Mirip Kelenteng, Ini 5 Hal Menarik tentang Masjid Cheng Hoo Surabaya

Desain uniknya berasal dari perkawinan 2 budaya

Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya atau masjid yang akrab dikenal Masjid Cheng Hoo merupakan masjid yang unik karena bentuk bangunannya "lahir" dari akulturasi budaya Tionghoa dan Islam. Alhasil, bentuk masjid ini dengan kelenteng.

Masjid Muhammad Cheng Hoo sebenarnya tak hanya berada di Surabaya, namun juga ada di beberapa tempat.  Namun kali ini yang akan dibahas adalah Masjid Muhammad Cheng Hoo Surabaya. Berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai masjid ini.

1. Latar belakang mengenai nama masjid

Mirip Kelenteng, Ini 5 Hal Menarik tentang Masjid Cheng Hoo Surabayasimas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/154/

Dihimpun dari berbagai sumber, bahwa penamaan masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Hoo, seorang laksamana berkebangsaan Tionghoa yang memilih Islam sebagai agamanya. Penghormatan ini tidak lain karena kontribusinya menyebarkan Islam di satuan bentuk geografis yang kemudian dikenal dengan nama Indonesia sambil berdagang.

Lebih lanjut berdasarkan informasi dari laman "Sistem Informasi Masjid" yang dikelola oleh Kemenag, Cheng Hoo (Admiral Zhang Hee) mendarat di pantai Simongan, Semarang, pada tahun 1410 dan 1416 M bersama armada yang dipimpinnya langsung.

2. Mengenal sang arsitek Masjid Cheng Hoo

Mirip Kelenteng, Ini 5 Hal Menarik tentang Masjid Cheng Hoo Surabayasimas.kemenag.go.id

Diketahui bahwa arsitek masjid ini adalah Ir. Abdul Aziz dari Bojonegoro. Desain yang ia buat diduga kuat terilhami dari salah satu masjid yang ada di Beijing yang kemudian dipadukan dengan budaya setempat dan budaya Islam itu sendiri.

Baca Juga: 5 Kecantikan Masjid Putra, Wisata Religi di Malaysia Wajib Dikunjungi

3. Peresmian Masjid Cheng Hoo

Mirip Kelenteng, Ini 5 Hal Menarik tentang Masjid Cheng Hoo Surabayasimas.kemenag.go.id

Dilansir dari Kajian Makna Budaya dalam Arsitektur: Masjid Cheng Hoo Surabaya (Indah Rahmawati, dkk., 2011: np) diketahui bahwa pembangunan masjid ini diawali dengan peletakkan batu pertama 15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw.

Pada tanggal 13 Oktober 2002 proses pembangunan selesai dan masjid sudah dapat digunakan untuk beribadah. Kemudian pada tanggal 28 Mei 2003 diresmikan Masjid dengan arsitektur Tiongkok ini oleh Menteri Agama Bapak Prof.Dr.Said Agil Husin Al Munawar.

4. Desain menyerupai kelenteng

Mirip Kelenteng, Ini 5 Hal Menarik tentang Masjid Cheng Hoo Surabayasimas.kemenag.go.id

Sebagaimana yang disinggung sebelumnya dan terlihat dari potret bangunannya, bahwa masjid ini mirip sebuah kelenteng yang merupakan perwujudan akulturasi budaya setempat yaitu Islam dan Tionghoa itu sendiri. Menarik sekaligus indah, bukan?

5. Arsitektur Masjid Cheng Hoo

Mirip Kelenteng, Ini 5 Hal Menarik tentang Masjid Cheng Hoo Surabayachenghoo.co

Arsitektur masjid yang menyerupai kelenteng yang berlokasi di Surabaya ini diduga kuat terilhami Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing yang dibangun pada tahun 996 M. Masjid yang didominasi warna merah ini, sebagaimana kelenteng, memiliki delapan sisi yang melambangkan Pat Kwa (keberuntungan atau kejayaan dalam bahasa Tiongkok).

Selain bentuknya yang sarat makna, begitu pun luas bangunan utama bangunan ini yang memiliki luas 11x 9 meter persegi, yang mana angka sebelas (11) dimaknai sebagai ukuran ka'bah saat baru dibangun dan  angka sembilan (9) melambangkan jumlah Wali Songo.

Lalu, gaya Niu Jie tampak pada bagian puncak, atap utama, dan mahkota masjid. Kemudian, pintu masuk masjid ini menyerupai sebuah pagoda.

Bagaimana? Selain unik, bangunannya yang sarat makna membuat kamu semakin penasaran dan ingin mengunjungi masjid ini, kan?

Baca Juga: 5 Kota Ramah di Dunia bagi Muslim Traveler, Gak Susah Cari Masjid!

Hasib Photo Writer Hasib

Sulung kelahiran Kota Tangerang ketika mozaik reformasi sedang terus disusun, pada penguhujung '96. Berharap deret-deret tulisan memperpanjang usia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya