Rekomendasi 5 Wisata Horor Jakarta, Kamu Berani?

Museum Taman Prasasti Dari Patung Hingga Nissan Kuno

Paul De Chievo

Museum Taman Prasasti yang dulu umum dikenal dengan pemakaman umum yang bernama Kebon Jahe Kober, setelah kemudian pada tahun 1977 pemakaman Kebon Jahe Kober beralih fungsi menjadi Museum Taman Prasasti yang diantaranya di dalamnya menyimpan banyak nisan kuno dari zaman hindia belanda. Dimana orang yang berada di museum sering dibuat merinding bulu kuduknya saat memasuki halaman Museum ini.

Suasananya yang sepi ditambah banyaknya patung yang menyerupai malaikat dengan nisan kuno disekitarnya menambah suasana menjadi menyeramkan. dan hal ini membuat sebagian orang yang masuk ke museum ini merasakan keberadaan lain dari penghuni di Museum Ini.

Museum Wayang Tempat Bersemayam Gubernur Hindia Belanda

Museum Jakarta

Museum Wayang yang letaknya di Kota Tua, Jakarta Barat ini dulunya adalah sebuah gereja bernama De Oude Hollandsche Kerk. Seperti diketahui di museum ini terdapat makam dari Gubernur Jendral Hindia Belanda ke 4 yang memerintahkan untuk dipindahkannya pusat pemerintahan ibukota dari Banten ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen nama dari Gubernur Hindia Belanda tersebut yang makamnya berada di dalam Museum Wayang, tidak ada catatan pasti apakah Jan dimakamkan di tempat tersebut namun prasasti nisan besar bertuliskan nama Jan masih terpampang di tembok Musem Wayang.

Lubang Buaya, Jeritan Suara Pembantaian Jendral

amadeapradipta

Kalau kamu merasa punya nyali di malam hari, Lubang Buaya mungkin jadi tempat paling menguji adrenalin. Lubang Buaya punya suasana sepi hingga bau anyir darah. Masih ingat, dong kalau Lubang Buaya yang terkenal konon menjadi tempat pembantaian para Jendral besar yang jenazahnya dibuang kedalam lubang sehingga disebut Lubang Buaya. Konon kabarnya terlebih pada malam hari timbul suara jeritan kesakitan yang terdengar dari dalam Lubang Buaya. Jika sudah malam suasana di wisata ini akan sepi bahkan orang enggan untuk melintas.

Toko Merah, Saksi Bisu Pembantaian Etnis Tionghoa

wartawanita.com

Toko Merah keberadaannya tidak diketahui namun bangunannya terlihat mencolok dibanding yang lain. Toko Merah yang terletak di Kota Tua Jakarta merupakan rumah dari petinggi VOC yang juga pencetus dari pembunuhan orang - orang cina yang ada di Batavia. Pada sekitar tahun 1851 bangunan yang di dominasi warna merah ini menjadi toko yang diisi warga Tionghoa untuk berjualan sesuai dengan nama toko tersebut konsep dari bangunan ini sendiri bercirikan warna merah, warna khas warga Tionghoa.

Toko merah menjadi saksi bagaimana pembantaian seluruh etnis Cina dan penyiksaan gadis dilakukan pada era masa pemerintahan kolonial Belanda. Yang membuat tempat ini sedikit menjadi horor karena sering timbulnya jeritan suara tangis yang kemungkinan timbul dari masa penyiksaan yang terjadi dahulu, juga terdengar suara langkah kaki dari prajurit - prajurit yang lebih membuat bulu kudung merinding adalah timbulnya suara wanita dari bangunan ini.