Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bermula dari Monumen Nasional (Monas). Padahal sebelum tahun 1980an, titik nol kilometer Jakarta adalah Menara Syahbandar (Uitkijk) yang berlokasi di Jakarta Utara.

 

Sebagaimana menara Syahbandar di tempat kota-kota lain, petugas pelabuhan memanfaatkan Uitkijk sebagai tempat memantau keluar masuknya kapal di Batavia (nama Jakarta saat itu).


 

Selain itu, petugas di menara yang dibangun sekitar tahun 1839 zaman VOC itu juga mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di pelabuhan Sunda Kelapa. Kapal-kapal tersebut umumnya membawa komoditas berupa rempah-rempah.

 

Apa lagi tujuh fakta menarik lainnya tentang nol kilometer Jakarta ini? Simak yuk, artikelnya.

1. Dulu, menara ini merupakan bekas bastion

7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo DoeloeInstagram.com/herawati.hani

Menara ini dulunya adalah bekas bastion Culemborg yang kemudian dihancurkan Gubernur Jenderal Daendels. Bastion atau selekoh adalah sudut atau penjuru yang dibangun menjorok keluar pada dinding benteng. Pada masa itu, petugas yang berjaga di sini dipersenjatai dengan artileri lho!

2. Adanya lorong menuju Masjid Istiqlal

7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo DoeloeInstagram.com/sahat_simarmata

Tahu gak, di bawah Menara Syahbandar pernah ada sebuah pintu besi yang menghubungkan jalan masuk ke dalam lorong bawah tanah menuju Benteng Frederik Hendrik. Benteng tersebut terletak di Taman Wilhelmina (pada masa Belanda). Kini, area tersebut telah menjadi masjid terbesar di Indonesia yakni Masjid Istiqlal.

Namun, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan, pintu menuju lorong tersebut telah ditutup.

3. Penanda nol kilometer diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin

7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo DoeloeInstagram.com/naila_aunika

Usai masa kemerdekaan, sejumlah bangunan di sekitar menara yang terletak di Pelabuhan Sunda Kelapa ini dirobohkan untuk perluasan jalan Pakin.

Sebagai gantinya, dibangunlah prasasti yang terletak di antara menara dan gedung administrasi. Tahun 1977 bertepatan dengan peringatan ulang tahun DKI Jakarta ke-450, Gubernur Ali Sadikin meresmikan prasasti tersebut sebagai penanda nol kilometer.

Baca Juga: 7 Spot Wisata di Kota Tua Jakarta Ini Penuh Histori dan Instagramable

4. Menara Syahbandar disebut juga menara miring

7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo DoeloeInstagram.com/fajrul_madalle

Usia bangunan yang kian tua membuat Menara Syahbandar menjadi miring. Itulah yang membuat bangunan berusia sekitar 179 tahun disebut menara miring. Selain faktor usia, kemiringan bangunan yang mengarah lima derajat ke selatan ini disebabkan karena turunnya permukaan tanah.

5. Menara ini pernah menjadi gedung tertinggi di Batavia

7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo DoeloeInstagram.com/bangsus14045

Dengan ketinggian 12 meter, Menara Syahbandar yang berada dalam kompleks Museum Bahari ini, pada masanya pernah menjadi gedung tertinggi di Batavia.

6. Dari atas menara, pengunjung bisa melihat kesibukan di Pelabuhan Sunda Kelapa

7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo DoeloeInstagram.com/pratamagy

Dari puncak menara, pengunjung bisa melihat hiruk pikuk Pelabuhan Sunda Kelapa. Pengunjung bisa menaiki tangga menara, menelusuri ruangan-ruangannya, serta mencapai puncak dan memandang kapal-kapal di pelabuhan yang terletak di Jakarta Utara ini.

7. Pengunjung bisa melihat benda-benda bersejarah zaman dulu

7 Fakta Menara Miring, Nol Kilometer Jakarta Tempo DoeloeInstagram.com/vivimahman

Menara Syahbandar kini dimanfaatkan sebagai wisata bahari. Gedung yang terdiri dari tiga lantai ini berisikan benda-benda bersejarah zaman Belanda contohnya lampu suar kristal, lensa Fresnel atau lensa utama mercusuar, teropong, dan alat-alat maritim lainnya.


 

Pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp5.000 per orang dewasa, Rp3.000 per mahasiswa, dan Rp2.000 per anak kecil.


 

Namun, berhati-hatilah ketika menaiki tangga sebab Menara Syahbandar juga dikenal sebagai menara goyang akibat lalu lalang truk-truk besar.


 

Nah, sekarang sudah tahu kan titik nol kilometer Jakarta tempo dulu? Kamu sudah pernah ke sana, belum?

Baca Juga: Tak Lekang Waktu, 5 Pasar di Jakarta Ini Sudah Ada Sejak Zaman Belanda

Defrina Sukma Photo Verified Writer Defrina Sukma

masih malu-malu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya